Dear Beautiful

668 109 25
                                    

Malam itu Taehyung tak dapat memejamkan mata. Tidak karena jetlag namun karena isi kepalanya penuh dengan Yunggi.

"Why is he running around in my head?"

Ia menghela nafas kesal dan melirik jam dinding murahan bercorak harimau. Jam 01.00. Artinya ia akan dijemput sekitar sembilan jam lagi. Tiba-tiba saja, pikiran tentang meninggalkan rumah Yunggi tidak terasa semenyenangkan sebelumnya.

"Oh God, I hate this!" Ia menutup kedua matanya dengan lengan kanan sementara lengan kirinya menopang kepalanya. "You'll forget him, Taehyung...eventually."

Taehyung akhirnya memilih menghidupkan laptop lalu berselancar di dunia maya. Ia mengunjungi sebuah situs belanja dan mencari sesuatu. Saat ia menemukan yang ia cari, senyumnya mengembang.

"This will do."

---

Suara ketukan pintu mengganggu nyenyaknya istirahat Taehyung.

"Five minutes."

Tok tok!

Tok tok!

Taehyung kesal dan menendang selimut yang menutupi tubuhnya hingga jatuh ke lantai. Suara pintu dibuka membuatnya bergumam 'go away!' dengan mata terpejam.

"Ya wis. Aku ming arep pamit, arep mangkat ning sekolah. Bapak ibumu wis rawuh (Ya udah. Aku cuma mau pamit, mau berangkat ke sekolah. Bapak ibumu sudah datang)."

Yunggi hampir berbalik untuk membuka pintu saat suara serak Taehyung memasuki telinganya.

"Wait...."

Taehyung yang masih enggan membuka mata mendudukkan diri di kasur sebelum berdiri dan berjalan ke arah Yunggi.

Yunggi mengamati wajah mengantuk Taehyung yang sialnya tak kehilangan ketampanan walaupun sedikit awut-awutan.

"Ganteng," lirih Yunggi saat Taehyung sudah berada di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ganteng," lirih Yunggi saat Taehyung sudah berada di hadapannya.

"Gimme your number."

"Buat apa?"

"So that I can contact you, of course." Taehyung mengakhiri kalimat dengan cara menguap namun masih ingat untuk menutup mulutnya. Jangan sampai Yunggi pingsan karena bau mulutnya.

"Yo wis, endi hpmu? Kene tak leboke nomerku (Ya udah, mana hpmu? Sini aku masukin nomorku)."

Taehyung menunjuk ponselnya yang masih berada di atas meja belajar. Yunggi berjalan mengambilnya sambil bergeleng-geleng.

"Le kubuka hpmu piye? (Aku buka hpmu gimana?)"

"1230."

Yunggi pun mengetikkan angka-angka yang disebutkan dan langsung memasukkan kontaknya.

"Wis. Nyoh hpmu. Tak pamit ya. Ngati-ati ning dalan (Udah. Nih hpmu. Aku pamit ya. Hati-hati di jalan)."

Taehyung menepuk-nepuk kepala Yunggi tepat sebelum pintu dibuka oleh Sang Pemilik Kamar.

Roman PicisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang