Love of A Lifetime

462 85 25
                                    

Belakangan ini, Yunggi tampak sedikit tegang, mudah marah, dan mudah stres. Murid-murid di sekolahnya berulah sedikit, ia marah. Melihat Joko yang diam saja, dia senewen. Bahkan jika Taehyung terlambat dua menit dari jadwal video call mereka, Yunggi merajuk lama sekali.

"Kowe ki ngapa, Le? Kabeh uwong mbok seneni ket wingi ki ana apa jane? (Kamu ini kenapa, Nak? Semua orang kamu marahin dari kemarin itu ada apa sebenernya?)"

"Mboten napa-napa og, Pak. Mung radi kesel awake (Tidak apa-apa kok, Pak. Cuma agak capek badannya)."

"Le mu mulang kan saiki mung ping pindo seminggu. Sing marahi kesel ki apa? (Kamu ngajar sekarang kan cuma dua kali seminggu. Yang bikin capek itu apa?)"

Yunggi menggelengkan kepala.

"Kula nggih mboten ngertos, Pak (Aku juga nggak tahu, Pak)."

"Jotakan karo Nak Taehyung pa kowe? (Musuhan sama Nak Taehyung ya kamu?)"

"Mboten, Pak (Tidak, Pak."

"Ooo...ngerti Bapak saiki. Mesti gugup merga arep dadi manten to kowe, Le? (Ooo...tahu Bapak sekarang. Pasti gugup karena mau nikah kan kamu, Nak?)"

Yunggi diam saja namun tangannya tak berhenti meremas ujung kaosnya.

"Bapak ora arep mekso. Ming ning pingin cerita, tak rungoke (Bapak nggak mau maksa. Tapi kalau mau cerita, Bapak dengerin)."

"Sakniki mpun limang sasi sejak kula ditembung. Mas Taehyung nggih sampun matur Bapak nek ajeng ngelamar kula. Namung, kula ngerasa nek Mas Taehyung niku mboten serius (Sekarang sudah lima bulan sejak aku dilamar. Mas Taehyung juga susah bilang ke Bapak kalau mau melamar aku. Tapi, aku merasa kalau Mas Taehyung itu nggak serius)."

"Wis mbok takoni meneh durung? (Udah kamu tanya lagi belum?)"

"Nggih mpun nate. Sampun bola-bali. Mung njuk omongane mesthi dienggoke (Iya sudah pernah. Sudah bolak,balik. Tapi terus omongannya pasti dibelokin)."

"Mungkin ning gaweane kana, ana sing kudu diawasi tenanan. Dadi rung duwe wektu nggo ngomongke mantenan (Mungkin di kerjaannya sana, ada yang harus diawasi betul-betul. Jadi belum ada waktu buat ngomongin pernikahan)."

"Mugi-mugi mawon ngoten, Pak (Semoga saja begitu, Pak).

---

Sayangnya, Yunggi justru semakin meragukan keseriusan Taehyung setelah pria tersebut membatalkan kedatangannya ke Jogjakarta yang seharusnya dua hari lagi. Padahal mereka sudah hampir tiga bulan tidak bertemu.

"Maaf, Sayang. Aku bener-bener nggak bisa ninggalin kerjaan sekarang."

Yunggi hanya menghela nafas. Kecewa? Pastinya. Tidak perlu ditanyakan lagi.

"Ya sudah. Nggak apa-apa."

"Aku bakal langsung ke sana kalau udah selesai. I promise, Baby."

"Ya."

"Aku kerja lagi ya, Sayang. Habis ini kamu tidur ya. Oke?"

"Ya."

"Bye, Baby."

Tut!

Yunggi menatap kosong ke arah layar ponselnya. Air matanya perlahan turun.

"Kowe bahkan ora muni kangen pa sayang (Kamu bahkan nggak bilang kangen atau sayang)."

---

"Arep ning endi je, Mas? (Mau ke mana, Mas?)" tanya Joko saat melihat Yunggi memanaskan motor di halaman rumahnya.

"Mubeng-mubeng ben ra edan (Muter-muter biar nggak gila)."

Roman PicisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang