Author POV
Selama 3 hari Athanasia sering sekali menghabiskan waktu dengan bersantai, bermain ke rumah keluarga Van Dijk, dan ke perpustakaan bertiga. Hari-hari dilalui dengan damai, hingga ...
Pappie, Mammie, dan Valeri kembali ke rumah.
Sebenarnya Pappie sudah tidak peduli lagi kepada Athanasia, dia lebih peduli Valeri dan mama, karena Valeri menyebarkan fitnah tentang Athanasia.
Mereka memberikan hadiah ulang tahun untuk Athanasia, walaupun sudah terlambat tapi dia bisa memahami hal itu.
'Tidak masalah jika terlambat, yang paling penting mereka mengingat hari ulang tahunku.' batin Athanasia.
Mammie dan Valeri membeli banyak sekali barang mewah, diam-diam Athanasia mendekati papa dan membisikkan sesuatu, "Papa, bukannya ini pemborosan? Jika papa mengizinkan hal ini terjadi, bukankah lebih bagus kalau papa itu menyumbangkan sesuatu untuk para pribumi?" bisik Athanasia.
"Biarkan saja mereka, Pappie juga memberikan sesuatu untuk para pribumi. Itu bukan urusan kamu." Sifat Pappie ketus lagi.
'Kapan semua akan berubah, ya?' batinnya.
Athanasia sangat amat yakin bahwa keluarganya palsu, dia menyadari kenapa Mammienya masih sangat muda? Umurnya berbeda jauh dengan Pappie, dan kenapa Athanasia merasa lebih nyaman pada Tante nya? Kenapa saat dia tanya kepada Pappienya itu, ekspresi yang biasanya datar dan dingin berubah menjadi kaget dan tatapannya menjadi sendu.
'Pasti ada sesuatu yang harus aku periksa sendiri, aku tidak percaya pada yang lainnya, aku harus mempercayai diriku sendiri.'
* * *
Waktu sudah menunjukkan jam untuk makan malam, bukan Valeri kalau tidak merencanakan sesuatu. Dia berjalan sejajar dengan Athanasia di tangga, lalu Valeri menjegal kaki Athanasia, lantas gadis malang itupun terjatuh. Tidak ada yang tidak tahu tentang kejadian itu, lalu Valeri langsung memasang wajah iba nya.
"Athanasia, bagaimana bisa kamu jatuh? Lain kali hati-hati ya, sayang? Kalau kamu luka, maka aku akan sedih, kamu kan saudariku. Mari kubantu."
Athanasia tidak mau meladeni itu.
"Ah, aku tidak apa-apa. Aku hanya kesandung kaki kamu yang tiba-tiba saja ada didepan kakiku, aku tidak melihat bawah."
Setelah itu Valeri berjalan mendahului Athanasia, dia memasang muka seperti orang yang sedang tidak suka.
Makan malam pun dimulai, mereka makan dengan tenang sampai Akhirnya seseorang membuyarkan ketenangan itu, "Kemarin aku melihatmu menulis surat kepada seseorang, kenapa dan siapa? Apakah kepada Van Dijk? Padahal rumah kalian dekat."
Tanya Valeri penuh kemenangan.
Athanasia membulatkan matanya.
"Memang itu untuk mereka, lalu kenapa? Tidak semua urusanku menjadi urusanmu hanya karena kamu ini adalah adikku. Hargai privasiku!Mammie, Pappie, maaf bila makan malam ini menjadi tak menyenangkan, aku tiba-tiba tidak mau makan, selamat malam." Lalu Athanasia berjalan gontai menuju kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athanasia Van Bristen [TAMAT]
Narrativa StoricaDi zaman penjajahan Belanda, punya Mammie dan Pappie tentara, juga tinggal bersama keluarga tiri kira-kira seru? Nggak tuh! [Inspirasi dari Dimas Van Dijk karya Risa Saraswati]