Chapter 36

2.7K 254 44
                                    

Namjoon terlihat begitu terburu-buru dan panik. Saat ini, ia sedang memasukkan pakaiannya ke dalam koper dengan sembarangan, membuat semua isinya terlihat begitu berantakan.

"Johnny, kau bisa mengurus sisanya, kan? Aku akan kembali besok siang."

Johnny yang sedang berdiri di belakangnya bersama dengan Ten dibuat heran. Namjoon tidak pernah sepanik ini selama Johnny mengenalnya.

"Apa ada sesuatu yang terjadi di Seoul?" tanya Johnny. Sudah seminggu lebih ia tidak melihat Seokjin setelah datang ke Jeju dengan Ten.

"Aku tidak yakin. Tapi kuharap itu tidak akan buruk."

Semua barang sudah masuk ke koper. Dengan cepat Namjoon meraih knop pintu hotel, namun sebuah tangan yang lebih kecil darinya menahan tangannya. Namjoon segera berbalik, kedua alisnya bertautan saat melihat pemilik tangan itu.

"Ada apa?" Namjoon bertanya dengan datar. Ia sedikit terkejut karena sebelumnya Ten tidak pernah menyentuhnya, atau bahkan sekedar mengobrol.

"Aku … akan ikut ke Seoul."

"Ten!" Johnny memekik tanpa sadar. "Kau akan membiarkanku sendirian di sini?"

"Maaf, Johnny hyung. A-aku merasakan sesuatu yang tidak enak tentang Seokjin hyung sejak kemarin. Aku tidak bisa hanya berdiam diri dan menunggu kabar."

"Tapi—"

"Kami akan kembali besok siang, seperti yang dikatakan Namjoon hyung." Ten berujar dengan sangat serius, ia ingin meyakinkan Johnny yang tiba-tiba rewel karena akan ditinggal.

"Baiklah. Kalian harus berhati-hati. Kabari aku jika sudah tiba di Seoul."






















































"Haneul …."

Kata itu terus terucap seiring dengan langkah kaki Seokjin yang berjalan semakin jauh dari mansion.

Wanita paruh baya yang sejak tadi mengikutinya mulai merasa lelah. Kedua kaki lemahnya hampir tidak lagi kuat berjalan jika saja Seokjin tidak segera berhenti. Wanita itu baru menyadari jika ia sudah dituntun ke sebuah taman yang tidak lagi terpakai.


"Haneul!" Seokjin berteriak, suaranya menggema di tempat yang sunyi itu.

"Haneul? Apa itu nama seseorang?" Wanita paruh baya itu bergumam pelan. Ia kembali memperhatikan Seokjin yang kini sudah bersimpuh, membuat celana hitamnya kotor oleh tanah.





"T-tolong …."

Kedua mata wanita paruh baya itu terbelalak mendengar suara lirih dari Seokjin. Ia segera mendekati Seokjin yang tiba-tiba memegang dadanya sambil meringkuk di atas tanah, ia bahkan melupakan perintah Namjoon untuk jangan sampai ketahuan.

"Tuan Kim Seokjin! Ada apa?!" Wanita tua itu memangku Kepala Seokjin, tangan kanannya mengelus dada Seokjin perlahan.

"Aku tidak mau … aku tidak mau …."

Wanita tua itu kebingungan. Ia tidak tahu apa yang tidak diinginkan Seokjin, jadi ia hanya menjawab secara asal.

"Tidak akan, tidak. Tenanglah, tarik napas perlahan dan buang perlahan. Ayo."

Seokjin mengikuti arahan wanita tua itu. Namun, setelah beberapa tarikan napas, kedua mata bulat itu sudah tertutup rapat dan tubuhnya lemas seketika.



















































My Fabulous Slave 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang