Ada yang nungguin cerita Angkasa???
Semoga ada:)Happy reading 👣
Pagi-pagi Vio sudah bangun bahkan ia sudah mandi dan rapi, ia segera menuju ke kamar Angkasa dan kawan-kawan. Vio nampak ragu-ragu ingin mengetuk pintunya, ia memilin ujung bajunya karena takut Angkasa tidak memaafkan atas kesalahpahaman tadi malam."Angkasa maafin gue gak y? Nanti kalo gak dimaafin gimana? Arghh, Arkan sialan. Huftt.... tarik napas, buang.... usaha dulu!" Vio menyemangati dirinya sendiri.
Saat hendak mengetuk pintunya, tiba-tiba pintu terbuka terlihat Arion yang kaget kita melihat dirinya.
"Degem, bikin kaget aja!" ucap Arion mengusap dadanya.
"Ehm, anu.... "
"Anu apa?"
"Ehmm, Angkasa nya mana?" tanya Vio.
Arion mengerutkan keningnya, "lah, emang Lo gak tau?"
Vio menggeleng tak mengerti, "gak tau apa?" tanyanya heran.
"Angkasa kan udah balik ke Jakarta, katanya ada urusan mendadak. Emang Lo gak dikasih tau?" Arion bertanya balik.
"Atau jangan-jangan Lo lagi berantem?" selidik Arion.
Vio menggelengkan kepalanya, "eh enggak kok, oh iya Angkasa kan tadi malam ngechat gue hehe, " balas Vio berbohong menutupi fakta sebenarnya. Bahkan Angkasa belum menghubunginya sama sekali.
"Masih muda udah pikun nih, " cibir Arion.
Vio hanya tersenyum kikuk, "Gue balik dulu y," ucap Vio yang dibalas anggukan oleh Arion.
Dengan perasaan kecewa, Vio melangkahkan kakinya menuju kamar. Ia tahu ia salah, tak bisakah bicara baik-baik? Dengarkan penjelasan dirinya terlebih dahulu, mengapa Angkasa malah balik ke Jakarta dan tidak memberi tahunya.
Se marah itukah Angkasa? Vio tahu jika dirinya salah, tapi setidaknya dengarkan penjelasannya terlebih dahulu.
Vio pun merebahkan tubuhnya di kasur, "seharusnya gue gak ngeladenin Arkan, seharusnya gue gak temuin Arkan, dan seharusnya gue gak mengiyakan permintaannya bodoh Arkan!!! Argh..... Vio! Lo bodoh!!!" maki Vio disertai buliran bening dari lolos dari mata Vio.
Vio menelungkup kan wajahnya di bantal, terdengar isakan tangisan. Semakin lama suara tersebut semakin kencang, membuat Thalia dan Adel yang sedang tidur pun terbangun karena mendengar suara tangisan.
"Eh, Vio nangis?" tanya Adel menatap Thalia.
"Mana gue tau! Gue kan tidur bareng lo tadi, Zaenab!" sungut Thalia.
"Ngegas mulu!"
Thalia memutar bola matanya malas, "Vi? Lo nangis?" tanya Thalia.
Adel mengguncangkan tubuh Vio, "Vi?? Are you okay? "
"Gue gak apa-apa, " balas Vio sesenggukan.
"Lah Lo nangis kenapa?" tanya Adel kepo.
"Tadi gue baca wattpad yang sedih banget, jadinya nangis deh, " alibi Vio.
Thalia menatap Vio intens, "bohong y Lo?" selidik Thalia.
"Gak percaya ya udah, " ucap Vio lalu menuju kamar mandi.
Thalia dan Adel saling melempar tatapan heran, "percaya gak Lo, Thal?" tanya Adel.
"Masih ragu, gue."
"Mencurigakan, " gumam Adel lirih.
****
Vio sedang mengemasi barang-barangnya rencananya ia akan balik ke Jakarta nanti sore, sebenarnya baliknya itu lusa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa (Proses Penerbitan)
Teen Fiction[Follow sebelum membaca!] Note: part masih lengkap. Angkasa Alexander Brawijaya Ini kisah Angkasa, cowok dingin the most wanted SMA Trisakti dan captain basket yang terkenal dengan ketampanannya, bertemu dengan cewek crewet dan juga ceroboh ia adal...