Jebulnya....

644 100 72
                                    

Setelah kembali dari rumah Joko untuk menyelesaikan kebingungan antara Joko dan Jimin, Yunggi memilih menyeduh teh nasgitel alias panas, legi (manis), kentel. Setelah menyeduh segelas, ia memutuskan untuk menawari teh kepada Taehyung.

Tok tok!

"Yes?" Taehyung bertanya saat membuka pintu.

"Aku lagi bikin teh. Mau?"

"Sounds good. Thank you."

Yunggi mengangguk dan kembali memasuki dapur. Tak sampai tiga menit, dua gelas teh dengan asap mengepul tersaji di meja makan. Yunggi belum menyentuh tehnya. Selain karena masih super panas, ia ingin menunggu Taehyung yang masih berada di kamar.

Pintu kamarnya terbuka dan Taehyung berjalan keluar dengan sesuatu di genggamannya.

"Ini tehnya."

"Thank you. I have some biscuits, a good company for the tea."

Yunggi memandang biskuit bulat berwarna coklat yang masih terbungkus rapi di dalam kemasan berbahasa Inggris.

"Itu atasnya apa? Chocochip?"

"Raisins. You like raisins?"

"Opo kuwi? (Apa itu?)"

Taehyung membuka kemasannya dan menyodorkannya kepada Yunggi yang mengendusnya sebentar lalu mengambil benda berwarna hitam yang disebut raisin itu.

"Oalah jebul (ternyata) kismis. Jarene kancaku iki jenenge upil gajah soale kaya telek cicek mung luwih gedhe (Kata temenku ini namanya upil gajah soalnya kayak tai cicak tapi lebih besar)."

"What? I don't understand."

"Rapopo, ora penting og (Gapapa, nggak penting kok)." Yunggi mencelupkan biskuit di genggamannya ke dalam teh dan memasukkannya ke mulut. "Emm...enak."

"It's nice, right? My teacher in Hongkong gave me this when I was in 7th grade and I loved it instantly. I was so happy when my family and I moved to San Fransisco and I found this in one small shop."

"Ora ajar gawe dewe wae? (Nggak belajar bikin sendiri aja?)"

"This? I don't have to."

"Ngapa emange? Nek ngerti carane gawe kan isa gawe dewe ning omah. Ra sah tuku ben duite isa mbok celengi (Kenapa memangnya? Kalo tahu cara buatnya kan bisa buat sendiri di rumah. Nggak perlu beli biar duitnya bisa kamu celengin)."

"I own the company."

"Ngapusi mesti! (Bohong pasti!)"

"Why would I?"

"Ora percaya tetepan. Nek tenan lak ya mesti kowe sugih banget nuuu (Tetep nggak percaya. Kalo bener kan ya pastinya kamu kaya banget). Bohong pasti ya, kan? Ayo ngaku!"

Taehyung membiarkan Yunggi kukuh dengan pendapatnya. Tak ada gunanya juga berdebat. Sebab apabila ia mengemukakan fakta berapa digit uang di dalam satu rekeningnya pun Yunggi tak akan percaya.

Tiba-tiba ponsel Taehyung bergetar dan ia segera mengangkatnya.

"Yes, Dad?"

"Hey, Tae. Tomorrow we will pick you up at 10."

"Okay."

"So, what have you been doing so far?"

"Nothing special. Just this and that. Oh, Jimin's here by the way."

"Who's Jimin?"

"Really, Dad? You forgot him? It's Park Jimin, my buddy. Mr. and Mrs. Park's son, our neighbour."

Roman PicisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang