Markas besar Chain ramai tak seperti biasanya. Semua anggota berkumpul bersama sang ketua dan wakil ketua komunitas Chain. Hari yang cerah semakin menambah suasana sekitarpun juga cerah. Namun ada yang kurang di sana. Keberadaan Dervin dan Divanka.
Kedatangan Edgard dari Jerman langsung mendapat sambutan hangat dari setiap anggota Chain. Sedari tadi sang ketua tak terlalu menikmati acara penyambutannya, ia mencari seorang putranya yang kabur dari Jerman padahal masih dalam proses pemulihan. Ia bahkan baru menyadari, putranya itu ternyata jauh lebih nakal darinya dulu.
"Lo nyari siapa, Gard?" tanya Edrico yang menyadari kegelisahan sahabatnya itu.
"Katanya lo mau bantu nyari anak gue," sahut Edgard masih tampak celingukan berharap dapat menemukan putranya dari kerumunan anggota Chain di ruang kumpul yang besar.
"Anak lo yang mana, Gard?" tanya Edrico bingung. Ia tak tahu Edgard menanyakan salah satu putranya atau keduanya.
"Ya itu si-" ucapan Edgard terhenti kala suara kencang dari arah pintu masuk mendominasi ke seluruh ruangan.
"ASSALAMUALAIKUM, PUNTEN! ADA DEMO APAAN NIH TUMBEN RAME-RAME?!"
Seluruh perhatian mengarah pada remaja lelaki yang baru saja menyapa dengan suara keras sambil tersenyum hangat dan tampang santainya, jangan lupakan juga tingkah seenaknya yang tak pernah tahu situasi dan kondisi. Acara sambutan ketua Chain, dikira acara demo. Siapa lagi kalau bukan si 'ganteng ga ada lawan' yang belakangan ini bertingkah kurang ajar.
"Mampus dah tuh bocah sableng," maki Andre sambil menepuk jidatnya tampak frustrasi. Benar-benar remaja lelaki itu bertingkah semaunya dan kerap kali membuat orang di sekitarnya memaki dan mengumpat.
"Sarap éta budak," celetuk Aksal dengan bahasa sundanya. Kepalanya menggeleng pelan.
"Sedotan kalau dikasih nyawa ya gitu," sambung Reese enteng mengikuti kalimat yang selalu Firman ucapkan.
"Salut gue sama anggota tim satu mentalnya pada kuat ngadepin tuh bocah," tawa Gilang meledak saat itu juga.
Namun Gisella memukul paha cowok itu cukup keras sambil memberi pelototan tajam, "Itu adek gue."
"Serius?" tanya Rizal tak percaya bahkan mengira Gisella tengah mengarang saja. Gisella tak menjawab, ia melihat reaksi ayahnya dan Edrico yang fokus menatap kedatangan Dervin yang masih menunjukkan senyum tanpa dosanya.
"Ya ampun, kenapa pada liatin gue? kayak baru liat orang ganteng aja," ujar Dervin salah tingkah dengan cengiran konyolnya sambil menggaruk belakang lehernya untuk menutupi salah tingkahnya.
"Dervin sholeh yang ganteng ga ada lawan barusan salam bukannya dijawab malah cengo berjamaah," cerocosnya menggerutu lalu ia melangkahkan kakinya masuk ke ruangan besar itu.
Cowok itu bahkan tak menyadari kehadiran sang ketua Chain, ya wajar saja karena ia tak pernah tahu wajah ketua Chain dan kedatangannya yang secara mendadak. Makanya ia bersikap acuh, sedangkan seluruh anggota Chain tak ada yang mengeluarkan suara lagi untuk sekedar menghentikan langkahnya. Perhatian mereka masih tertuju pada sikap acuh yang ditunjukkan Dervin.
Dervin tak lagi peduli pada sekitarnya yang masih menatap ke arahnya.
"Emang bener, pangeran datang ke bumi pada cengo berjamaah. Survey membuktikan kalau gue gantengnya ga ada lawan." Dervin tersenyum bangga dengan tingkat kepedean yang tak terhingga.Baru saja ia menginjakkan satu kakinya pada anak tangga, suara bariton seseorang yang terdengar asing di telinganya menghentikan langkahnya.
"Orang ganteng ga ada lawan, sini kamu!"
Dervin menoleh, "Bapa manggil saya?" tanya Dervin memastikan setelah langkahnya spontan terhenti. Kini gilirannya yang menunjukkan ekspresi penuh tanya. Dervin mengerutkan kedua alisnya dalam, ia meneliti penampilan pria yang memanggilnya itu. Jaket resmi Chain dengan logo tengkorak terlilit rantai pada besi yang menyilang dan bertulis 'The first Leader of Chain Riders Community' melekat pas ditubuh tegapnya. Jaketnya berbeda dengan anggota lain dan Dervin baru menyadari hal itu.
"Buset, ada ketua Chain. Baru nyadar gue," gumamnya dalam hati sebisa mungkin ia menetralkan keterkejutannya dengan senyuman konyol di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Leader! || ✔️
Roman pour AdolescentsAwal yang buruk menjadi bagian dari ujian hidup yang begitu berat ia rasakan. Dervin yang dibesarkan disebuah keluarga yang tak sehat, hal itu tak membuat dirinya menjadi sosok anak yang nakal ataupun pembangkang. Namun sebaliknya, ia menjadikan sem...