ANGKATIC mana suaranya?????
Siap ngeramein cerita Angkasa????
Spam komen sama vote dimulai.....
Happy reading 👣
"Siapapun bisa jadi penerang dalam kegelapan, dan siapapun bisa menjadi penerang dalam hidupmu. Termasuk aku!"
~Angkasa Alexander Brawijaya~
Angkasa masih memukuli samsak di depannya tanpa ampun, sementara hari semakin malam. Ia terus memukuli samsak tersebut seolah samsak tersebut adalah seseorang yang harus ia hancurkan sekarang.
Angkasa sedang melampiaskan emosinya yang memuncak. Sudah 2 jam yang lalu, Angkasa masih bergulat dengan samsak tinju nya tersebut. Membuat tubuh Angkasa penuh dengan keringat, jika para siswi SMA Trisakti melihatnya sekarang, mungkin mereka akan berteriak histeris. Karena ketampanan Angkasa akan bertambah dua kali lipat jika ia berkeringat.
Klepek-klepek dah:v
Angkasa sendiri ia tak tahu mengapa ia harus semarah ini, kenapa ia merasa tidak terima saat Vio hampir dilecehkan. Dan yang paling membuat Angkasa frustrasi ialah mengapa ia harus semarah ini? Padahal Vio hanyalah cewek ceroboh. Eh.... Tapi sekarang statusnya sudah menjadi kekasihnya, ralat status untuk tantangan lebih tepatnya.
"Anjing!!!" Umpat Angkasa.
Dengan napas terengah-engah, Angkasa duduk lalu menyambar botol minumannya. Ia meminumnya dengan rakus lalu membasuh wajahnya.
Arghh!!! Kenapa gue bisa care sama lo Vio?! Batin Angkasa.
****
Vio memasuki kelas saat mepet bel masuk, membuat ia dapat melihat kedatangan Angkasa. Cowok itu masih seperti biasa masih khas dengan sikap dinginnya, berjalan dengan acuh menuju tempat duduknya.Hari ini, Angkasa memakai hoodie putih dengan earphone yang menyantel di kedua telinganya, hal tersebut menjadi perhatian murid XI-2 IPA.
Adel menyenggol lengan Vio, "Vi, Liat noh pacar lo. Ganteng banget, gilak!" Bisik Adel.
"Inget y, gue bukan pacarnya Angkasa!!!" Balas Vio geram.
"Ish, tapi kan udah jadi pacar tantan- " ucapan Adel terpotong ketika Bu Santi masuk.
Bu Santi masuk di jam pelajaran pertama, mengubah suasana kelas menjadi senyap seketika.
"Okeh anak-anak, buka halaman yang kemarin. Lalu kerjakan." Perintah Bu Santi.
"Iya, Bu!!!" Balas semua murid dengan serentak, lalu mereka membuka buku.
Bu Santi mengamati satu persatu muridnya, lalu pandangan Bu Santi mengarah ke Angkasa and the geng.
"Itu, tumben Angkasa sama teman-temannya gak bolos? Dapet hidayah?" Ucap Bu Santi sambil tertawa kecil.
Angkasa hanya acuh, ia memilih diam.
"Yaelah Bu, masuk salah gak masuk salah! Mau ibu apa sih? Lama-lama saya jadiin pacar juga dah." Balas Reymond seenaknya.
"Kalo kamu serba salah, Reymond! Kalo kamu pintar kaya Angkasa mah gak apa-apa, mau tidur apa jungkir balik yang penting dia paham sama materi pelajaran. Lahk kamu? Masuk kelas aja gak paham apalagi gak masuk kelas? Ketemu pelajaran ntar kaya orang linglung lagi!" Balas Bu Santi panjang lebar.
"Mending saya kan Bu." Timpal Arion dengan pedenya.
"Mending apaan, kamu sama Arion tuh sebelas dua belas tauk!"
"Bwahahhaha!!" Tawa semua murid
Arion hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Udah-udah, lanjutin tugas kalian!" Ucap Sang guru, membuat semua murid diam seketika.
****
Kringgg!Bel istirahat telah berbunyi.
"Oke anak-anak, kita akhiri pembelajaran ini. Kalian boleh istirahat." Ucap Bu Santi sambil membereskan buku-bukunya, lalu ia melenggang pergi meninggalkan kelas.
"Yuk, Vi kantin." Ucap Adel.
"Bentar, gue mau beresin buku gue dulu." Balas Vio sambil memasukkan bukunya kedalam tas.
"Udah belum, Vi?"
"Udah, Adel..... Gak sabaran banget si." Vio mencubit pipi Adel.
"Hehe... Gue laper banget soalnya." Adel cengengesan.
"Thal, yuk lah gass!" Ajak Adel.
"Hmm, " Balas Thalia singkat.
"Tumben gak judes Thal?" Ucap Vio heran.
"Lagi PNS mungkin?" Celetuk Adel.
Thalia menatap Adel dengan tatapan horor, "PMS bego!!! P-M-S!!!!! Bukan PNS! Gue tendang baru tau lo, gue lagi sariawan njer. Gak usah bikin gue naik darah!!"
"Hehe... Ya mangap, "ucap Adel cengengesan.
"Maaf, Del!! Bukan mangap." Koreksi Vio.
Thalia langsung melenggang pergi, ia malas harus berurusan dengan Adel yang membuatnya naik darah terus. Sabar Thal, orang sabar hidungnya lebar. Eh... Maksudnya disayang Tuhan.
"Eh, Thal!! Tungguin." Teriak Adel lalu menyusul Thalia.
Vio hanya geleng-geleng melihat tingkah laku kedua temanya, lalu ia menyusul mereka berdua.
Kini Vio dan kedua temannya sudah berada di kantin. Suasana kantin cukup ramai, sehingga para pedagang kantin dipenuhi oleh siswa-siswi.
"Rame bener dah, gue males ngantri!!" Ucap Vio.
"Ho'oh, hmm.... gimana kalo makan di depan sekolah aja? Enak juga kok." Saran Adel.
"Boleh tuh!!" Balas Vio setuju "Lo Thal? Setuju nggak?" Lanjutnya bertanya kepada Thalia.
"Hmm." Thalia berdehem sebagai jawaban.
"Let's go!!!!!" Seru Adel bersemangat.
Saat tengah berada di koridor, Vio bercanda ria dengan temannya ia berlari-lari. Dan saat ditikungan koridor, tiba-tiba.....
BRUKK!!
~~~
Terimakasih buat para ANGKATIC 🤗
Love you all💋
See u
IG:@ditarchmdn_
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa (Proses Penerbitan)
Fiksi Remaja[Follow sebelum membaca!] Note: part masih lengkap. Angkasa Alexander Brawijaya Ini kisah Angkasa, cowok dingin the most wanted SMA Trisakti dan captain basket yang terkenal dengan ketampanannya, bertemu dengan cewek crewet dan juga ceroboh ia adal...