Daffa bergegas kembali ke motornya. Daffa bersama Dery baru saja selesai melakukan kumpulan dengan berbagai komunitas untuk merencanakan touring gabungan yang akan dihadari berbagai komunitas motor di setiap kota yang ada di Pulau Jawa.
Daffa dan Dery sebagai perwakilan Droven diundang menghadiri acara kopdar dengan berbagai komunitas di kota Bandung sekaligus mempererat silaturahmi. Seharusnya Dervin yang diwajibkan hadir, namun ponsel lelaki itu tak dapat dihubungi. Dengan begitu Daffa dan Dery berniat menemui Dervin di markas Chains.
"Gas sekarang? udah malem banget soalnya. Besok gue harus prepare," tanya Dery begitu siap melajukan motornya.
Daffa mengangguk setuju, "Iya sekarang aja, tanggung juga. Belakangan ini Dervin susah banget kumpul sama kita lagi, padahal dia udah cabut dari Chains."
"Ya udah skuy, semoga dia ada di markas Chains. Kalau ga ada, seengganya kita tanya-tanya ke anggotanya dulu." Dery memasang helmnya dan langsung melajukan motornya dengan kecepatan penuh disusul oleh Daffa.
Sesampainya di markas Chains, Dery dan Daffa mendapat tatapan menyelidik dari setiap anggota Chains. Salah satu dari mereka menghampiri Dery dan Daffa yang baru saja mematikan mesin motornya.
"Kalian siapa? ada keperluan apa malam-malam?" tanya Rion yang masih memakai seragam montirnya. Spontan ia menunda pekerjaannya memeriksa mesin motor yang rusak begitu melihat kehadiran orang asing di markas Chains, apalagi situasinya sedang tak bagus.
Dery melepas helmnya, "Sorry kita ganggu pekerjaan lo. Kita temen deketnya Dervin, cuma mau tanya Dervin ada di sini ga?" tanya Dery langsung pada intinya. Ia juga tau dari gerak-gerik lelaki itu yang tampak tak suka berlama-lama berbicara dengan orang asing sepertinya.
Rion mengerutkan keningnya samar, "Oh, Dervin. Dervin udah lama cabut dari sini, ga balik lagi. Jadi gue ga tau dimana tuh bocah. Coba lo tanya kakaknya!" jawab Rion sambil mengedikkan dagunya ke arah dalam markas.
"Dervan?" tanya Daffa memastikan.
"Bukan. Dervan baru aja pergi sama ketua dan anggota inti, bareng anggota Gunston sama Damn Thunder." jawab Rion lagi yang justru membuat Dery penasaran. Seluruh inti dan ketua Chains pergi, tidak biasanya dan pasti telah terjadi permasalahan yang harus diselesaikan. Dery tak tau itu, dan itu bukan urusannya.
"Lah, jadi semua inti pada pergi?" tanya Daffa seraya melihat garasi yang disekat oleh kaca hingga memperjelas isi garasi besar itu. Benar saja, di dalam garasi hanya ada beberapa motor anggota Chains.
"Yoi, biasalah ada problem dikit. Gue di sini cuma montir biasa jadi ga begitu tau banget urusan mereka," balas Rion lagi yang mendapat anggukan dari Dery dan Daffa.
"Lo berdua nyari Dervin, kan? lo tanya Gisel aja. Mungkin dia tau, ayo ikut gue!" Rion berjalan lebih dulu meninggalkan Dery dan Daffa yang semakin bingung.
"Kakak si Dervin yang mana lagi selain si Dervan? tuh bocah emang dari awal keliatan misterius banget hidupnya," dumel Daffa begitu turun dari motornya bersama Dery yang menggelengkan kepala tanda ia tak tau, selanjutnya mereka berdua mengikuti langkah Rion semakin masuk ke dalam markas besar Chains.
"Duduk dulu, bro. Gue panggilin Gisel," ujar Rion mempersilahkan keduanya duduk di ruang yang biasanya dipakai berkumpul oleh anggota Chains untuk bersenda gurau.
Daffa dan Dery mendaratkan bokongnya di atas sofa itu, mata Daffa menyebar menatap isi ruangan besar itu dengan sorot takjub. Baru kali ini ia menemukan markas senyaman markas besar Chains yang malah terkesan seperti penginapan atau asrama. Dari bawah sini terlihat jajaran pintu di lantai dua yang begitu elit. Sedangkan Dery hanya memaku pandangannya pada tangga di mana Rion pergi menuju lantai dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Leader! || ✔️
Teen FictionAwal yang buruk menjadi bagian dari ujian hidup yang begitu berat ia rasakan. Dervin yang dibesarkan disebuah keluarga yang tak sehat, hal itu tak membuat dirinya menjadi sosok anak yang nakal ataupun pembangkang. Namun sebaliknya, ia menjadikan sem...