"Terima kasih, selamat datang kembali."
Nadya meraih kantung plastiknya yang penuh dengan berbagai jenis cemilan. Dia sengaja membeli banyak cemilan untuk menemani hari-hari nya dirumah, orang tuanya pergi lagi karena urusan pekerjaan jadi ia akan memuaskan dirinya untuk menonton banyak drama korea sembari memakan cemilan-cemilan yang ia beli.
Saat Nadya mendorong pintu supermarket, dia dikejutkan dengan kehadiran Vano yang mempunyai ancang-ancang ingin masuk ke dalam supermarket.
"Eh, hai Nad," sapa Vano.
"Hai. Lo .. lo ngapain udah sampe sini aja No?" Tanya Nadya. Memang, supermarket yang ia datangi saat ini adalah supermarket yang ada di depan kompleknya. Bisa dibilang lumayan jauh untuk Vano yang rumahnya bukan disekitar situ.
"Iya, gue kesini karena sekalian mau pergi kerumah Kyla," jelas Vano ramah.
"Ngapain?"
"Gatau. Kata Kyla sih gue mau diajakin nonton drakor," tutur Vano dan Nadya hanya mengangguk-anggukan kepalanya pelan. "Hehehe, padahal gue sama sekali gak tau sama yang namanya drakor. Gak pernah gue tonton," tambah Vano.
"Oh gitu, yaudah kalau gitu gue duluan ya. Gue mau balik kerumah."
"Mau gue anter gak?" Tawar Vano.
"Gak usah, No. Lagian lo kan baru aja sampe ke sini."
"Gak papa Nad. Gampang, ntar gue bisa lagi balik ke sini."
"Gak usah No, makasih ya. Gue duluan," pamit Nadya lalu ia melangkahkan kakinya pergi dari hadapan Vano.
·D·
Tok tok tok!
"Ck, siapa sih ganggu aja."
Nadya sekarang sedang menonton drama korea yang ada di laptopnya sembari memakan beberapa cemilan. Dia mendengus saat mendengar ada suara ketukan di pintu utama rumahnya. Ganggu saja, pikirnya. Terdengar jelas memang, sebab Nadya menonton drama koreanya di ruang tv yang memang dekat dengan pintu utama rumahnya.
Nadya membuka pintu rumahnya, dan dia menghembuskan nafas kasarnya saat dia tahu siapa yang datang kerumahnya dengan ketukan yang suaranya cukup kuat.
"Halo kakak galak."
Kalian pasti sudah bisa menebak siapa yang datang bila dia memanggil Nadya dengan sebutan galak. Yup, Ajil.
"Ngapain sih lo? Tau gak kalau lo itu ganggu," tutur Nadya pada Ajil yang notabene nya memang mempunyai sifat yang sangat menyebalkan. Tapi author suka wkwk.
"Udah diem lo. Nih, gue bawain bola ubi," kata Ajil sembari menunjukan kantung plastik tepat di depan wajah Nadya.
"Ih, kenapa bola ubi sih?! Kan gue maunya martabak!"
"Lah ini kan kesukaan lo. Lagipula, udah dibawain juga," balas Ajil geram. "Lagipula, mana gue tau lo lagi pengen martabak."
"Ish. Yaudah sini!" Seru Nadya lalu menarik kasar kantung plastik yang berisi bola ubi itu.
"Dih, ngambil-ngambil aja. Woi siniin ga?!" Ucap Ajil sembari mengejar Nadya yang masuk ke arah ruang tv nya.
"Bibi mau bola ubi gak?" Tawar Nadya saat ia melihat ARTnya yang sedang berjalan menuju kamar.
"Oh enggak non, bibi baru aja makan. Masih kenyang."
"Oh oke."
Nadya membawa bola ubi tersebut dan kembali duduk berhadapan dengan laptopnya yang berada di atas meja. Dia kembali memutar drama nya yang belum selesai ia tonton karena ulah si manusia dajjal, si Ajil. Ngomong-ngomong soal Ajil dimana orang itu sekarang?

KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM'S [COMPLETE]
Hayran KurguKisah empat orang yang bersahabat dari kecil hingga mereka beranjak dewasa. Namun, apa jadinya jika diantara salah satu dari mereka ada yang menaruh rasa pada sahabatnya sendiri? - "Gimana ya rasanya kalo kita pacaran?" "Hah? Ga waras lo ya? Kita ka...