Part 22

27.3K 2K 15
                                    

Hayy gimana kabar kalian??
Semoga baik-baik aja ya^^

Mau ngingetin jangan lupa votmennya:"

Happy reading 👣


Vio berjalan menuju tempat Angkasa, rencananya ia ingin mengembalikan jaket yang ia bawa.

Tapi kali ini berbeda, biasanya tempat Angkasa duduk cuma ada Reymond dan Arion. Tapi kali ini ada Sherryl yang sedang bergelayutan manja, dan Angkasa hanya tampak biasa.

Bodo amatlah, mau pacarnya kek atau apanya. Yang penting gue harus balikin jaketnya! Batinnya dalam hati.

Vio berjalan mendekat, ia merasa semua mata memandang ke arahnya, termasuk pandangan Sherryl yang memandangnya sinis.

"Eh, ada degem," cengir Reymond "Mau nyamperin bwang Angkasa y?" Lanjutnya.

"Sini sama kita aja Vi, jangan ke Angkasa," ajak Arion "Ada setan soalnya!" Liriknya ke arah Sherryl.

Vio menggigit bibir bawahnya, "ehm, gue mau balikin jaket doang." Vio meneguk ludahnya saat Angkasa menatapnya dingin.

"Coba gue liat jaketnya." Ucap Arion.

Vio menunjukkan jaket yang Angkasa pinjamkan padanya, "Nih, emang kenapa?" Tanya Vio heran.

Arion melotot tidak percaya, "Wahh, Lo hebat Vi!" Ucap Arion tidak menyangka.

Vio mengernyit heran, hebat apa?

"Lo tau gak? Ini tuh jaket kesayangannya Angkasa!!! Gak boleh dipinjem siapapun termasuk gue sama Reymond!" Ujar Arion kembali, menyenggol lengan Reymond dengan heboh.

"Betul tuh Vi! Lo cewek pertama kali loh, yang Angkasa pinjemin jaketnya, kesayangannya lagi." Timpal Reymond.

Sherryl langsung merampas jaket tersebut, "Gak mungkin Angkasa mau minjemin, ohh.... Atau jangan-jangan.....lo disuruh nyuciin kali, bener kan honey?" Sherryl melirik Angkasa yang tidak bergeming sama sekali.

"Kalo ngomong sekate-kate lo!! Dasar syaiton!" Bukan Vio yang menjawab melainkan Reymond.

"Mulutnya tajem bener, lo ngasah mulut Lo dimana?!" Timpal Arion tak kalah sinis.

Vio menatap Angkasa, tetapi cowok tersebut hanya diam. Menerima jaketnya lalu dislampirkan di bangku.

Vio mendengus kesal, ia benci harga dirinya telah jatuh! Oleh cewek yang sedang bergelayutan manja pada Angkasa.

Tanpa Vio tau, perasaan sakit  yang ia rasakan adalah saat Angkasa mengabaikan dirinya.

"Thanks!" Ujar Vio tersenyum kecut, lalu pergi meninggalkan tempat tersebut, dengan perasaan sesak di dada.

****


Bel pulang telah berbunyi, siswa-siswi berhamburan keluar kelas untuk pulang.
Begitupun dengan Vio dan kedua temanya.

Dari gerbang, Vio sumringah melihat abangnya yang sudah datang.

"Eh, gue duluan ya, udah dateng tuh abang gue." Ucap Vio, menepuk pundak Thalia.

Thalia dan Adel pun ikut arah pandang Vio.

"Itu abang Lo yang tadi pagi Vi?" Ucap Thalia berbinar.

"Iya,"

"Ganteng banget gila!"

"Ho'oh, dari deket ganteng bangetttt...." Timpal Adel.

"Lebay Lo berdua!" Balas Vio memutar bola matanya malas.

"Ish, lo mah enak Vi!! Hidup dikelilingi para cogan!" Ucap Thalia.

"Iya tuh, pertama Angkasa, kedua Juan, dan ketiga abang Lo!! Jangan-jangan.... Lo pakger y?!" Tuduh Adel sembarangan.

"Fakgirl!!! Bukan pakger, Adel!" Koreksi Thalia greget.

"Nah eta maksudnya." Adel nyengir.

"Ihh mana ada, tergantung amal ibadah kali!! Makanya gue banyak dikelilingi cogan." Balas Vio bercanda.

Thalia menoyor kening Vio, "Ye bisa ae Maemunah!"

"Ya udah gue duluan y, dahhhh." Vio buru-buru ngacir sebelum Abangnya dikerubuti cewek-cewek ganjen.

"Lama amat lo, pendek!! Keburu lumutan nih gue.  Terus tuh ciwik-ciwik natap gue kek gitu!!" Dumel Kai kesal.

"Idih kek abang, ganteng aja!"

"Gue emang ganteng kali." Ucap Kai dengan pede nya.

****


Sudah 20 menit Vio chattingan dengan kedua temannya.

Vio menutup room chat grup, ia meletakkan ponselnya di atas nakas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Vio menutup room chat grup, ia meletakkan ponselnya di atas nakas. Vio langsung bergegas menuju kamar mandi. 15 menit berlalu, Vio sudah selesai mandi. Lalu ia beralih memakai pakaiannya.

Vio menuruni tangga satu persatu, Ia melihat abangnya yang sedan bermain PS di ruang keluarga.

"Bang, mama mana?" Tanya Vio pada abangnya.

"Masih di butik." Jawab Kai yang pandangannya masih fokus ke dengan PS nya.

"Oh, ya udah Vio mau pergi dulu ya bangg."

"Pergi kemana?" Tanya Kai lalu mengalihkan pandangannya kearah Vio.

"Kafe bang, sama temen-temen Vio."

"Mau abang anterin gak?"

"Gak usah deh bang, Vio mau pesen ojol aja."

"Ya udah, hati-hati sono! Jan ke maleman pulangnya."

"Iya bang! Assalamualaikum, abang ku yang jelek."

"Walaikkumsalam, adek ku yang pendek."

Vio memesan ojek onlinenya, ia menunggu didepan gerbang rumahnya.

20 menit berlalu.....

"Mana si abangnya, hampir setengah jam juga nungguin." Gerutu Vio.

Seorang pengendara motor menghampiri Vio, "Neng Vio, y?" Tanya bapak tersebut yang ternyata ojol yang Vio pesan tadi.

"Iya, pak."

Bapak tersebut memberikan helmnya kepada Vio, "Maaf ya neng tadi lama, soalnya bapak isi bensin dulu." Jelas sang pengendara ojol tersebut.

"Iya gak apa-apa, pak." Balas Vio tersenyum ramah, lalu naik ke motor. Tadi aja ngedumel_-

"Udah siap belum, neng?"

"Udah kok, pak."

Pengendara ojol tersebut melajukan motornya meninggalkan area rumah Vio.

~~~

Next???

See u

Salam
ditaRchmdn

IG:@ditarchmdn_
Follow IG aku y:)

Angkasa (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang