Fajar POV
Selama 1 bulan ini kami benar benar menikmati waktu bersama. Kami pergi ke kebun bunga, membeli perlengkapan rumah, membeli banyak sekali buku, dna masih banyak kebutuhan rumah tangga yang harus kami beli.
Aku sangat senang karena Athanasia mau menikahiku, padahal jabatanku dengan papa Hans sangat jauh, bagaikan bumi dengan langit, belum lagi gunjingan orang orang.
"Fajar, kita hidup bukan dari orang lain, dan kita tidak akan mati hanya karena gunjingan mereka. Nikmatilah waktu yang kita punya bersama orang orang yang kita sayangi." begitulah kata-kata Athanasia yang selalu membuatku merasa bahagia.
Athanasia jugalah yang selalu membuatku merasa sebagai orang yang paling berbahagia di dunia.
Senyum nya yang menenangkan,
Tatapan matanya yang teduh,
Pelukannya yang hangat,
Setiap kalimat yang dilontarkan selalu mampu mengusir kecemasan ku,
Setiap lelucon nya berhasil membuatku lupa akan masalah ku,
Cara dia marah yang seperti anak kecil membuatku selalu tertawa,
Dialah yang membuat hidup ku yang kelabu berubah jadi berwarna sejak pertama kali kami bertemu,
Aku bersyukur setiap kali aku mengingat Athanasia,
Tidak cukup 1000 lembar kertas untuk menceritakan tentang dirinya.
Dia pembawa keceriaan, keharmonisan, dan kebahagiaan.
Athanasia POV
Aku bersyukur bisa menikahi Fajar, cinta pertamaku begitu sempurna.
Dia yang selalu gundah,
Selalu mengkhawatirkan orang lain,
Selalu baik kepadaku,
Mencintaiku dengan sepenuh hati,
Wajahnya saat tidur seperti malaikat tak bersayap,
Begitu menenangkan.
Aku merasakan kedamaian saat berada bersamanya.
Dia akan melakukan apapun dan yang terbaik untukku, sekarang aku paham kenapa Anna sangat mencintai adiknya.
Aku selalu bersyukur karena aku bisa bertemu, mengenal, dan menikah dengannya.
Dia pangeran tak berkuda, malaikat tak bersayap yang dikirimkan Tuhan padaku.
Athanasia & Fajar POV
"Tuhan, aku bersyukur bisa memiliki pasangan sebaik ini. Mencintaiku dengan tulus dan apa adanya. Mau menerima setiap kekuranganku. Sekali lagi, terimakasih banyak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Athanasia Van Bristen [TAMAT]
Fiksi SejarahDi zaman penjajahan Belanda, punya Mammie dan Pappie tentara, juga tinggal bersama keluarga tiri kira-kira seru? Nggak tuh! [Inspirasi dari Dimas Van Dijk karya Risa Saraswati]