Seokjin sedang menyusun masakan yang baru saja ia buat ke dalam sebuah tempat bekal makan siang yang cukup besar. Setengah jam yang lalu, Namjoon menghubunginya dan mengatakan jika seorang rekan bisnisnya ingin merasakan masakannya lagi.
Seorang CEO dari Hansen Corp. sudah pernah bertemu dengan Seokjin saat jamuan makan malam di mansion Namjoon beberapa bulan yang lalu. Dan pria paruh baya bermarga Han itu mengaku jika ia sangat menyukai masakan Seokjin.
Jantung Seokjin terasa berdetak lebih cepat dua kali lipat dari detak normalnya. Ia merasa gugup saat ini, tapi ia juga merasa senang. Ini kali pertama ia mengunjungi gedung besar milik sang tuan, Kim Corp.
"Hyung, aku akan pergi bersama Ten ke sebuah pusat perbelanjaan. Kami harus membeli sedikit barang untuk kami pakai sampai Sabtu ini," ujar Johnny. Ia menggenggam erat tangan Ten sambil menuruni tangga. Seokjin tersenyum hangat ke arah keduanya dan menghentikan kegiatannya.
"Berhati-hatilah di jalan. Jaga Ten dengan baik, Johnny." Seokjin tersenyum sehangat mungkin. Johnny hanya menganggukkan kepalanya, kemudian pria Chicago itu melepas tangan Ten ketika Ten menatap tepat ke matanya. Ten berjalan mendekati Seokjin dan memeluk pria yang sudah ia anggap seperti hyung kandungnya itu dengan erat. Seokjin membalas pelukan itu dengan erat juga.
"Kami pergi dulu, hyung."
"Jangan merepotkan Johnny, eo? Jangan banyak meminta ini dan itu padanya." Seokjin tertawa renyah sambil mengusap lembut rambut sang adik. Ten melepaskan pelukannya dan menatap sebal pada Seokjin.
"Aku tidak banyak meminta!"
Johnny menghampiri keduanya dan kembali menggenggam erat tangan yang lebih mungil. "Dia tidak merepotkanku, hyung. Baiklah, kami pergi sekarang."
Johnny membawa Ten menuju pintu utama mansion sambil tersenyum dan terus menjahili Ten yang hanya bisa tertawa geli.
"Kami akan belikan sesuatu untukmu, hyung," ujar Ten saat ia akan menutup pintu utama mansion.
Seokjin baru saja tiba di gedung perusahaan milik Namjoon. Dengan gugup ia melangkahkan kakinya untuk masuk dan menghampiri seorang wanita muda yang sedang berdiri di balik meja yang terbuat dari batu dan bertuliskan receptionist di depannya.
"Permisi, apa saya bisa bertemu dengan tuan Kim Namjoon?" tanya Seokjin pada wanita cantik di hadapannya.
"Maaf, tapi apa anda sudah membuat janji dengan presdir?"
"Saya pelayan pribadi tuan Kim Namjoon. Beliau meminta saya untuk mengantarkan makan siang ke ruang rapat perusahaan," jawabnya menjelaskan. Wanita itu mengangguk paham kemudian tersenyum hangat.
"Mari, akan saya antarkan."
Wanita berseragam biru muda khas perusahaan itu menuntun Seokjin menuju lift. Setelah memastikan Seokjin masuk, ia segera menekan tombol bernomor tujuh di dekat pintu lift.
Seokjin dan wanita receptionist itu sudah tiba di sebuah ruangan dengan pintu kaca yang terlihat buram. Wanita itu mengetuk pintunya.
"Presdir Kim, pelayan pribadi anda sudah tiba," ujarnya memberitahu.
"Masuklah." Seokjin bisa mendengar suara dingin namun berwibawa milik Namjoon.
"Silahkan masuk, saya permisi." Wanita itu membungkuk hormat pada Seokjin kemudian berjalan pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fabulous Slave 🔞
Romance⚠️ Mengandung adegan 🔞 seperti : bahasa kasar, kekerasan, pelecehan seksual, dll ⚠️ Kehidupan Kim Seokjin yang semula tenang berubah kacau sejak ia bertemu dengan Kim Namjoon. Namun, sebuah fakta yang akhirnya terkuak setelah sekian tahun membuatny...