Awal Terpilihnya

1.2K 64 6
                                    

“Nih, surat izin keluar untukmu.”

Aku menoleh, menatap Rega sang sekretaris kelas yang menjulurkan lengannya kepadaku. Aku menerima kertas yang ada di genggamannya, lalu Ia berlalu pergi, kembali ke bangkunya. Teman sebangkuku pun mulai menggerakkan kepalanya untuk mengintip surat izin apa yang kuterima.

“Hey! Kau lolos seleksi Genetics?”

Aku menatapnya bingung, “Apa? Kenapa bisa? Dan yang lebih penting, apa itu Genetics?”

Kay, teman sebangkuku menatapku tak percaya, “Kau tidak tau apa itu Genetics? Bukankah seharusnya semua orang pintar sepertimu menginginkan posisi ini?”

Aku mengernyit dalam, semakin tidak mengerti. “Baiklah, biar kujelaskan sebagai kawanmu yang baik.” ucap Kay saat melihat tatapan bingungku.

“Genetics adalah program lima tahunan seluruh sekolah yang tergabung dalam Organisasi Egalitas Pendidikan. Setiap tahunnya hanya ada 5 orang siswa beruntung yang terpilih dari setiap sekolah, untuk tergabung dalam program ini. Aku yakin hampir seluruh siswa menginginkan diri mereka berada di program ini. Kau tahu kenapa?”
Aku menggeleng.

“Siswa terpilih dari program ini akan mendapat jaminan seratus persen kelancaran pendidikan dan karier di masa depan. Organisasi Egalitas Pendidikan bahkan berani menjamin itu. Yang lebih memukau adalah, beberapa dari mereka mengatakan, bahwa lokasi karantina kalian tampak seperti kompleks hunian mewah daripada asrama siswa.”

“Aku tidak mengerti dengan penjelasanmu yang melompat-lompat seperti itu, Kay. Apa itu Organisasi Egalitas Pendidikan? Asrama macam apa? Mengapa aku bisa terpilih?” tanyaku.

“Kalian akan di karantina saat menjalani program Genetics, selama satu semester jika aku tidak salah. Untuk OEP, aku tidak mengetahui pasti organisasi apa itu, banyak sekolah dengan akreditasi tinggi yang tergabung dalam organisasi itu. Kenapa kau bisa terpilih? Hmph!” Tiba-tiba Kay mengulas senyum miringnya, menatapku tidak percaya.

“Apa? Kenapa kau melihatku seperti itu?”

Kay menunjuk papan pengumuman hasil ujian. “Kau bisa lihat namamu di puncak daftar, Keira-ku sayang.” ucapnya, “Program ini tentu akan memilih orang-orang cerdas sebagai peserta. Apa penjelasanku masih kurang jelas?”

Aku menarik nafas dalam dan melihat surat izin itu. Aku bisa keluar di jam pelajaran setelah istirahat pertama. Tiba-tiba benakku tersadar akan sesuatu, “Kay, bagaimana kau bisa tahu soal Genetics?”

“Hah? Bukankah seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau bisa tidak tahu soal Genetics?” Kay kembali menatapku tidak percaya, “Apa kau tidak memiliki koneksi dengan kakak kelas?”

“Aku punya,” elakku.

Kay mengangguk, “Lalu bagaimana dengan kakak kelas yang dulu bersama denganmu saat masa orientasi sekolah? Kakak itu  tidak menceritakan hal ini dalam sesi sharing?” Aku menggeleng.

“Kakak orientasiku dulu menceritakannya kepadaku. Ia bilang bahwa hal ini adalah kisah turun temurun yang harus diketahui setiap angkatan. Hanya ada satu kejadian, namun ini sangat berpengaruh terhadap nama baik program Genetics.”

“Apa itu?”

“Ada seorang siswi yang mengikuti program itu dua dekade yang lalu, dan Ia kembali ke sekolah di tengah masa karantinanya.” Kay menghentikan kisahnya, tersenyum misterius.

“Kau sungguh berbakat menjadi pembawa berita, Kay. Cepat lanjutkan ceritamu.” Aku mulai merasa tidak sabar. Terlebih kudengar bel awal pelajaran telah berbunyi. Kay tertawa kecil karena berhasil menggodaku.

“Siswi yang kembali itu diketahui kabur dari masa karantinanya, dan...”

“Kay, berhenti memenggal ceritamu.”

“Dia bertingkah seperti orang gila dan tampak ketakutan, Ia berteriak menyumpah program itu di tengah lapangan sembari menangis dan menjerit.” bisiknya sebelum pergi keluar untuk berbaris.

Baiklah, Kay benar-benar tampak seperti pembawa berita buruk bagiku saat ini.

★★★

Hai! XD

Kali ini aku bawa cerita yang beda dari genre biasanya. Hope you enjoy it!

Vote and comment yaa :))

Senin, 6 Juli 2020,
Callista

The GeneticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang