Welcome back guys👋
Siap Vote?
Dan jangan lupa taburkan dengan bacotan kalian, hahaha
Happy reading 👣
Sanjaya menenangkan Vio dengan mengelus-elus rambut putrinya, tak berselang lama Vio sudah tenang bahkan ia sudah menuju alam mimpinya.
"Sekarang ada yang bisa menjelaskan, kenapa Vio bisa kaya gitu?" Tanya Sanjaya lalu memandangi satu persatu wajah teman-teman Vio.
Mereka semua bungkam, antara takut dan juga bingung menjelaskan dari mana dahulu. Lalu Angkasa menjawab pertanyaan om Sanjaya dengan tenang.
"Angkasa gak terlalu tau om, temen Angkasa pas lagi lewat gudang tiba-tiba denger suara cewek lagi nangis terus pas di liat eh ternyata Vio dengan kondisi yang sudah seperti itu, " jawab Angkasa seadanya.
"Siapa yang melakukannya?"
"Sherryl beserta kedua temannya, om."
"Terus Sherryl sudah dilaporkan?"
"Sudah om, pihak sekolah menyatakan bahwa Sherryl beserta kedua temannya di Do dari sekolah, " balas Angkasa.
"Baiklah, sekarang kalian harus pulang, " ucap Sanjaya.
"Lahk ko pulang om?" Balas Arion.
"Sudah sore, kalian juga belum ganti seragam sekolah kalian."
"Tapi...." Arion hendak berbicara namun di potong terlebih dahulu oleh om Sanjaya.
"Tidak ada tapi-tapian, besok baru boleh jenguk lagi."
"Yah sudah om, kami pamit pulang, " ucap Angkasa berpamitan.
"Kami juga, om, " timpal Adel dan Thalia.
Om Sanjaya menganggukkan kepalanya, lalu mereka keluar dari ruang rawat Vio.
Maafkan papa nak, papa gagal menjaga mu. Batin Sanjaya.
****
Kai memijat keningnya yang terasa pusing."Pulang dan istirahat lah di rumah, " ucap Sanjaya Kepada putranya.
"Tapi, pa...."
"Pulang dan istirahat lah, " Sanjaya mengucapkannya dengan tegas.
Kai menghembuskan napasnya pasrah, "Iya, Faro pulang."
Kai beranjak dari duduknya lalu keluar dari ruangan. Tubuh Kai rasanya begitu lelah hampir 24 jam Kai menemani Vio.
Sementara itu, Sanjaya yang sedang duduk disebelah ranjang Vio menarik napas saat putranya beranjak pergi.
"Cepatlah sembuh, sayang." Ucap Sanjaya lirih lalu mengecup kening putrinya.
Sanjaya menaruh kepalanya ditepi ranjang Vio lalu ia memejamkan matanya. Saat Sanjaya sudah terlelap dalam tidurnya, perlahan mata Vio mengerjab lalu terbuka sepenuhnya.
Pandangan Vio terarah di sampingnya, ia menatap sayu pada Sanjaya yang tertidur dalam keadaan duduk. Posisi yang duduk dengan kepalanya yang berada di sisi ranjang satu tangannya ia gunakan sebagai bantal.
Gue harus pura-pura kalo gue selalu baik-baik aja! Gue gak mau membebani mereka. Batin Vio.
"Papa..." Lirih Vio begitu pelan karena ia takut suaranya membangunkan papanya.
"Maaf, Vio selalu merepotkan Papa. Maaf membuat Papa khawatir, " Vio menitikkan air matanya.
Suara isakan Vio semakin keras sehingga Sanjaya terbangun. Sanjaya menatap putri nya khawatir.
"Ada apa? Ada yang sakit?" Tanya Sanjaya "Vio takut? Atau kepala Vio sakit?" Lanjutnya.
"Papa akan panggilkan dokter, " Sanjaya berdiri dan siap beranjak pergi.
Vio menarik tangan Papanya, "Pa, Vio baik-baik aja."
"Tapi...."
"Temenin Vio, Pa please....."
Sanjaya menghembuskan napasnya lalu ia mengangguk, "Baiklah, tapi kalo ada keluhan bilang ke Papa."
****
Sanjaya dan Thya menghembuskan napas pelan, sedari tadi pagi Sampai siang ini mereka harus berdebat dengan putrinya yang keras kepala."Vio, gak mau tau! Pokoknya Vio mau pulang sore ini."
Sanjaya kembali menghembuskan napasnya, "Kamu belum sembuh total, sayang."
"Kalo udah bener-bener sembuh, baru Vio boleh pulang, " timpal Thya.
"Vio udah sembuh, " ucap Vio kekeh ingin pulang.
"Ma...."
"Pa...."
Thya melirik suaminya, "Iya-iya sore ini Vio boleh pulang. Tapi harus di periksa dulu, terus rajin minum obat!" Putus Sanjaya.
Sanjaya menyerah, ia tak dapat membantah putrinya yang keras kepala itu.
"Yeayy, itu baru Papa Vio."
Saking senangnya Vio memeluk Papanya. Tanpa Vio ketahui Sanjaya terpaksa mengiyakan permintaan Vio untuk pulang dari rumah sakit.
"Ekhem, mama gak di peluk juga?"
"Ututu...... Mamanya Vio pengen dipeluk juga, " Vio langsung memeluk Mama nya.
Vi melepaskan pelukannya tersebut, "Ma, Bang Kai mana?" Tanya Vio baru menyadari jika Abang nya tak ada.
"Abang lagi di rumah, beres-beres buat berangkat kembali ke Amsterdam."
"Yahh, papa juga?" Tanya Vio lesu.
Sanjaya menganggukkan kepalanya, "kenapa lesu kek gitu, hm?"
"Rumah sepi lagi dong, " Vio menurunkan pundaknya.
"Nanti kalo Abang kamu udah selesai kuliahnya, Papa sama Abang kamu bakal tetap di Indonesia."
Mata Vio langsung berbinar, "Wahh, yang bener Pa?"
"Iya, sayang."
"Nah sekarang, Vio harus diperiksa terlebih dahulu, " ucap Thya.
Thya lalu keluar untuk memanggil sang dokter.
Dokter memeriksa keadaan Vio.
"Gimana, dok? Vio udah gak apa-apa kan? Vio udah boleh pulang?"
Dokter tersebut memandang Sanjaya, melihat Sanjaya mengangguk membuat dokter tersebut menjawab 'iya'.
"Nah, karena kamu sore ini boleh pulang. Kamu harus istirahat dulu, " ucap sang dokter "lalu jangan lupa minum obatnya, " Lanjutnya lagi.
Vio mengiyakan ucapan sang dokter.
Lalu Vio mengambil obatnya di atas nakas dan Vio langsung meminum obatnya. Setelah beberapa saat kemudian Vio mulai mengantuk kemudian ia sudah terlelap.
~~~
Next???
See u
IG:@ditarchmdn_
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa (Proses Penerbitan)
Teen Fiction[Follow sebelum membaca!] Note: part masih lengkap. Angkasa Alexander Brawijaya Ini kisah Angkasa, cowok dingin the most wanted SMA Trisakti dan captain basket yang terkenal dengan ketampanannya, bertemu dengan cewek crewet dan juga ceroboh ia adal...