Di sebuah mansion mewah yang didominasi oleh warna putih gading. Seorang pria berwajah cantik sedang duduk di ruang keluarga untuk menikmati waktu istirahatnya. Ia baru saja selesai memasak untuk makan malam sang pemilik rumah.
Tidak lama berselang, indra pendengarannya menangkap suara halus mesin mobil yang baru saja dimatikan di pekarangan mansion. Ia bisa memastikan siapa pemilik kendaraan itu.
Dengan cepat kakinya melangkah untuk membuka pintu utama mansion dan memberikan sambutan hangat pada sosok yang sudah ia kenal selama empat tahun belakangan.
"Selamat sore, tuan Namjoon."
Sehangat mungkin Seokjin menyapanya. Ia akan tetap menyapa tuannya itu meskipun tidak pernah dijawab. Seokjin segera mengambil alih tas kantor dan jas yang ada di kedua tangan sang majikan, kemudian meletakkannya di tempat yang seharusnya.
Namjoon berjalan ke arah dapur untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering. Setelah itu ia mendudukkan dirinya di kursi meja makan. Berbagai jenis makanan sudah disiapkan dengan baik, khusus untuknya. Bahkan secangkir teh hangat kesukaannya sudah tersedia di dalam teko teh antik miliknya.
"Ah, tuan, akan saya ambilkan," ujar Seokjin hangat. Dengan hati-hati ia mengambilkan segala jenis masakan untuk Namjoon. Dengan perlahan tangannya mengambil, tidak ingin terburu-buru karena mungkin saja akan menumpahkan semuanya dan membuat sang majikan marah.
"Malam ini Johnny akan datang. Siapkan kamar tamu dan juga satu botol wine untuk kami."
Dingin dan datar. Itulah yang Seokjin rasakan ketika mendengar suara Namjoon. Pria arogan bertubuh tinggi itu tidak pernah berbicara dengan nada yang hangat. Namun, hal itu tidak mengurangi rasa senang yang sedang ia rasakan saat ini.
"Baik, tuan."
Seokjin bergegas meninggalkan dapur ketika sudah menyelesaikan urusan makan malam Namjoon. Ia harus segera menyiapkan kamar tamu, meskipun semua kamar yang ada sudah sangat bersih dan rapi karena ia selalu membersihkannya.
Seokjin melangkahkan kaki-kakinya menuju lantai dua mansion. Ia sudah cukup lama mengenal Johnny Suh— seorang junior majikannya dari salah satu universitas ternama di Seoul. Namjoon dan Johnny memiliki beberapa kelas yang sama untuk menyelesaikan pendidikan S2 mereka. Pria bermarga Suh dari Chicago itu akan selalu menginap di mansion setiap kali ia berada di Korea.
Kedatangan Johnny ke mansion selalu mendatangkan rasa bahagia tersendiri untuk Seokjin. Bukan Johnny, tapi ia selalu merindukan sosok mungil yang selalu ikut ke mana pun pria Chicago itu pergi. Tapi kali ini Seokjin merasa sedikit sedih, karena sosok yang sangat ia tunggu itu tidak memberitahukan apa pun soal kedatangannya malam ini. Tapi ia berusaha untuk berpikir positif, mungkin sosok itu ingin memberikan kejutan padanya.
Seokjin membuka sebuah pintu kamar yang berada tidak jauh dari tangga utama mansion. Itu adalah kamar yang selalu digunakan oleh Johnny ketika datang. Sedangkan kamar Ten— sosok yang ia tunggu, ada di sebelahnya. Seokjin segera masuk dan memeriksa seluruh perlengkapan yang ada di dalam.
Malam hari pun akhirnya tiba. Sinar bulan malam ini benar-benar terlihat sangat terang dan indah. Seokjin sudah menyiapkan satu botol wine, dua buah gelas untuk minum dan camilan buatannya untuk Namjoon dan Johnny di ruang kerja Namjoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fabulous Slave 🔞
Romans⚠️ Mengandung adegan 🔞 seperti : bahasa kasar, kekerasan, pelecehan seksual, dll ⚠️ Kehidupan Kim Seokjin yang semula tenang berubah kacau sejak ia bertemu dengan Kim Namjoon. Namun, sebuah fakta yang akhirnya terkuak setelah sekian tahun membuatny...