Ini hari kelima dimana Dervin telah resmi menjadi bagian inti sekaligus aset yang dimiliki oleh Chain Riders Community. Perlu diingatkan, semua Dervin lakukan demi orang-orang yang ia sayangi. Tak ada pilihan lain selain mengikuti sampai mana permainan gila geng besar itu.
Dervin memang mendapat akses luas. Mulai dari sekolah seperti biasanya, kecuali berkumpul dengan anggota komunitas kecilnya. Jelas itu membuat dirinya semakin tertekan, ia menjadi ragu bertemu dengan kedua sahabatnya pun juga dengan gadis yang ia cintai. Sekarang ia tau, alasan Chain Riders Community menjadikan dirinya inti komunitas besar itu.
Sebuah mobil alphard hitam dari utara melintas dan berhenti tepat di depan gerbang sekolah SMA Darmayasa. Dervin datang ke sekolah diantar oleh seorang sopir. Ada yang berbeda darinya, sebuah tato hitam tersembunyi di belakang telinganya berbentuk huruf 'D' diikat rantai. Terlihat tampak elegan dan berkelas, sangat cocok berpadu dengan kulit bersih cowok itu.
"Jam tiga sore saya stand by disini," ucap seorang sopir dengan wajah kakunya.
"Ya." Dervin mengangguk singkat, ia turun dari mobil setelah merapikan penampilannya. Mobil itu kembali melaju meninggalkan sekolah dan Dervin berjalan lewat parkiran belakang untuk sampai di koridor kelasnya.
"Kak Dery, itu Dervin," ujar seorang gadis yang masih duduk di jok belakang motor Dery. Dia begitu berseri mengucapkannya, rasa khawatirnya hilang begitu melihat cowok itu baik-baik saja.
"Mana, Sel?" tanya Dery dengan cepat melepas helm full face AGV miliknya. Benar, sejak kejadian lima hari yang lalu ia pergi dan pulang sekolah bersama Selvin. Dery dan Daffa berhasil menyelamatkan gadis itu dari Farel yang berniat menjadikan Selvin taruhan.
"Itu lagi jalan ke arah sini." Selvin menunjuk sosok Dervin yang berjalan santai ke arah parkiran.
Dery terdiam mengamati Dervin dari tempatnya. Ia berniat untuk langsung merangkul sahabatnya melihat Dervin baik-baik saja, justru niatnya itu urung karena merasa ada yang tidak beres. Tidak cukup dengan berdiam saja, Dery turun dari motornya diikuti Selvin dan mereka berdua menghampiri Dervin.
"Dervin!"
Cowok itu menghentikan langkahnya dan menatap sejenak dua orang di hadapannya. Ingin rasanya ia memeluk kedua orang itu namun sebisa mungkin ia tahan. Mulai detik ini Dervin akan menjadi sosok yang tak dikenali orang-orang terdekatnya.
"Minggir!" desis cowok itu dengan tatapan ke sembarang arah tak mau menatap kedua orang paling penting di hidupnya.
Berat rasanya, di saat hatinya meraung ingin memeluk Dery dan Selvin namun keadaan memaksanya untuk menjadi orang asing di mata mereka. Dery dan Selvin terdiam mendapat respon dingin dari Dervin.
Selvin mengerutkan alisnya tak suka, "Dervin, kok lo gitu sih? kemana aja lo pergi ga bilang ke gue? lo tau dua hari yang lalu gue ham—"
"Bukan urusan lo!" sela cowok itu menatap tajam pada Selvin. Tidak, tidak, tidak, Dervin benar-benar membuat hatinya sendiri terluka ketika melihat cewek dihadapannya menatap tak percaya padanya. Begitu juga dengan Dery yang tampak kaget.
Dery tertawa hambar, "apa yang buat lo jadi kayak gini, Vin? parah sih, lima hari lo ngilang. Gue sama Daffa, Selvin dan anggota lain berusaha nyari lo dan berharap lo balik. Dan sekarang justru lo ada di sini, tapi lo bukan Dervin yang gue kenal." cowok itu menggeleng pelan dengan tatapan kecewanya.
"Sorry," tukas Dervin lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas dan meninggalkan Dery dan Selvin yang hanya menatap kepergiannya dengan diam.
"Kak, sebenarnya kenapa?" tanya Selvin dengan tatapan sendu.

KAMU SEDANG MEMBACA
No Leader! || ✔️
Novela JuvenilAwal yang buruk menjadi bagian dari ujian hidup yang begitu berat ia rasakan. Dervin yang dibesarkan disebuah keluarga yang tak sehat, hal itu tak membuat dirinya menjadi sosok anak yang nakal ataupun pembangkang. Namun sebaliknya, ia menjadikan sem...