Part 47

22.2K 1.6K 65
                                    

Budayakan Vote sebelum atau membaca!
Dan sebarin cerita ini dengan bacotan kalian><

Happy reading 👣


Kembali pada pukul16.00 WIB

Prosperous cafe, kini sangat ramai oleh pengunjung yang di dominan para remaja. Ada yang bekerja kelompok bersama temannya ataupun sekedar nongkrong.

Di ujung meja sana, tampak seorang gadis yang sedang menunggu seseorang. Sekitar lima menit, datanglah sosok lelaki yang menghampiri gadis tersebut.

"Lo telat tiga menit!" desis gadis tersebut.

"Sherryl?!" tampaknya lelaki tersebut heran.

"Hmm, tinggal nunggu seseorang lagi, " ucap Sherryl sambil memainkan ponselnya.

Juan menaikan salah satu alisnya, "siapa?" tanyanya.

"Ntar juga tau, satu sekolah sama kita."

Yah... Juan dan Sherryl satu sekolah di SMA Adijaya. Entah kebetulan atau apa, mereka bisa satu sekolah.

"Btw, mau bikin rencana apa si?" tanya Juan.

"Ckk, nanti gue jelasin."

"Sorry, telat." Ucap sosok lelaki yang baru sampai.

"Hmm, " balas Sherryl.

"Jadi, Arkan?" tanya Juan.

Yup, orang tersebut Arkan. Masih inget sama Arkan? Itulah yang tanding basket sama Angkasa, biar jelas mantannya Vio. Ingat gak?

"So, to the point?" tanya Arkan tidak mau basa-basi.

"Jadi, gini...... "

Sherryl menjelaskan rencana-rencana untuk menghancurkan seseorang yang ia benci, ia menjelaskan secara rinci.

Setelah di rasa sudah cukup jelas apa yang disampaikan oleh Sherryl, kini Arkan dan Reza tinggal tunggu waktu mainnya.

Sudah Sherryl katakan, rencana ini akan ada kepuasan tersendiri bagi mereka masing-masing.

****


Malam ini merupakan malam yang di tunggu-tunggu bagi mereka yang memiliki pasangan, sedangkan bagi kaum jomblo malam ini merupakan malam buruk. Kaum jomblo berdoa agar hujan lebat segera datang, membuat para pasangan akan bubar.

Tapi malam ini sangat cerah, tidak mendung ataupun tanda-tanda hujan akan datang.

Vio sedang bersiap-siap untuk melaksanakan malam mingguan, tiba-tiba Angkasa datang kerumahnya untuk mengajak dirinya keluar. Huft..... kenapa gak ngirim pesan? Kan jadinya gak bisa tampil perfect menurut Vio.

"Yuk, Sa!" ajak Vio yang tampak memukau bagi Angkasa.

"Kenapa ngelihatin terus? Aku jelek y?" tanya Vio.

Angkasa menggelengkan kepalanya, lalu tersenyum "cantik, sayang." ucap Angkasa dengan senyuman menggodanya.

Vio menabok lengan Angkasa, "ih, apaan si!" ucap Vio malu-malu.

"Ya udah yuk, nanti kemalaman." Angkasa menyodorkan helmnya pada Vio.

Vio pun memakai helm tersebut, dan naik keatas motor Angkasa.

Angkasa mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, sesekali mereka membahas hal-hal kecil untuk membangun suasana.

Kini mereka telah sampai di salah satu taman kota yang setiap harinya selalu ramai, apalagi malam minggu seperti ini ramainya luar biasa.

"Mau makan? Atau duduk-duduk di taman sambil makan ice cream? " tanya Angkasa.

"Hmm, " Vio mengetuk-ngetukkan jarinya di dagu, layaknya sedang berpikir.

"Makan aja, deh. Laper.... " ucap Vio seraya mengerucutkan bibirnya.

Angkasa terkekeh lalu ia merangkul Vio menuju stand makanan.

"Mau makan apa?" tanya Angkasa.

"Seterah, "

"Bakso?"

"Gak ah, pengen yang lain."

"Mie ayam?"

"Bosen."

"Nasi padang?"

"Bikin gendut."

Angkasa menatap Vio jengah, "mau nya apa sih?" tanya Angkasa berusaha sabar.

"Aku bilang seterah, ya seterah!! Kamu jadi cowok gak peka banget si!"

Astaghfirullah! Untung pacar, kalo gak udah gue depak!

Angkasa menghembuskan napasnya, "oke, makan sate! Kalo nolak lagi, kita pulang!" ancam Angkasa lalu melenggang pergi menuju pedagang sate.

"Ihhh, kok dia yang marah! Seharusnya kan aku!" ucap Vio lalu ia menyusul Angkasa dengan wajah masam.

Angkasa memesan dua porsi sate ayam dengan lontong, ia memilih duduk di lesehan sambil membuka ponselnya.

Vio datang dengan wajah masamnya, lalu ia meletakkan tasnya dengan kasar.

Angkasa pun mendongak, "kenapa?" tanya Angkasa seperti tak bersalah.

"Au ah!" balas Vio jutek.

"Gara-gara aku ninggalin kamu?" tanya Angkasa memastikan.

"Tuh tauk, pake nanya!" ketus Vio.

Angkasa menghembuskan napasnya, ia harus ekstra sabar menghadapi spesies yang bernama cewe.

"Ya udah maafin aku y?"

"Hmm, "

"Yang ikhlas dong, "

"Iya!!"

Angkasa menoel-noel pipi Vio, "utututu.... ngambek ni ceritanya." ledek Angkasa.

Vio menepis tangan Angkasa, "paan si!"

"Permisi, " pedagang sate tersebut meletakkan pesanan Angkasa "silakan dinikmati, " lanjutnya lalu pergi meninggalkan Angkasa dan Vio.

"Udah jangan ngambek lagi. Makan tuh satenya, " titah Angkasa.

"Iya, "

"Senyum dong, " ujar Angkasa.

Vio pun tersenyum paksa, "nih udah, "

"Ckk, " Angkasa menarik kedua pipi Vio hingga menjadi senyuman "nah, gini!" lanjutnya.

"Ya udah ayok makan, "

"Udah dimaafin kan?"

"Udah, "

"Pake sayang dong, "

"Ckk, bawel! Udah, sayang...."

Angkasa terkekeh, "good girl! "

Angkasa memakan sate miliknya diikuti oleh Vio, sesekali mereka memberikan lelucon masing-masing walaupun Angkasa terlihat kaku.

Seseorang menatap mereka dengan tatapan memancarkan kebencian, lalu ia menampilkan seringainya.

Lo boleh bahagia hari ini, tapi liat nanti! Gue pastiin lo bakal hancur.  Batin seseorang tersebut.

~~~

Next???

Vote+komen

See u

IG:@ditarchmdn_

Angkasa (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang