"Lo sakit apa sih Kyl?" Bisik Nadya pada Kyla yang sekarang duduk di sebelahnya.
"Perut gue kram Nad, pinggang juga kerasa sakit banget tadi," jelas Kyla.
"Oh gue tau ni. Kebiasaan lo kalau lagi dapet gini nih, ya kan?"
"Sstt, gak usah besar-besar ngomongnya. Malu gue ada Ajil sama Nando."
"Hahahaha, iya iya orang gak besar juga. Lagipula Ajil kan tuli," jawab Nadya.
"Nah! Hahahaha"
Kini, Nadya merasa sepertinya Kyla telah kembali seperti dulu lagi. Kyla duduk di sampingnya sembari bercanda tawa dengannya, dan ada Ajil juga Nando yang berkumpul bersamanya. Woah, Nadya benar-benar berharap semoga ini bukan mimpi.
"Kalian berdua kenapa sih?" Celetuk Nando yang tersenyum melihat Kyla dan Nadya yang sedari tadi tertawa. Ntah apa yang mereka tertawakan, batin Nando.
"Asli. Gue jadi ngerasa gue ini kambing congek diantara lo berdua," tegas Ajil.
"Jangan galak-galak dong babang Ajil yang ganteng," rayu Nadya sembari meletakan siku kanannya pada bahu Ajil. "Tapi boong," lanjut Nadya dan mendapat tawaan dari Kyla dan Nando.
"Apanya yang boong?" Tanya Ajil.
"Ish, TELMI"
Ajil menoyor kepala Nadya dan tentunya bukan Nadya kalau tidak membalasnya. Maka terjadilah perkelahian karena hal sepele yang terjadi pada dua orang itu. Nando dan Kyla hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan dari dua orang sahabatnya itu. Sudah biasa, batin Nando dan Kyla.
"Udah-udah ah, gue menang." Celetuk Nadya membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan karena ulah Ajil.
"Dih. Gue lah yang memang, gila ya lo?"
"Ah, udah-udah. Eh Jil, lo tu kalah, cewek selalu menang. Lo inget itu," ucap Kyla pada Ajil membuat Nadya berkata, "aku padamu Kyl," Nadya dan Kyla lalu bertepuk ria karena membuat Ajil jadi diam tak berkutik.
"Hadeh, ada-ada aja."
Akhirnya Nadya dan Ajil pun berdamai, selesai sudah perkelahian kecil dirumah Kyla tersebut. Nando melihat Kyla yang sedang tertawa dengan Nadya sembari memakan kue kering yang disediakan Kyla untuk mereka yang datang. Nando ingin memanggil Kyla, namun saat ia akan memanggil tiba-tiba saja, "assalamualaikum," ucap seseorang yang muncul di pintu rumah Kyla. Dan dia adalah Vano.
Kyla menoleh dan mendapatkan ada pacarnya itu, lantas Kyla tersenyum dan langsung berlari menuju pintu untuk dekat dengan Vano. Bucin banget langsung lari.
"Vano!"
"Hai," jawab Vano sembari tersenyum memamerkan deretan giginya.
"Kok jadi sok manis gitu," bisik Ajil pada Nadya dan dibalas gelengan kecil dari Nadya.
"Kamu sakit apa, sayang?" Tanya Vano memegang kedua bahu Kyla.
"Hm, ngga kok cuma kram doang di perut sama sedikit sakit di pinggang," jawab Kyla.
"Udah minum obat?"
Kyla mengangguk, "semenjak kitaorang dateng Kyla udah enakan kok," semua menoleh ke arah Nando. Ya, Nando yang menjawabnya. Entah mengapa, mulut ini sangat ingin mengucapkan kalimat itu padahal sedari tadi dirinya sudah menahan untuk tak mengatakan itu.
Kyla tersenyum kecil pada Vano dan dibalas senyuman hangat oleh Vano. "Kalau udah enakan, bisa dong kita jalan?"
"Bisa lah! Hehehe, kayanya bakal sembuh total kalau pergi jalan sama kamu," ucap Kyla membuat Nadya menghela nafas kasar. Ajil menoleh ke arah Nadya, "Kenapa lo?" Tanya Ajil dan Nadya hanya menggeleng menjawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM'S [COMPLETE]
Fiksi PenggemarKisah empat orang yang bersahabat dari kecil hingga mereka beranjak dewasa. Namun, apa jadinya jika diantara salah satu dari mereka ada yang menaruh rasa pada sahabatnya sendiri? - "Gimana ya rasanya kalo kita pacaran?" "Hah? Ga waras lo ya? Kita ka...