Setahun kemudian.......Seorang pria yang terlihat berwibawa dengan stelan jas formal yang ia kenakan, tengah berjongkok di dekat sebuah gundukan tanah. Ia meletakkan bucket bunga mawar putih di atasnya.
Pria tersebut mengusap nisan seraya menahan air matanya, "hai kesayangan gue," ucapnya tersenyum kecut.
Kaifaro Dewa, ia menatap sendu nisan yang dihadapannya. Setelah sekian lama akhirnya ia dapat mengunjungi makam ini lagi. Mungkin ini kunjungan yang ketiga kalinya.
"Maafin gue... " ucapnya lirih seraya mengingat kilasan masa lalu antara mereka berdua.
Kai menghembuskan napasnya, "semoga Lo tenang di sana.... gue selalu doain Lo yang terbaik."
Wanita yang disampingnya mengelus punggung Kai, ia tersenyum tipis memberi kekuatan kepada lelaki disampingnya.
"Lima bulan yang lalu, gue udah nikah lohh.... sayang gak ada Lo, jadi gue gak bisa bikin Lo bete deh." ucap Kai terkekeh.
"Gue pamit pulang y? Nanti gue usahain biar sering-sering main kesini." Kai mengusap-usap nisan yang bertuliskan Sherryl Laudrick. Wanita yang dulu pernah mengisi kekosongan hatinya. Yup, Sherryl merupakan masa lalu Kai. Sherryl meninggal akibat ia depresi lalu bunuh diri didalam penjara. Kai sudah tahu bahwa Sherryl yang mencelakakan Papanya serta adeknya.
Kai langsung menarik tangan perempuan yang disampingnya, kemudian mereka berjalan beriringan keluar dari area pemakaman ini.
"Mau pulang atau kemana dulu?" tanya Kai saat mereka sudah berada didalam mobil.
"Mau kerumah Angkasa aja bang! Bentar lagi kan Vio mau nikah, jadi puas-puasin deh masa pacarannya." balas Vio menampilkan deretan giginya yang rata.
"Iya deh iya, yang bentar lagi mau jadi istri orang mah beda," cibir Kai "emang gak mau jalan-jalan sama abang, hmm?" tanyanya.
"Istrinya lagi hamil bukannya dimanjain malah kelayapan, kasian kak Kinan dapet suami modelan kek Abang!" cibir Vio.
Kinan Halwa Meira, merupakan istri Kai yang ia nikahi lima bulan lalu. Kini Kinan sedang mengandung dan usia kandungannya masih berumur dua bulan.
Kai hanya memutar bola matanya malas lalu melajukan mobilnya menuju rumah adek iparnya yang dingin tersebut. Ia heran, mengapa ada manusia modelan kek Angkasa yang cueknya nauzubillah. Kadang adek iparnya tersebut suka ngomong sepatah dua patah kata doang, emang dikata lagi SMS kali ya?
****
Vio sudah berada di rumah kekasihnya yang sebentar lagi akan menjadi suaminya. Ia berjalan riang menuju rumah Angkasa, ia melihat Angkasa sedang duduk di taman belakang rumahnya sambil memainkan game di ponselnya.
Vio pun mengalungkan tangannya di leher Angkasa dari belakang.
"Hai," sapa Vio tersenyum lalu duduk disamping Angkasa.
Angkasa meletakkan ponselnya "tumben kesini, hmm?" tanya Angkasa.
"Emang kenapa? Gak boleh!" tuding Vio sambil bersedekap dada.
Angkasa terkekeh lalu merangkul Vio, "dih sensi." cibir Angkasa lalu mengecup kening Vio.
Vio gemas dengan tingkah laki-lakinya tersebut, sifatnya sering kali berubah-ubah tapi membuat Vio semakin suka. Terkadang romantis, kadang-kadang kayak es, bahkan ia bisa menjadi posesif.
Lama mereka terdiam, sampai Vio manik mata Vio melihat sebuah cincin yang berada di jari manisnya. Cincin tersebut merupakan cincin pertunangan Vio dan Angkasa. Bahkan ia tak sabar memakai cincin saat pernikahan mereka nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa (Proses Penerbitan)
أدب المراهقين[Follow sebelum membaca!] Note: part masih lengkap. Angkasa Alexander Brawijaya Ini kisah Angkasa, cowok dingin the most wanted SMA Trisakti dan captain basket yang terkenal dengan ketampanannya, bertemu dengan cewek crewet dan juga ceroboh ia adal...