Bumpy Road

522 91 158
                                    

Setelah makan malam selesai, setiap orang kelihatannya memiliki agenda sendiri-sendiri. Tersisa Taehyung dan Yunggi saja yang masih duduk di ruang makan.

"Isih arep tanduk neh, Mas? (Masih mau nambah lagi, Mas?)"

"Sudah kenyang. Makasih ya, Sayang. Sini aku bantu."

Keduanya membereskan meja makan dan mencuci piring tanpa mengobrol. Taehyung sibuk memikirkan kata-kata yang tepat yang akan ia sampaikan sedangkan Yunggi mengkuatirkan hal apa yang akan disampaikan Taehyung padanya.

"Mau teh?"

"Boleh."

Yunggi mengangguk. "Enteni ning kamar wae rapopo (Tunggu di kamar aja gapapa)."

"Okay."

Lima menit kemudian, keduanya duduk berdampingan menatap kegelapan di luar jendela kamar Yunggi. Taehyung menyesap teh hangat buatan Yunggi dan meletakkan gelasnya di meja.

"My ex called me before when we were having dinner. I don't know how he got this number but if I found out that anyone around me helping him, I'm gonna get rid of that person." Ia menoleh ke arah Yunggi yang ternyata sudah menatapnya dengan tatapan tak terbaca. "Sebelum aku cerita ada apa, aku perlu cerita tentang masa laluku sama kamu. Kalau sesudah ini kamu milih untuk ninggalin aku, aku bisa ngerti."

"Itu urusan nanti, Mas. Sekarang cerita aja yang mau kamu ceritain. Aku dengerin."

"Haah....kamu tahu aku bukan orang yang banyak bicara. Aku serius dan hidupku cuma punya satu tujuan. Aku mau punya uang sendiri, aku mau punya usaha sendiri tanpa bergantung dari siapapun. Jadi, hidupku membosankan. Bangun, mandi, makan, belajar, kerja. Begitu terus sampai aku akhirnya mulai mencoba main saham. Uang yang aku dapet banyak sekali karena aku bisa melihat peluang yang bagus. Kamu tahu, aku kuliah di Paris bayar sendiri? Itu karena uang hasil main saham. Aku beli perusahaan biskuit yang aku suka itu, juga karena uang ini. Singkat cerita, aku berhasil dengan usahaku sendiri."

Yunggi menyentuh telapak tangan Taehyung dan pemiliknya pun mengaitkan jemari mereka berdua.

"Godaan ketika kamu ada uang atau nggak ada uang selalu ada, cuma beda wujudnya. Dan godaan buatku pas uangku makin banyak adalah perempuan atau laki-laki cantik dan seksi. Well, since I'm gay, women are never in the picture. Aku sama Jimin sama aja. Keluar masuk night club di banyak kota dan minum semua jenis alkohol. I'm a jerk not a saint, Yunggi. I've done so many sins in my 27 years of life. We never do drugs but...quite often one night stands. One of them was this guy I met at the Embassy then at the night club. Basically, he flirted and I got tempted to try. His name is Jonny."

Yunggi sadar jika ia barangkali terlalu muluk-muluk untuk bermimpi akan ditakdirkan dengan seseorang yang semurni dirinya yang belum pernah terjamah. Oleh karena itu, pengakuan Taehyung cukup meretakkan hatinya. Namun, ia tak akan mengungkapkannya sekarang.

"What I thought to be one night stand became two and three and then happened so many times. We both enjoyed it, I have to admit. Lalu satu hari aku tanya dia mau pacaran atau nggak dan dia bilang mau coba. Aku merasa senang karena ada seseorang di sampingku setiap hari dan aku berhenti ke night club. Semuanya baik-baik aja selama kira-kira dua bulan."

Taehyung menarik nafas perlahan. Ia tampak menerawang ke masa lalu.

"One night I got a called from Jimin when I was in Houston. He asked if I was back in town or something because he saw Jonny at the night club but he was a bit drunk so he wasn't sure. Aku tanya ke Jonny dan katanya dia di apartemennya. Salahku waktu itu, antara sahabat dan pacar, aku pilih percaya sama pacarku. Seminggu di Houston, tiap malem Jimin bilang kalo dia lihat Jonny di night club sama cowok beda. Jonny bilang kalo Jimin cemburu sama dia karena waktuku lebih banyak buat Jonny. Aku sama Jimin jadi agak jauh karena itu."

Roman PicisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang