Part 2

64K 4.3K 262
                                    

Vote+komen y,
Ingat Jan lupa tinggalin jejak kalian😙

Happy reading 👣


KRINGGGGG!!

Bel istirahat berbunyi, seluruh siswa-siswi berhamburan keluar kelas.

"Kantin kuy," ajak Thalia pada kedua temannya.

"Yuk, eh Vio Lo mau ikut gak?" tanya Adel ke Vio.

"Boleh." jawab Vio dengan senang hati menerima ajakan Thalia dan Adel temannya.

Mereka bertiga keluar dari kelas dan berjalan ke kantin. Semua mata memandang mereka. Adel dan Thalia saja sudah membuat para laki-laki berdecak kagum, sedangkan para perempuan melihat mereka dengan tatapan iri karena tak bisa menandingi mereka. Lah ini ditambah lagi dengan Vio yang memiliki paras di atas rata-rata.

"Harus banget ya kita diliatin gitu?" tanya Vio risih.

"Lo kan cantiq, semox, tinggi, putih, mulus, beuhh pasti pada seneng lah, apalagi lu berteman sama kita yang cantik gini. Gimana gak diliatin coba?" kata Thalia dengan percaya diri.

Satu hal yang kalian harus ketahui tentang Thalia, dia gadis yang mempunyai sifat kepercayaan diri yang tinggi, judes kalo digodain sama cowok, kang halu juga. Eakk kek author ni:v

"Yah, kantin rame banget!" ucap Adel kesal.

"Ya iyalah rame!! Sepi noh kuburann!! Punya temen kok bego banget." balas Thalia sewot.

"Nah, tu ada meja kosong." ucap Adel seraya menunjuk meja yang belum terisi.

" Yodah yuk, kesana gue laper banget." Thalia menggandeng tangan Adel dan Vio.

"Lo mau pesen apa Thal?" tanya Adel.

"Gue mie ayam pedes sama es jeruk." balas Thalia yang diangguki Adel.

"Kalo lo, Vio?"

"Samain aja." balas Vio tersenyum simpul.

Ngomong-ngomong soal Angkasa, di meja paling pojok, Vio melihat cowok itu tertawa lepas tanpa beban. Berbeda sekali dengan Angkasa yang ia lihat dengan wajah datar dan dinginnya.

Thalia mengikuti arah pandang Vio, "liatin siapa Lo? Liatin Angkasa ya?"

Vio terkekeh garing " Hah? Liatin dia? Gaklah.
Males banget muka datar kek gitu."

"Dah lah ngaku aja kali, gak bakal bocor juga." goda Thalia sambil menoel dagu Vio.

"Najisun!! Liatin kulkas berjalan gitu. Eww!!"

"Kenapa si kayaknya lu sensi banget sama Angkasa? Ada masalah apa Lo sama Angkasa?"

Vio mengangguk ringan, "Tadi pagi, gua gk sengaja nabrak dia, terus malah marah-marah kaga nolongin juga langsung nyelonong aja!!" gerutu Vio dengan wajah kesalnya. Sedangkan Thalia malah tertawa mendengar cerita Vio.

"Awas lho, ntar suka. Walaupun Angkasa orangnya kek gitu, tapi banyak lho yang ngejar-ngejar Angkasa. Nanti kemakan omongan sendiri lagi. Angkasa juga ganteng kok."

Vio memutar bola matanya jengah.

"Ihh, amit-amit dahh." Ucap Vio sambil mengetuk-ngetuk kepalanya lalu beralih ke meja. You know lah.

****


Selepas pulang sekolah, Vio langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur yang empuk yang nyaman. Bahkan Vio belum melepas seragam sekolahnya.

Vio memejamkan matanya, tangan direntangkan, menikmati hembusan angin yang berasal dari jendela kamarnya membuat dirinya ingin terlelap.

Vio pun terlelap hingga memasuki alam bawah sadarnya.

Angkasa (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang