Chapter 41: SAVE ME

156 22 34
                                    

"Ed, gimana? informasi yang Dervan kasih terbukti ga bahwa salah satu anggota Chain ada yang berkhianat?" tanya Edgard tak sabaran mendapat jawaban dari Edrico. Seperti halnya Dervan, tak berbeda sifatnya dengan Edgard.


"Sabar! gue lupa lagi," ketus Edrico seraya berdecak. Ia lupa menyimpan bukti-bukti yang Dervan bawa sepulang dari menyekap Divanka tanpa sepengetahuan siapapun. Ia sibuk mencari file rekaman yang didapatkan Dervan. Bodohnya Dervan tidak memberitahu langsung siapa pengkhianat itu.

"Ah elah, kunaon atuh ari manéh bisa poho kitu?!" Edgard mengacak rambutnya tampak frustrasi, ia butuh sekarang juga mengetahui si pengkhianat itu.
(*Translate: Kenapa lo bisa lupa gitu?)

"Kalem atuh, ieu keur ditéangan ku urang. Repeh manéhna! sok ngajedog!" balas Edrico yang justru malah semakin pusing karena Edgard sejak tadi terus mengomel dan mondar-mandir.
(Translate: Kalem, ini lagi dicari sama gue. Jangan berisik lo! diem!)

Edgard akhirnya duduk di kursi yang tersedia dalam ruangannya. Ia tak bisa tenang. Apapun yang ia mau harus ia dapatkan sekarang juga. Pikirannya yang sudah kacau semakin kacau karena memikirkan Dervan. Ponsel putranya tidak dapat dihubungi.

"Koko! sia rék kamana, hey?!" panggil Edgard spontan menegakkan tubuhnya ketika melihat Edrico beranjak meninggalkan ruangan.
(Translate: Koko! lu mau kemana hey?)

"Kamar si Dervan," jawab Edrico dari kejauhan. Tak menunggu lama, Edrico kembali ke ruangan dengan membawa laptop dan berkas yang tersimpan dalam amplop coklat.

Edrico duduk berhadapan dengan Edgard. Ia memberikan berkas itu pada Edgard agar pria itu bisa melihatnya sendiri, sedangkan dirinya sibuk mencari rekaman yang Dervan ambil dari si pengkhianat juga rekaman Dervin yang sempat terjatuh di aspal ketika menuju pertemuan dengan Bragasdon tempo hari.

Edgard membuka amplop itu dan ternyata isinya adalah foto-foto Divanka bersama Bragasdon, ketua Bragasdon, lalu foto-foto dalam ruangan tampak sedang berdiskusi.

"Divanka." foto yang berada dalam genggaman Edgard kini berubah kusut karena Edgard meremasnya dengan emosi yang mulai menggunung.

"Lo liat ini, Gard!" Edrico memutar laptop yang tadi menghadapnya kini dihadapkan pada Edgard. Sebuah rekaman video yang Dervin ambil ketika Bragasdon akan menyerang balik komunitasnya. Lalu rekaman video beralih pada rekaman yang diambil Tino, Bragasdon yang membuat umpan untuk mengetahui komunitas mana yang berani meratakannya, berlanjut ketika pertemuan anggota inti tim satu dengan anggota Bragasdon di blok tengah yang mengakibatkan menyebarnya foto hingga membuat riders lain penasaran, semua sudah Edgard lihat dengan mata kepalanya sendiri.

"Ga kaget sih gue kalau bocah ini berani berkhianat," ujar Edrico seraya tersenyum miring. Ia kembali mematikan laptop milik Dervan setelah menunjukkan bukti-bukti pengkhianatan itu. Edrico menegakkan posisi duduknya, "gue paham sekarang, pantes aja Dervin sama anggota tim satu waktu itu bubarin Bragasdon balapan liar. Ternyata itu umpan," gumam Edrico dalam hati ketika kilasan berita anggota tim satu menyanggupi balapan dengan Bragasdon. Ternyata itu bukan murni persoalan penggantian lawan Bragasdon, tetapi itu bagian dari jebakan yang dibuat Bragasdon. Sial, Chain mengalami satu kali kecolongan.

"Jadi, selama gue di Jerman langkah mereka semakin gencar." Edrico mengangguk merespon perkataan Edgard.

"Bisa jadi. Gue ga turun langsung karena gue nyari apesnya tuh bocah. Ini waktunya, Gard. Kita cari Divanka." Edrico bangkit lalu ia memakai jaket resmi wakil ketua Chain, memasang helm yang sudah terpasang intercom dan juga Go Pro, sarung tangan ia pakai dengan cepat.

"Ed, tunggu! kalung gue dipakai Dervan. Bentar, lo lacak di mana Dervan! perasaan gue ga enak," ujar Edgard yang begitu kentara khawatir pada putranya itu. Dervin belum ketemu, lalu Dervan yang mendadak pergi dengan alasan menemui kekasihnya. Edgard ragu, pasalnya saat di Jerman pun Dervan beralasan pergi ke suatu tempat namun pada nyatanya ke tempat yang lain.

No Leader! || ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang