Ketika Cinta Menyatu

586 92 68
                                    

Malam harinya, Yunggi mengajak Taehyung berjalan-jalan naik motor ke arah Kota Bantul. Yunggi yang mengemudikan motor sebab Taehyung tak pernah belajar naik motor sebelumnya.

Taehyung sama sekali tak keberatan sebab dengan menjadi penumpang, ia dapat memeluk Yungginya dengan leluasa. Sesekali ia bahkan mendaratkan kecupan di pundak kekasihnya tersebut.

"Ish, mbok ra ngana kuwi to, Mas! (Ish, jangan gitu, Mas!)"

"Why can't I?"

"Keri, Mas (Geli, Mas)."

"Geli apa enak?" goda Taehyung.

"Keri. Mbok baleni meneh, tak dukke ning kene lho (Geli. Kamu ulangin lagi, kuturunin di sini lho)."

"Jangan dong, Sayang. Nanti aku hilang, kamu nangis."

Yunggi melotot ke arah Taehyung melalui spion yang dibalas dengan senyuman kotak andalan Sang Kekasih. Di dalam hati, Yunggi berteriak seperti ABG tetapi di luar tampak tak suka. Gengsinya tinggi sekali!

"Mau ke mana kita, Sayang?"

"Aku arep golek kado nggo Joko ning Purnama. Wingi ulang tahun je bocahe (Aku mau nyari kado buat Joko di Purnama. Kemarin ulang tahun anak itu)."

"Kok aku nggak tahu? Mau ngasih apa, Sayang?"

"Embuh. Sendal nek ora ya tas nggo deknen kuliah (Nggak tahu. Sandal kalo nggak ya tas buat dia kuliah)."

"Tahun lalu kasih apa?"

"Barang bermanfaat. Sempak Spongebob sama My Little Pony satu lusin."

Taehyung mencoba menyingkirkan bayangan Joko dengan sempak My Little Pony warna merah jambu.

"Terus sebelumnya itu apa?"

"Hmm apa ya? Sik tak eling-eling (Aku inget-inget dulu)." Yunggi mengerucutkan bibir sambil berpikir. "Sak durunge kuwi, tau tak kado cotton bud sak dus terus obat nyamuk sak renteng karo sekoteng sak kresek. Lali aku apa meneh (Sebelum itu, pernah aku kado cotton bud satu dus terus obat nyamuk satu renteng sama sekoteng satu plastik. Lupa aku apa lagi)."

Taehyung terbahak-bahak. Tak disangka, ternyata pacarnya konyol.

"Ngapa ngguyu? (Kenapa ketawa?)"

"Seriously, you're just so silly, Babe!"

---

Keesokan paginya, Taehyung meminta izin pada Yunggi dan Pak Rizal untuk kembali ke rumah kakek dan neneknya sebentar. Ia beralasan bahwa ia perlu mengambil sesuatu.

"Ngapa kok aku ra oleh melu? Padahal mau jarene gur sediluk! (Kenapa kok aku nggak boleh ikut? Padahal tadi katanya cuma sebentar!)" protes Yunggi sambil melipat tangan di dada dan memutar tubuhnya membelakangi Taehyung.

"Kamu hari ini harus ke sekolah, kan? Murid-muridmu gimana, hm?"

Yunggi paham bahwa ia hanya mencari-cari alasan. Namun, rasanya ia ingin selalu dekat dengan Taehyung. Maklumlah, baru pertama kali punya pacar.

"I'll be back in the evening, okay?" Taehyung memeluk Yunggi dari belakang dan mendaratkan dagu di bahunya. "Smile for you, will you?"

Yunggi membuang muka, enggan meladeni permintaan Taehyung.

"No kiss for me today?" Taehyung bertanya manja. "Beneran? Nanti aku sedih lho, Sayang."

"Luweh! (Bodo amat!)"

"Ya sudah kalau begitu. Aku berangkat dulu ya, Sayang." Taehyung mengecup puncak kepala Yunggi yang masih belum ingin membalikkan badan. Saat didengarnya pintu terbuka dan tertutup, Yunggi menjatuhkan tangannya di kedua sisi tubuhnya dan tertunduk lesu.

Roman PicisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang