I met you suddenly, getting to know you accidentally and I don't know since when your name was carved beautifully in my heart
- Vano Adya Reynand -***
Disebuah kamar, terlihat seorang Vano yang sedang berkutat pada laptopnya. Sangat fokus, sampai sampai tak sadar bahwa ibunya telah berada tepat dibelakangnya.
"Vano.." panggil Inka, Bunda Vano. Membuat yang dipanggil terkejut dan langsung menutup laptopnya dengan keras. "Vano, kalo laptopnya rusak, bunda gak mau beliin lagi ya." Ucap Inka sambil tersenyum kecil.
"Ya maaf bunda.."
"Em.. kalo diterima, jangan lupa kenalin ke bunda ya." Ucap Inka dengan senyum jahilnya dan langsung pergi dari hadapan Vano yang masih bingung dengan ucapan ibunya itu.
·D·
Bel istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu, membuat kantin yang tadinya sepi menjadi sangat ramai sekali. Vano yang memilih untuk mengembalikan buku di perpustakaan dahulu pun meringis dalam hati melihat kantin yang ramai dengan banyak siswa - siswi disini.
Vano mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kantin. Dan ya, dia akhirnya menemukan dimana Kyla sekarang duduk bersama sahabat - sahabatnya. Terlihat jelas sekali, bahwa Kyla sedang tertawa bersama yang lainnya.
Vano pun memantapkan langkahnya berjalan menuju Kyla dan lainnya. Entah mengapa tiba-tiba ia menjadi gugup begini.
Belum sempat langkah Vano sampai ke tempat duduk mereka, Ajil yang sudah melihat Vano pun langsung memanggil Vano.
"Woi No, sini bro gabung." Ajak Ajil sembari melambaikan tangannya di atas.
Vano hanya tersenyum mengiyakan dan langsung duduk disamping Nando, tepat di depan Kyla.
"Hai No." Sapa Kyla sembari tersenyum ramah.
Vano tersenyum membalas senyuman Kyla. "Gue to the point aja kali ya. Gue kesini itu bukan cuma karena pengen makan sama kalian aja, tapi gue juga pengen ngomong sama lo Kyl." Tutur Vano dan disambut dengan tolehan cepat oleh Nando.
"Waduh-waduh, ngomong apa nih bosque?" Tanya Ajil.
Vano melihat Kyla yang sedang intens memandangnya seakan bertanya apa yang akan Vano bicarakan.
Vano juga melirik ke arah yang lainnya, mereka pun sama. Sama melihat Vano dengan serius, seakan akan mereka ingin cepat mendengar apa yang Vano katakan.
"Eh - eh, kok jadi serius gini sih. Santai dong, gue cuma pengen ajak Kyla jalan kaya biasa." Ucap Vano cengengesan.
"Ahh, gak seru - gak seru." Seru Ajil. Sedangkan Nadya hanya melirik sebentar ke arah Nando yang terlihat sedang mengalihkan pandangannya dari Vano dengan pelan.
"Gimana Kyl?" Tanya Vano.
Kyla mengangguk pelan sambil tersenyum. "Oke."
"Lo gak ajak kita sekali-sekali No." Ucap Nando santai.
"Ah iya No, lo belum pernah lho traktir kita. Ngajak sahabat kita mulu lo." Lanjut Ajil.
"Nanti ya kawan, nanti gue traktir oke?" Jawab Vano pada Ajil. "Untuk sekarang gue berdua sama Kyla dulu ya bro." Lanjut Vano dengan tolehan ke arah Nando.
·D·
Sore ini, Kyla sedang berada di dalam kamarnya. Ia telah siap untuk pergi bersama Vano. Kali ini Kyla menggunakan kaos lengan panjang berwarna kuning dengan kombinasi garis hitam, rok pendek diatas lutut, serta sepatu hitam dan kaos hitamnya. Tak lupa jepit cantik yang berada di rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM'S [COMPLETE]
FanficKisah empat orang yang bersahabat dari kecil hingga mereka beranjak dewasa. Namun, apa jadinya jika diantara salah satu dari mereka ada yang menaruh rasa pada sahabatnya sendiri? - "Gimana ya rasanya kalo kita pacaran?" "Hah? Ga waras lo ya? Kita ka...