Keesokan harinya, tepat pada hari Sabtu Pappie memberikan kabar yang benar-benar membuat putrinya bingung harus berekspresi bagaimana.
"Athanasia, kami akan ke Netherland hari ini, 3 menit untuk memberitahu kamu tentang yang perlu kamu ketahui. Jika ada sesuatu mintalah bantuan pada jongos dan bdinde. Oma disana sedang sakit, dan kebetulan ada tugas untukku di Netherland."
"Papa, siapa yang dimaksud 'kami' dan selama berapa lama kalian disana?" baiklah, untuk saat ini dia sedih.
"Aku, Mammie, dan Valeri. Kami akan disana selama 3 tahun. Kamu pasti bertanya kenapa kami tidak membawamu kan? Jawabannya adalah karena ini permintaan Valeri. Dia saudarimu jadi kamu harus bisa memakluminya."
Note :
Di sekolah nya Athanasia ada asrama, papa menyuruh dia supaya masuk ke asrama, karena disana pasti ada orang yang bisa mengajari banyak hal. Soal makan dan tidur tidak perlu khawatir, dan merasa sendiri? Tidak.
3 Tahun Kemudian
Selama 3 tahun itu, Athanasia sama sekali tidak diperbolehkan untuk keluar asrama dan harus dipindah dari kelas nya yang dulu, itu adalah perintah mama.
Dia sangat rindu pada keluarga Van Dijk, melebihi rasa rindunya kepada keluarga Van Bristen alias keluarganya sendiri. Dia tidak pernah bertemu lagi dengan Fajar dan Anna selama 3 tahun ini, asal kalian tahu saja ya, bagi yang menginap di asrama, dari awal sekolah maka kelas mereka ada di gedung 2, namun yang tidak menginap di asrama maka kelasnya akan ada di gedung 1, jarak anatara gedung 1 dan 2 sedikit jauh.
Tepat pada bulan Juni nanti Athanasia boleh keluar dari Asrama, dia akan lulus sekolah.
Athanasia berencana mau menghampiri dulu rumah nya Van Dijk, setelah itu baru ke rumah dia, namun dia merasa sedih jika memikirkan rencana itu karena ini saja masih bulan Maret.
Hidup dia menjadi eentonig ( dari bahasa belanda, artinya monoton. Hidupnya gitu gitu aja, gaada apa-apanya jadi bosenin. )
Dia ingin sekali keluar, namun tidak bisa. Jika kalian tanya,
'Kenapa nggak kabur aja?' jawabannya adalah,
'Banyak penjaga diluar pintu kamar Athanasia. Bawahan Pappienya.'Athanasia menjadi seperti robot yang menjalankan aktivitas nya namun tidak berekspresi, bahkan dia menjadi dingin dan sinis, dan jarang bicara pada orang lain (mirip papanya.)
Dia menunggu dengan sangat sabar untuk datang nya bulan Juni nanti. Guru-guru yang mengajar ada beberapa yang juga mengajar di gedung 1 (pernah ngajar Athanasia sebelum dia dipindah ke gedung 2), dan mereka mulai membandingkan sikap Athanasia yang dulu dan sekarang, benar- benar beda jauh. Ada sebagian guru yang khawatir, sedih, hingga acuh.
Namun jangan salah, dia banyak bicara untuk menerangkan materi kepada teman teman yang lainnya, dan setiap guru memberi pertanyaan maka Athanasia yang paling pertama menjawab, tidak ada pertanyaan yang tidak ia jawab, namun karena keseringan menjawab maka guru akan menjadikan Athanasia sebagai penjawab terakhir jika teman-teman lain tidak ada yang jawab dengan benar.
Setiap senggang ia hanya membaca buku pelajaran, dan kadang kalau ia bosan maka ia akan tiduran, menutup mata, dan mengingat semua kejadian indah yang pernah ia alami di Netherland maupun di Hindia Belanda.
Athanasia jarang sekali makan malam, jika terpaksa maka ia akan mengambil sedikit sekali makanan, entah kenapa tapi dia benci jika harus makan malam. Tapi tubuh Athanasia tidak kurus, dia body goals ditambah lagi dengan parasnya yang cantik dan selera pakaian nya yang anggun dan sederhana.
Setiap perempuan pasti iri dengan dia, dan setiap laki-laki pasti akan menginginkan Athanasia untuk menjadi kekasih nya. Ingat, tahun ini dia akan berusia 17 tahun.
Dia sangat merindukan sahabat kecilnya itu. Sangat senang jika dia ada bersama mereka.
Jika kalian tanya,
'Kok Fajar sama Anna nggak nyamperin si Athanasia sih?'
Maka jawabannya,
'Mereka udah sering banget nyamperin, tapi selalu ga berhasil ketemu sama Athanasia, gara-gara ulah bawahan papanya.'Sedih memang, biasanya mereka nyamperin Athanasia dengan bawa makanan, eh malah gabisa ketemu dong.
Athanasia tidak bisa merayakan ulang tahunnya selama 3 tahun bersama dengan keluarga van dijk.
'Kebahagiaanku dirampas begitu saja.'
'Jika satu-satunya kebahagiaan kita dirampas begitu saja dalam waktu singkat, hanya demi mengalah kepada saudari yang jahat, apakah salah jika aku marah? Selama 3 tahun ini, sembari aku menanti kepulanganku dan pertemuan bersama keluarga Van Dijk, tidak ada satupun yang mau meminjamkan bahunya untuk tempatku menangis.
Kelihatannya aku sangat cuek, mereka hanya mampu menggunjing tanpa tahu kebenarannya. Namun, sebenarnya hatiku sudah hancur berkeping-keping, karena ketidak adilan yang aku alami.
Aku hanya bisa sendiri, aku belajar mengenal kasih hanya dari buku-buku yang aku baca, aku dapat merasakan kasih sayang yang tulus dari keluarga lain.
Athanasia Van Bristen~
KAMU SEDANG MEMBACA
Athanasia Van Bristen [TAMAT]
Historical FictionDi zaman penjajahan Belanda, punya Mammie dan Pappie tentara, juga tinggal bersama keluarga tiri kira-kira seru? Nggak tuh! [Inspirasi dari Dimas Van Dijk karya Risa Saraswati]