Chapter 22

36 7 9
                                    

"Udah gapapa lo surprise in Kyla duluan, ntar gue sama Ajil malemnya aja."

Kini, Nando sedang termenung di dalam kamarnya dengan tangannya yang memegang sebuah kalender mini. Ia melihat sebuah tanggal yang diingkari dengan spidol berwarna merah. Tanggal 27 Agustus, hari ulang tahun Kyla.

Nando masih memikirkan apa yang Nadya katakan, yaitu rencana tentang ia yang akan memberi kejutan pada Kyla tepat jam 12 malam dan tentunya dengan persetujuan eyang dan Papa Kyla.

Selang beberapa menit tadi, memang Nando, Nadya dan Ajil sedang mengobrol mengenai kejutan ulang tahun Kyla via video call. Nadya memberi saran, Nando akan mengejutkan Kyla dengan membawa kue dan kado ke kamar Kyla tepat jam dua belas malam. Sedangkan Nadya dan Ajil akan menyusul pada malamnya.

"Apa Kyla bakal seneng ya?, secara kan dia lagi marah sama gue." Gumam Nando. Sudah beberapa hari ini ia tidak pernah mengobrol lama dengan Kyla, hanya sebatas sapa bila bertemu di sekolah.

Tok tok tok

"Nando!" Panggil Chika, Mama Nando.

Pintu kamar Nando terbuka perlahan, menampilkan Mamanya yang terlihat siap dengan pakaiannya, sepertinya Mamanya itu akan pergi keluar.

"Kenapa Ma?," tanya Nando.

"Temenin Mama yuk. Ke mall."

"Tumben banget Mama minta temenin Nando, ada apa nih?"

"Ya gapapa, emang gak boleh ya ibu ngajak anaknya pergi?," tanya Chika pada Nando.

"Ya boleh sih Ma, tapi Nando gak mau ah Ma. Entar, Nando dikira nge date sama tante - tante lagi." Tutur Nando membuat Mamanya tergelak.

"Ya enggak lah, ah udah yuk ah. Sekalian kamu beliin kado buat Kyla, dia mau ulang tahun kan?," tanya Chika. Memang, karena Nando, Kyla, Nadya dan juga Ajil yang begitu dekat membuat para orang tua mereka tahu tentang apa yang ada pada diri mereka.

"Ah iya juga!" Celetuk Nando. "Yaudah Mama tunggu, Nando ganti baju dulu ya Ma." Lanjutnya.

"Oke." Jawab Chika lalu ia keluar dari kamar anak semata wayangnya itu.

Berbeda di lain tempat, lapangan basket SMA Garuda. Terlihat Ajil dan teamnya yang sedang latihan basket, karena memang mereka sebentar lagi akan mengikuti lomba basket melawan SMA Sentausa. Dan Vano juga ada disana.

"Woi! Istirahat dulu lah kita." Seru salah satu anak basket yang ikut latihan, dan dibalas anggukan oleh Ajil.

"Yaudah, kita istirahat dulu aja." Jawab Ajil, sang ketua team. Nyangka ga seorang Ajil jadi ketua wkwkwkwk.

"No, mau kemana lo?," tanya Ajil yang melihat Vano akan keluar dari lapangan basket.

"Mau beli minum gua, kenapa? Lo mau nitip?"

"Gak, gak usah beli minum. Ini gue bawa 3 botol nih."

Vano menganguk lalu menghampiri Ajil yang sedang mengelap keringat di dahinya.

"Tuh, ambil aja di dalam tas gue." Suruh Ajil.

Vano pun langsung meraih tas Ajil dan mendapati tiga botol air mineral di dalamnya, lantas Vano langsung mengambil satu. "Banyak amat lo bawa minum Jil." Celetuk Vano.

"Gue tadinya cuma mau bawa satu, tapi tiba - tiba pacar kakak gue ngasihin gue dua lagi, yaudah deh." Jawab Ajil sembari meraih satu botol di tas nya.

"Oh, lo punya kakak Jil?, baru tau gue."

"Iya."

"Udah kerja?"

"Udah, polisi. Sebentar lagi mau nikah dia."

DREAM'S [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang