Dervin, Daffa dan Derry telah siap dengan motornya masing-masing. Mereka segera menancap gas menuju tempat kopdar yang sudah dijanjikan.
Jalanan begitu lenggang, membuat Dery beraksi dengan motor CBR 250rr miliknya dengan menaikkan roda depan pada kecepatan yang stabil."Wow! Meskipun gue ga bisa terbangin pesawat, seenggaknya gue bisa terbangin motor pake roda depan!" teriak Dery yang terdengar oleh kedua sahabatnya lewat intercom. Dervin dan Daffa tergelak mendengarnya.
"Udah, Der! Jangan banyak gaya dulu. Nanti aja pas acaranya," balas Daffa pada Dery yang masih sedang asyik wheelie.
"Halah, bilang aja lo ga bisa ikut wheelie kayak gue," sahut Dery dengan tawa meremehkannya.
"Heh, bisa anjir. Make CRF lebih asik cuy wheelienya!" balas Daffa menggebu-gebu yang langsung saja melakukan atraksi seperti Dery.
Dervin dari arah belakang dengan posisi di tengah, hanya bisa menatap kelakuan mereka sambil geleng-geleng kepala. Ia juga melihat pengendara lain memandang takjub terpancar ke arah mereka berdua yang asik melakukan wheelie.
Dengan raut wajah yang berubah penuh ide jahilnya, Dervin melakukan hal yang sama ketika Dery dan Daffa baru saja menurunkan roda depan motornya. Motor yang dipakai Dervin melintas dengan cepat pada posisi wheelie di antara keduanya dan itu membuat Dery juga Daffa berhasil terkejut dan menganga kagum.
"Kena mental lo pada, hahaha..." batin Dervin menatap kedua temannya dari spion motornya.
Dervin sukses menjadi pusat perhatian, dan ia menghentikan aksinya lalu menurunkan kecepatan tepat saat mendekati lampu merah. Dery dan Daffa mengikutinya dari belakang hingga posisi mereka berdampingan. Tepat di posisi terdepan.
"Gila anjay, beda kalo raja jalanan mah," ujar Daffa dengan mendekatkan jaraknya sambil memukul lengan atas Dervin.
"Auto jadi seleb dadakan. Bener Dervin lu terlahir jadi orang cakep banyak bakat, sultan, baik, bijak kayak kancil di kartun... Padeee zaman dahuluuu," tambah Dery heboh yang diakhiri nada dan gerakan menirukan sebuah film kartun tersebut.
Dervin melihat sekeliling yang ternyata orang-orang di sana tengah memandang ke arah dirinya dan kedua temannya, langsung saja Dervin memukul helm Dery dan Daffa bergantian agar tidak melanjutkan ke tahap memalukan selanjutnya.
"Bego bener. Malu-maluin!" rutuk Dervin mendelik tajam pada kedua temannya.
Lampu merah berganti menjadi hijau, dan seolah sudah menjadi kebiasaan setiap kali mereka berhenti di lampu merah dan pada saat lampu hijau mereka kembali melakukan aksi wheelie. Semua pengendara yang bergiliran dihentikan lampu merah dari arah lain berdecak kagum melihatnya. Ketiga pemuda itu melakukan aksi tersebut sesuai kondisi jalanan, tidak sembarangan dilakukan.
Sesampainya mereka di Cafe Milk Center yang di sana banyak sekali para anggota Tim Night Ride dari berbagai komunitas, sedangkan anggota Dervin beserta teman-temannya hanyalah sebuah perkumpulan biasa tanpa pemimpin dan bukanlah suatu komunitas meskipun mereka mempunyai nama yang dianggap besar oleh sebagian komunitas motor lain, Droven Riders Community. Mereka hanya mengikuti acara tersebut sebagai hobi saat waktu luang, dan tidak mengharuskan untuk selalu ikut dalam acara apapun.
Mereka bertiga memarkirkan motornya dan masuk ke area cafe sambil menenteng helm dan kunci motor. Banyak yang menyambut kedatangan tiga pemuda sederhana itu, dari yang seumuran dan yang lebih tua dari mereka pun seolah menghormati kedatangannya.
"Wey, bro! Sini gabung!" teriak seorang lelaki yang sepertinya pantas dipanggil ‘Om’ itu mengajak Dervin dan kedua temannya untuk gabung bersama. Ya, beliau adalah Leader dari komunitas Harley-Davidson. Benar-benar kelas elite, namun Dervin menolaknya dengan bahasa yang begitu sopan dan beliau juga tidak memaksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Leader! || ✔️
Teen FictionAwal yang buruk menjadi bagian dari ujian hidup yang begitu berat ia rasakan. Dervin yang dibesarkan disebuah keluarga yang tak sehat, hal itu tak membuat dirinya menjadi sosok anak yang nakal ataupun pembangkang. Namun sebaliknya, ia menjadikan sem...