"Langsung pada intinya!" ujar cowok yang duduk di salah satu kursi, masih dengan seragam sekolahnya. Tampak tak ingin berlama-lama berada di suatu markas besar milik Chain Rider, lebih tepatnya posisinya sekarang berada di ruangan khusus yang cukup luas bersama pria itu. Ia menebak sepertinya obrolan yang akan dibahas begitu serius dan privasi.
Senyuman miring terbit di bibir pria yang ternyata merupakan wakil ketua Chain Rider. Ia terkekeh pelan melihat remaja SMA di depannya yang begitu tak sabaran setelah ia menunjukkan rekaman suara seseorang.
"Dari informasi yang saya dapatkan dan dilihat dengan mata saya sendiri, memang benar dari segi bentuk wajah dan postur tubuh kamu dengan saudara kembarmu memang sama persis bahkan banyak sekali yang tertipu dengan identitas kalian berdua," ucap pria itu menyuarakan pendapatnya sendiri dengan matanya yang tak lepas menyelidiki wajah Dervin.Dervin mengerutkan alisnya, yang ia pikirkan sekarang adalah siapa mereka sebenarnya yang begitu niat sekali mencari tau identitasnya dengan Dervan.
"Sepertinya anda cukup tau tentang identitas saya, benar saya mempunyai kembaran yang memimpin Trexton Rider," balas Dervin tersenyum simpul, ia tak boleh gegabah berhadapan dengan pria di depannya."Jika anda sudah mengetahui identitas saya ataupun kembaran saya, maka saya berhak meminta timbal balik dengan mengetahui siapa anda sebenarnya, wakil ketua Chain Rider yang terhormat. Bagaimana?" tambah Dervin membuat sebuah tawaran hingga pria itu terkekeh dan mengangguk berulang kali.
"Oh tentu, tapi saya ingin kamu membuat sebuah perjanjian dengan Chain Rider terlebih dahulu. Setelah itu, kami akan memberitau semua informasi tentang kamu dan keberadaan kembaran kamu," balas pria itu dengan tatapan liciknya menawarkan perjanjian pada Dervin.
Jelas Dervin tidak bisa sembarangan melakukan tindakan dengan cepat karena ia sudah mengira bahwa ada maksud terselubung pria itu yang cukup mempunyai kuasa dan koneksi yang menyebar dimana-mana hingga mereka tau banyak tentangnya. Dan apa tadi katanya? Dia akan memberitau keberadaan Dervan?
"Sial, jadi posisi Dervan gak lebih dari umpan biar tujuan mereka bisa tercapai. Gue masih gak paham, kenapa harus gue yang terlibat dan masalah ini kayaknya bukan perselisihan antar geng atau komunitas." gumamnya dalam hati dengan berbagai pikiran yang membuat otaknya berpikir cepat ditambah banyaknya pertanyaan yang tak bisa ia jabarkan satu per satu. Hanya itu hipotesis yang terlintas di pikirannya, semuanya masih dugaan.
"Siapa kalian sebenarnya? dari mana anda tau keberadaan kembaran saya? lalu—"
"Sssstt!" pria itu memotong pertanyaan Dervin, sekali lagi ia terkekeh pelan.
"Saya bukan hanya mengetahui keberadaan kembaran kamu, tapi saya mengetahui suatu hal yang lain juga," lanjutnya semakin membuat Dervin penasaran.
"Apa?" tanyanya cepat.
Pria itu membuka sebuah amplop yang berisi foto sebuah keluarga kecil dan menunjukkannya tepat di hadapan Dervin.
"Keluargamu yang sebenarnya."
═════ ࿇ ═════
"Lo ada hubungan apa sama Tino?" tanya Daffa setelah keheningan panjang antara dirinya dan kekasihnya.
Kini mereka menikmati sore hari di taman kota masih dengan seragam sekolahnya. Daffa memang sengaja membawa Diva ke sana karena suasananya yang begitu ramai agar menghindari ketegangan dalam topik bahasan mereka.
"Gue gak ada hubungan apapun sama Tino. Kita cuma temen biasa," jawab Diva tanpa mau melirik pada cowok yang berjalan di sebelahnya.
"Yakin?"
"Iya," kali ini Diva menjawab sambil menatap Daffa, "terserah lo mau percaya atau engga, karena yang gue rasain sekarang itu gue mulai ga nyaman sama lo yang over posesif sama gue," tandas Diva spontan membuat Daffa kembali tersulut emosi dengan menyentak paksa tubuh Diva agar menghadapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Leader! || ✔️
Fiksi RemajaAwal yang buruk menjadi bagian dari ujian hidup yang begitu berat ia rasakan. Dervin yang dibesarkan disebuah keluarga yang tak sehat, hal itu tak membuat dirinya menjadi sosok anak yang nakal ataupun pembangkang. Namun sebaliknya, ia menjadikan sem...