Chapter 13

235 44 26
                                    

Setelah kejadian tak terduga dimana Dery dan Daffa bertanya seperti itu, Dervin berhasil membuat keduanya yakin dan pergi dengan pikiran kalut. Dervin sendiri merasa begitu bersalah telah membohongi kedua sahabatnya.

"Lo nyari Dervin?"

"Iye, lo kembarannya kan? si Dervin ada di sini? gue check ke kostannya kagak ada siapapun," jawab Dery dengan raut cemasnya.

"Lo tau di mana dia?" kini Daffa yang bertanya dengan cepat.

Dervin diam sejenak, "Gue kagak tau," jawab Dervin tampak acuh. "Emang lo pada nyari si Dervin ada perlu apaan?" lanjutnya penasaran.

"Ada lah pokonya," jawab Dery tak memberi tau rasa penasaran Dervin.
"Ya udah, thanks bro. Kita pamit aja," tandas Dery lalu ia memberi kode pada Daffa untuk segera ke sekolah.

Dervin terdiam ketika mengingat obrolan singkat bersama kedua sahabatnya. Rautnya benar-benar penuh beban.
"Sorry Der, Daff," gumamnya pelan. Lalu ia segera memasang helmnya dan menghidupkan motornya. Kemudian ia menancap gas menuju SMA Permata.


═════  ࿇  ═════

Sesampainya di SMA Permata, Dervin langsung memarkirkan motornya. Ia melepas helm, setelah mematikan mesin motornya. Suasana sekolah masih belum ramai, Dervin terdiam di atas motornya memikirkan segala masalah yang menimpa dirinya tanpa henti.

Ia sudah menginjak semester terakhir, kehadiran dan sikapnya perlu diperbaiki di sekolahnya. Sekarang justru ia malah mendapat tanggung jawab lain. Menuntaskan segala kekacauan Dervan selama di sekolahnya, dari beberapa tugas yang tertinggal, kehadiran serta sikap sehari-hari yang minus. Harus Dervin selesaikan sendiri?

Dervin menghembuskan nafasnya kasar, tak ia sadari bahwa dirinya melamun hingga suara seseorang berhasil menyadarkannya dengan sempurna. Dervin menoleh ke samping kanannya yang di sana ada seorang gadis yang juga duduk di atas motor CRF.

"Pagi-pagi udah ngelamun, kesambet baru tau rasa lo, Van!" tegur gadis itu dengan senyum miringnya.

Van? Dervan?
Dervin baru sadar bahwa dirinya tengah menggantikan posisi kembarannya. Sekarang ia adalah Dervan Devandrio. Dervin tersenyum tipis menanggapi teguran gadis itu. Namun seketika, reaksi gadis itu begitu berbinar ketika mendapat senyuman tipis Dervin yang begitu hangat.

Gadis itu mengucek matanya, barangkali ia salah lihat mendapat senyuman tipis dari cowok yang terkenal sebagai ketua geng Trexton dengan sikap dingin dan jutek itu. Dervin mengerutkan alisnya seolah berkata Aneh banget nih cewek.

"Eh anjir, gue ga mimpi kan ini?! Dapet senyuman langka dari ketua geng Trexton yang dikenal dingin plus jutek?! anjir, Dervan! lo ganteng banget kalo lagi senyum kayak tadi," pekik gadis itu begitu kegirangan dengan semangat membara memuji ketampanan cowok di depannya.

"Gue rasa nih cewek kenal deket sama Dervan. Tapi gue kayak pernah ketemu sama nih cewek. Dimana ya?!" ucap Dervin dalam hati. Dengan cepat ia mengubah raut wajahnya menjadi sosok Dervan. Dingin dan jutek.

"Berisik lo!" balas Dervin ketus sambil meninggalkan parkiran membuat gadis itu berteriak memanggilnya sambil berlari mengejarnya.

"Dervan! kok ninggalin, sih? tungguin, woy!" teriak gadis itu berusaha menyamakan langkahnya dengan Dervin yang memasang wajah datar.

"Van, Dervan! Tugasnya udah gue kerjain sebagian. Sesuai perjanjian, gue kelarin tugasnya. Lo traktir gue ya?" oceh gadis itu yang kini menghadang langkah Dervin.

No Leader! || ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang