That Smile of Yours

499 92 49
                                    

Taehyung termenung menatap layar ponsel yang menampilkan beberapa surel yang belum ia baca. Namun, pikirannya tidak berfokus ke semua surel tersebut. Ia justru sedang melamunkan Yunggi. Yungginya. Yunggi yang mengerjainya dengan cara mengunci pintu dari dalam sehingga ia tak dapat masuk dan mengambil hadiahnya, yaitu sebuah ciuman.

"He tricked me."

Taehyung melemaskan tengkuknya yang terasa pegal dan berhenti tiba-tiba saat sebuah ide cemerlang menghampiri kepalanya.

"Then I should get a revenge."

Ia pun tersenyum sinis dengan kilatan jahil di kedua bola matanya.

"Just wait for it, Baby Yunggi."

---

Yunggi beberapa kali menoleh ke arah pintu masuk. Wajahnya tampak biasa-biasa saja walaupun sebuah pertanyaan terus berputar-putar di kepalanya. Di mana Taehyungnya.

"Nesu pa ya merga tak kancing lawange? (Marah apa ya karena aku kunci pintunya?)"

Sekali lagi Yunggi bangkit dan perlahan membuka pintu rumahnya. Ia menoleh ke kanan dan kiri untuk memastikan Taehyung bersembunyi atau tidak. Nihil. Kekasihnya tersebut tak ada di sana.

"Halo, Ko?"

"Piye, Mas? (Gimana, Mas?)"

"Mas Tae ning kana ra? (Mas Tae di situ nggak?)"

"Lha? Ra ngerti pa, Mas? Kan wis bali ning omahe simbahe mau karo Jimin karo Jonny. Emange ra pamitan? (Lha? Nggak tahu apa, Mas? Kan udah pulang ke rumah mbahnya tadi sama Jimin sama Jonny. Emangnya nggak pamitan?)"

"Ora. Wis ya (Nggak. Udah ya.)"

Darah Yunggi mendidih mendengar Taehyung yang telah pergi tanpa berpamitan.

"Dadi kowe wani ngana kuwi to, Mas? Entenono wae. Tak pites ndasmu! (Jadi kamu berani gitu ya, Mas? Tungguin aja. Aku pites kepalamu!)"

---

Taehyung berada di tengah-tengah antara sahabat dan mantan kekasihnya. Baik Jimin maupun Jonny sama-sama tak bertegur sapa setelah adu mulut di depan rumah Joko. Ia tak peduli karena sibuk menahan tawa melihat layar ponselnya yang berkali-kali memunculkan panggilan dari Yunggi.

"You're not gonna answer that, Man?" Jimin bertanya.

"Nope!"

"Who's been calling you?"

"Yunggi."

"Do you wanna die or something?" Giliran Jonny yang bertanya kali ini dan dijawab dengan dengusan geli oleh Taehyung.

"I'll be fine. Don't worry about me. You two finish whatever problem you have."

Sekali lagi Yunggi menghubungi Taehyung. Ini yang kelima, catat Taehyung dalam hati. Baiklah, saatnya menerima panggilan.

"Hey, Baby." Taehyung menyapa Yunggi ringan.

"Ha hei ha hei. Ning endi saiki, Pak? Apik ya kelakuanmu. Lunga meneng wae! (Di mana sekarang, Pak? Bagus ya kelakuanmu. Pergi diem-diem aja!)"

"Well, pintunya kamu kunci. Aku kira kamu udah nggak mau aku di situ."

"Heleh! Ngomong wae nek mung arep cedhak-cedhak mantan! (Bilang aja kalo mau deket-deket mantan!)"

Taehyung tersenyum mendengarnya. Yunggi cemburu. Gotcha!

"Kalau iya, terus kenapa?"

---

Roman PicisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang