Sarapan pagi kali ini terasa sangat hening. Semua penghuni mansion menikmati sarapan mereka dalam diam. Seokjin membuat banyak sekali menu masakan untuk sarapan terakhir Ten, Johnny dan juga Taehyung. Ia tidak membiarkan Ten ikut membantu karena adiknya itu adalah tamu. Jimin sudah pergi sebelum Seokjin menyelesaikan masakannya karena harus bertemu sahabatnya sebelum kembali ke Busan.
Sarapan selesai setelah hampir empat puluh menit, setelah itu mereka kembali melanjutkan aktivitas masing-masing. Namjoon bersiap menuju kantor, Seokjin yang membantunya, Taehyung yang baru saja akan mandi, Johnny dan Ten yang sedang bersiap untuk ke Bandara.
Namjoon melangkahkan kakinya menuju ruang tamu mansion, diikuti oleh Seokjin di belakangnya. Ten dan Johnny sedang menunggu mereka di depan pintu utama untuk pamit.
"Namjoon hyung, terima kasih untuk sambutannya beberapa hari ini. Dan maaf untuk keributan yang terjadi." Tawa canggung terdengar dari mulut Johnny. Ten hanya membuang napasnya kesal, ia tidak merasa bersalah pada Namjoon.
"Sama-sama. Berhati-hatilah di jalan," Namjoon menanggapi seadanya.
Ten berjalan ke arah Seokjin dan memeluknya dengan erat. "Aku akan sangat merindukanmu, hyung. Maaf karena saranku kau malah terluka seperti ini."
Ten sengaja bersuara dengan sedikit keras untuk membuat Namjoon tersinggung.
"Tidak apa-apa, Tennie. Aku akan menunggu kedatangan kalian lagi lain waktu. Nanti akan aku temani jalan-jalan jika tuan Namjoon mengizinkan." Seokjin tersenyum secerah mungkin. Jujur saja ia sangat tidak ingin berpisah dengan adiknya ini.
"Aku akan sering menghubungimu, hyung." Ten melepas pelukannya dan kembali ke sisi Johnny.
"Baiklah, Seokjin hyung, Namjoon hyung. Kami akan pergi sekarang." Johnny dan Ten melangkah pergi untuk keluar dari mansion mewah itu dengan barang bawaan mereka. Namun, sebuah suara yang terdengar bersahabat menghentikan langkah mereka.
"Johnny, aku akan antar kalian ke Bandara." Taehyung menghampiri mereka. Ia baru saja selesai berkemas. Seokjin bisa menghirup dengan jelas aroma maskulin milik Taehyung yang sangat kuat.
"Astaga, ada apa ini? Apa dunia akan semakin cepat berakhir?" Johnny tertawa kecil untuk mengejek Taehyung.
"Aku harus kembali ke rumah orang tuaku lebih dahulu."
"Aku sudah memesan taksi, ada di sana. Bagaimana dengan Jimin?" Tunjuk Johnny pada sebuah mobil yang sedang menunggu di halaman mansion Namjoon.
"Ah, pesawatnya sudah lepas landas beberapa menit yang lalu, ia menghubungi sebelumnya dan berteriak marah karena aku sangat lama. Batalkan saja taksinya, aku yang akan bayar biayanya." Johnny dan Namjoon sangat terkejut dengan hal itu. Taehyung melakukan kebaikan pada Johnny? Itu hal yang sangat langka! Karena selama ini mereka jarang berbicara dan tidak pernah satu pendapat.
"Baiklah jika kau memaksa."
Taehyung menghadapkan dirinya kepada sang hyung sambil tersenyum manis.
"Hyung, aku akan pulang ke rumah ayah dan ibu setelah mengantar Johnny dan Ten. Dan aku akan membawa Seokjin hyung untuk berjalan-jalan sebentar."
Namjoon menajamkan tatapan matanya pada sang adik. "Tidak. Tugasnya untuk tetap di sini."
"Ayolah, hyung. Seokjin hyung tidak pernah kau ajak berlibur, dia pasti akan menyelesaikan semua pekerjaan yang tersisa setelah aku mengantarnya kembali. Dia butuh jalan-jalan, hyung." Taehyung bisa melihat sorot mata Namjoon yang seolah mengungkapkan jika dirinya sangat tidak suka dengan ide yang ia berikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fabulous Slave 🔞
Romance⚠️ Mengandung adegan 🔞 seperti : bahasa kasar, kekerasan, pelecehan seksual, dll ⚠️ Kehidupan Kim Seokjin yang semula tenang berubah kacau sejak ia bertemu dengan Kim Namjoon. Namun, sebuah fakta yang akhirnya terkuak setelah sekian tahun membuatny...