Ulang tahunku yang ke 17 sudah dirayakan 1 minggu yang lalu, acaranya sangat mewah dan banyak orang yang diundang, tentu aku mengundang keluarga Van Dijk, namun mereka lebih memilih untuk merayakannya berlima saja. Baru 1 minggu yang lalu aku menjadi orang yang sangat penting sekaligus menjadi nyonya pesta, ternyata hari ini aku menjadi orang asing bagi keluargaku.
Ada keluarga Brouwer disini.
Mereka sangat suka pada keluarga Brouwer, jadi kami memakai pakaian terbaik kami, begitu juga dengan keluarga Brouwer. Mereka sangat akrab, Pappie dengan Tuan Brouwer yang membicarakan pekerjaan, Mammie dan Nyonya Brouwer yang membicarakan barang mewah, hingga Valeri dan dua gadis yang asik menggunjing sana-sini.
Mereka seperti menganggapku tidak ada, bahkan keluarga Brouwer pun menggunjing aku, dari pakaianku yang tidak seberapa, sifatku, sampai aku yang mau berteman dan membela Pribumi.Aku hanya duduk di sofa, sambil membawa buku sebagai alibi, aku berpura-pura membaca namun sebenarnya aku mendengarkan pembicaraan mereka.
Kesabaran itu habis saat Lisa Brouwer mulai angkat bicara, begini katanya, "Hahaha, Athanasia sangat aneh, dia lebih memilih berbaur dengan Inlander rendahan daripada dengan Londo yang kaya dan terhormat. Dia benar-benar aneh dan bodoh, aku tidak habis pikir–"
Aku menutup bukuku dengan sangat kencang, sampai ucapan Lisa terhenti. Aku berdiri dan menatap tajam dia."Dosa apa yang pernah aku lakukan padamu? Kau pernah merasa dirugikan karena keanehanku? Apa kau tidak sadar bahwa tanah yang kau injak ini sebenarnya adalah milik manusia yang kau sebut 'inlander' itu? Bahwa nasi yang kau makan itu adalah padi yang ditanam dan dijadikan beras oleh mereka, bahkan mereka mengolahkan beras itu menjadi nasi untukmu?!"
Mereka semua hanya bisa diam membeku, tidak percaya oleh ucapan yang aku lontarkan itu. Memang benar, kan? Kurasa percuma aku mengatakan itu semua, karena pasti ucapanku akan seperti masuk telinga kanan, keluar telinga kiri di kuping mereka. Aku segera masuk ke kamar.
***
Author POV
Malam pun tiba, sekarang keluarga Brouwer sudah pulang, kini di ruang keluarga sedang ada 4 orang yang memasang raut wajah tidak enak dipandang.
"Apa yang kamu lakukan?!" tanya Pappie yang kesabarannya sudah habis.
"Kupikir Pappie tahu apa yang aku lakukan." Aku mati-matian menahan diri.
"Apa kau tahu, gara-gara kamu, kami semua harus meminta maaf dan memberikan mereka gulden yang banyak!" Mama bicara dengan mata yang melotot.
"Kupikir soal memberikan mereka gulden itu adalah kemauan Mammie dan Pappie sendiri." Di waktu kejadian, aku mengintip dari arah tangga, tanpa mereka sadari.
"Heh, aku malu pada Lisa, malu karena punya kakak sepertimu!" valeri berbicara sambil menunjuk-nunjuk kearahku.
"Saat kau datang, Mammie dan Pappie sama sekali tidak meminta persetujuan dariku tuh?" Aku tetap tenang saat menjawab mereka.
"Athanasia, mulai dari hari ini kau tidak akan boleh keluar kamar!" Ops, sepertinya papa sudah sangat marah. Aku akhirnya berjalan kearah kamar, lalu mengunci pintu dari dalam.
Malam hari tiba, Pappie meminta izin untuk masuk kedalam kamarku, tentu aku mengizinkannya, dia kan Pappieku. Kini aku dan Pappie duduk berhadap-hadapan di atas kursi. Aku siap untuk membicarakan hal yang serius. Omong-omong, ini pertqma kalinya Pappie datang untuk bicara di kamarku.
"Athanasia, kau sudah dewasa, kenapa masih sama seperti 3 tahun lalu? Kamu harus bisa menahan diri."
"Pappie, aku membela kebenaran kok."
"Kamu pikir Pappiemu ini bodoh? Tentu saja Pappie tahu. Kamu harus lebih bisa mengendalikan diri. Kamu tinggal di tengah-tengah orang yang begitu tak menyukai mereka. Pappie memang bangga dengan keberanianmu, namun jangan lupa untuk pakai akal sehatmu."
"Maaf Pappie, aku belum bisa menahan amarah."
"Ya, lain kali belajarlah dari kesalahan. Keluarga Brouwer ini adalah keluarga yang berpengaruh. Pappie mengkhawatirkan kamu. Pappie pergi dulu, harus tidur karena besok rapat."
"Iya, Pappie. Selamat malam."
"Malam juga."
***
Sudah 1 minggu sejak kejadian itu,
aku tidak diberikan jaring ( jaring yang biar gaada nyamuk ) dan selimut. Pakaian yang pendek disita, hanya ada pakaian panjang dan tebal. Bayangkan orang yang sudah 13 tahun hidup di Netherland dengan udara yang sangat dingin, tiba-tiba harus merasakan kepanasan dan digigit nyamuk seperti itu. Namun aku tahan dengan hukuman itu.
2 minggu.
3 minggu.
4 minggu.
Dan 5 minggu kemudian barulah aku dibebaskan dari hukuman. Hukuman ini dari Pappie. Haha, Pappie ingin membuatku jera. Aku sudah jera Pappie~!
KAMU SEDANG MEMBACA
Athanasia Van Bristen [TAMAT]
Historical FictionDi zaman penjajahan Belanda, punya Mammie dan Pappie tentara, juga tinggal bersama keluarga tiri kira-kira seru? Nggak tuh! [Inspirasi dari Dimas Van Dijk karya Risa Saraswati]