Chapter 19

36 10 12
                                    

Minta maaf dulu kalau ada typo wkwk

***

"Nad, kenapa sih? Itu makanan lo dingin nanti." Ucap Nando menyadarkan Nadya dari lamunannya.

Sekarang, Nadya, Nando dan juga Ajil sedang berada disalah satu warung nasi goreng kaki lima yang tak jauh dari sekolahnya. Mereka sengaja datang dahulu ke warung tersebut karena Ajil memaksa, laper waktu istirahat ga sempet makan, katanya.

"Iya ini gue makan." Kata Nadya.

"Lagipula kalau gue gak abis kan ada Ajil yang abisin." Lanjutnya.

"Ya gak gitu juga kali neng, kan lo istirahat tadi gak makan juga." Balas Ajil.

Nadya hanya menatap datar nasi gorengnya dan memakannya dengan tak nafsu. Nadya masih memikirkan apa yang Kyla bilang saat di sekolah tadi. Apa katanya? Ia ingin menikung Vano darinya? Nadya benar - benar tak habis pikir.

"Jil, lo balik duluan deh. Nadya biar sama gue." Celetuk Nando, membuat Nadya yang mendengarnya langsung mendongakan kepalanya.

"Kenapa Nadya jadi bareng lo?"

Nando menghela nafas dan menoleh kepada Nadya. Nadya yang menyadari tolehan Nando pun lantas memalingkan wajahnya ke arah lain.

Nando mendekatkan wajahnya ke telinga Ajil dan berbisik, "Nadya mood nya lagi gak baik, biar gue yang nanya."

"Kalau sama lo, bisa - bisa makin emosi dia." Ucap Nando.

Ajil mendengus sebal mendengarnya. Lalu ia melihat ke arah Nadya yang memang keadaanya tidak terlihat baik - baik saja.

Ajil menghela nafas. "Yaudah, gue serahin Nadya kali ini sama lo."

"Dih, lo ngomong gitu kaya lo pacarnya aja."

Nadya menaruh sendok nya keras, sampai - sampai satu orang ibu dan anaknya yang sedang makan di warung nasi goreng itu langsung menoleh kaget. Untung saja tidak begitu ramai.

"Lo pada ngomong apaan sih?! Gak inget kalau gue juga ada disini? Gue jadi kaya ngerasa kalau gue nyamuk diantara kalian." Tutur Nadya kesal membuat Nando dan Ajil bergidik ngeri mendengar penuturan dari Nadya.

"Ampun Nad, lo kira gue gay? Masih normal gue Nad .." Balas Ajil dengan nada super lebaynya. Bapak lo nonton lang! Yo yang tahu.

"Jangan ngadi - ngadi Nad. Malu gue sama ibu sebelah." Ucap Nando dengan suara pelan.

"Lo pulang bareng gue ya Nad, biar Ajil sendiri dulu."

"Kenapa?"

"Kepo lo Nad, ah udah ah yuk." Celetuk Ajil tiba - tiba.

Mereka beranjak dari tempat duduknya, Nando langsung mengajak Nadya naik ke atas motornya meninggalkan Ajil yang sedang membayar makanan mereka pada abang penjual.

Diatas motor, Nando melihat Nadya dari kaca spionnya hanya terdiam dengan wajah datar. Kenapa Nadya?, batin Nando. Karena tak biasanya Nadya seperti ini.

Nando menghentikan motornya di taman dekat komplek mereka. Nadya mengernyitkan keningnya, bertanya dalam hati untuk apa Nando membawanya kesini?

"Duduk dulu Nad." Ajak Nando pada Nadya untuk duduk di bangku besi yang ada di taman tersebut.

"Ngapain kita kesini sih Ndo?, gue tuh mau pulang. Cape gue."

"Gue rasa ada yang beda dari lo. Lo kenapa Nad?, ada masalah?" Tanya Nando menghadap Nadya.

Nadya terdiam, apa ia cerita saja pada Nando soal apa yang Kyla bilang?. Nadya bingung, disatu sisi dia ingin bercerita pada Nando. Namun disatu sisi, ia takut Nando akan bicara pada Kyla dan Kyla akan tersinggung akan hal itu. Nadya harus apa?

DREAM'S [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang