Cinta?!

134 15 0
                                    

Author POV

2 bulan setelah hari itu, Athanasia mulai benar-benar bebas bertemu keluarga Van Dijk. Dia merasakan sesuatu yang aneh ketika dia berada didekat Fajar.

"Wah, Fajar! Kamu rapi sekali, mau kemana?" tanya Athanasia dengan sangat antusias, dia berharap Fajar mau pergi bersama dirinya, namun ....

"Anna, Athanasia, aku akan menyatakan cintaku kepada Lisa Brouwer hari ini juga, tepat di rumah dia. Bagaimana ini, aku sedikin gugup, apakah aku terlihat tampan?" senyum manis Athanasia dan Anna sama-sama hilang, karena Anna tidak menyukai Lisa Brouwer, sementara Athanasia patah hati.


"Jangan Fajar. Kau tahu bahwa keluarga Brouwer itu tidak menyukai mu. Kamu ingat surat ancaman saat usia kita 13 tahun? Lebih baik jang-"

Disela oleh Fajar.

"Cinta untuk diperjuangkan dan dipertahankan. Akan kulakukan apapun demi mendapatkan dia, lagipula masalalu biarlah berlalu."

"Jangan! Demi kebaikan kamu sendiri." kata Athanasia dengan gundah, dia tidak ingin sahabatnya itu disiksa oleh keluarga Brouwer, karena jika keluarga itu tidak suka, maka mereka tidak segan untuk menyiksa bahkan membunuh orang itu. Semua orang sudah tahu akan hal itu.

"Benar kata Athanasia, kau tahu, jika kau melakukan itu maka sama saja kamu mempertaruhkan nyawamu." Athanasia dibela oleh Anna.


"Tidak masalah, kita lihat saja nanti."

"Fajar, kau begitu mencintai Lisa. Dan aku tahu seberapa menderitanya dirimu saat ini. Tak apa Anna, biarkan dia menjalani cerita cintanya, siapa yang tahu mungkin Lisa adalah jodohnya." Kata Athanasia sambil menjatuhkan pandangannya ke lantai dan suaranya yang hampir berbisik.

Fajar pergi meninggalkan Athanasia yang hampir menangis dan Anna yang kebingungan campur khawatir. Dua wanita itu sadar bahwa mereka tak dapat menghentikan pria yang sedang kasmaran.

"Athanasia, firasatku buruk," kata Anna sambil memeluk Athanasia.


"Sama, Anna. Aku juga."

Keesokan harinya

"Anna, Athanasia! Benar kataku. Mereka menyetujui!" kata Fajar dengan riang dan antusias.

"Oh benarkah?" tanya Anna untuk memastikan.


Ia mengangguk. Sekali lagi, Athanasia yang sudah tidak kuat menahan tangis nya, akhirnya memilih untuk pamit pulang.


Sesampainya dirumah

Rumah sangat sepi, Pappie, Mammie, dan Valeri sedang pergi bersama. Athanasia memanggil salah satu bedinde yang dia anggap seperti Mammienya sendiri.

"Mbok Ningsih!"

Lalu mbok Ningsih pun datang, dia adalah bedinde berumur 40-an dengan tubuh yang sangat kurus.

Athanasia Van Bristen [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang