Chapter 19: After School Riding

226 37 32
                                    

**Author Note: Di chapter kemarin aku persingkat tentang kisah Dervan ya, nanti kelanjutannya ada di lapak khusus.


═════ ࿇ ═════

3 bulan kemudian...

Langkah kakinya membawanya menuju taman sekolah pada jam pelajaran kedua. Koridor sekolah begitu sepi, dapat ia lihat dari jendela setiap kelas masih sibuk dengan pelajaran.

Langkahnya berhenti tepat di bawah pohon, ia duduk di bangku taman dan mulai tenggelam dalam pikirannya sendiri, masih banyak beban hidup yang terus menerpa dirinya. Ia baru saja kehilangan sosok kembarannya yang keberadaannya entah di mana dan kondisinya bagaimana, ia tidak tau.

Penyesalan?

Dervin menyesal, dan apa yang harus ia sesali atas kejadian beberapa bulan lalu yang membuatnya tidak bisa lagi bertemu dengan kembarannya akibat kecelakaan hebat yang menimpa kembarannya itu. Ia sama sekali tak pernah mengira bahwa tempat favoritnya adalah tempat terakhir ia kunjungi bersama Dervan.

Flashback...

Saat itu, Dervin mendapat kabar bahwa kembarannya kecelakaan. Ia mendadak kehilangan arah dan pertahanan diri yang selama ini ia bangun seketika hancur dengan diperparahnya keberadaan Dervan seolah lenyap begitu saja, ia telah mencari ke rumah sakit yang dikabarkan tempat Dervan dirawat namun di sana tidak ada pasien bernama Dervan.

"Saya yakin, saya gak mungkin salah alamat. Jelas pasien bernama Dervan dirawat di rumah sakit ini," ucap Dervin tetap bersikeras pada resepsionis rumah sakit tersebut.

"Tapi, mas, dari daftar pasien di rumah sakit ini tidak ada pasien bernama Dervan. Saya dan rekan saya sudah mengulang pencarian data tetap tidak ada," balas resepsionis mencoba meyakinkan.

"Sial," umpat Dervin lalu pergi begitu saja dari rumah sakit tersebut. Ia tampak kalang kabut mencari keberadaan kembarannya yang sepertinya disembunyikan.

Dervin pergi ke rumah keluarganya, dan di sana tidak ada orangtuanya. Ia seperti orang hilang akal dan tampak kacau menanyakan keberadaan Dervan pada teman-temannya yang terus menemani Dervin dalam pencarian Dervan. Mereka juga menanyakan Dervan pada geng yang diketuai oleh Dervan sendiri, namun jawaban mereka tetap tidak mengetahui keberadaan Dervan.

"Ma... Pa... kasih tau Dervin dimana Dervan sekarang! Dervin mohon buka pintunya!" teriak cowok itu yang baru saja turun dari motor besarnya ketika sampai di rumah keluarganya.

Tidak ada jawaban apapun dari dalam rumah, ia menggebrak pintu dengan keras bahkan menendang pintu dan kaca jendela, tak lagi mempedulikan apapun selain informasi keberadaan Dervan.

"Mama buka pintunya! Pa... Dervan kecelakaan tapi Dervin ga tau dimana dia dirawat! kalian harus cari tau dimana Dervan! Dervin mohon, Ma, Pa! buka pintunya!" lanjutnya lagi dengan suara yang lebih keras dan dobrakan pintu yang terus ia lakukan hingga tubuhnya terduduk lemas di depan pintu.

Ia bingung harus melakukan apalagi untuk mencari Dervan dan keberadaan orangtuanya yang menghilang begitu saja. Kepalan tangannya kini meninju pintu rumah untuk melampiaskan segala rasa sesak yang menekan rongga dadanya, ia dibenci orangtuanya dengan alasan tak jelas, kembarannya menghilang dalam kecelakaan hebat dan informasinya disembunyikan. Di tengah kondisinya yang kacau, kedua temannya datang dan menghampirinya dengan perasaan khawatir.

"Dervin, gimana? orangtua lo ada ga?" tanya Dery sambil mengintip ke dalam rumah itu dari kaca jendela.

"Ga ada, Der." jawab Dervin pelan menahan emosi, ia memejamkan matanya sambil mengacak rambutnya tampak begitu kesal.

No Leader! || ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang