03

607 136 168
                                    

guys, jangan lupa vote dan komen ya biar tambah semangat wkwk.
happy reading ʕ•ᴥ•ʔノ♡
ーーーーー

"Gua nitip Ara ye? Awas lu diapa-apain gua tampol!" Kata Nana sambil menaiki sepedanya.

Jeno dan bundanya terkekeh. "Paan sih, ya kaga lah. Udeh sono pulang."

"Iya Nana, hati-hati di jalan, salam sama bundamu juga." Kata bunda Jeno.

Nana tersenyum dan salim sama bunda. "Oke bun, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Setelah Nana pergi, bunda dan Jeno masuk kembali ke rumahnya. Ara tidak pulang karena kebiasaanya kumat lagi ketiduran ditempat orang.

"Jeno, kayaknya Nana tuh protektif ya ke Ara, sampe segitunya dia." Kata bunda.

Jeno menghela nafas. "Hm... mereka kan udah sahabatan dari kecil, wajar aja Nana protek dia kek gitu, bun. Jeno juga sekarang gitu semenjak sahabatan sama mereka."

"Protektif ke Ara?"

"Ke Nana juga lah, bun. Ibarat Nana sama Jeno tuh kakak buat Ara, apalagi dia kan ceroboh harus dijagain."

"Kamu sayang gak sama Ara? Siapa tau ada benih-benih yang beda." Goda bunda pada Jeno.

"Duh, apaan sih bun pertanyaannya. Kan sayang sebagai sahabat lebih dari apapun itu tuh. Kalo ada berarti Jeno udah ngerusak persahabatan. Itu benih toge kali bun, dah ah Jeno mau tidur."

"Ya ampun bisa aja ngelesnya. Tidur di sofa ya? Awas aja loh ada Ara di kamar kamu!"

"Iya bunda bawel!"

ーーーーー

05:10

Ara merasa wajahnya disemprot, dengan kesal ia menggrutu. "HUJAN DARI MANA NIH??"

"PALA LU HUJAN! MANDI HEH! SEKOLAH!" Balas Jeno yang sengaja membangunkan Ara dengan mencipratkan air ke wajahnya.

Ara baru sadar kalau ia sudah tertidur di kamar Jeno semalaman. "Anjrit! Jen gua ketiduran."

"Iye, kebo lu emang. Udah sana mandi, pake baju gue dulu nanti dianterin ke rumah sekalian samper Nana, abis mandi sarapan dulu bunda masak tuh." Jelas Jeno sambil memberikan baju miliknya.

"Oke deh."

Saat Jeno meninggalkan kamarnya, Ara merasa sangat aneh kalau Jeno memberikan perhatian padanya. Padahalkan dulu juga Jeno selalu perhatian sama Ara atau Nana. Ia merasa wajahnya sangat panas dan berdegup. Hal ini baru-baru terasa tapi ia menahannya untuk beberapa saat, karena tidak ingin membuat masalah.

Setelah sarapan mereka langsung pergi ke rumah Ara dan Ara segera berpakaian seragam. Sambil menunggunya Jeno ke rumah Nana dulu memastikan dia masih di rumah.

"NANA BAU KELUAR WOY!"

"BRISIKK! LAGI PAKE SEPATU!"

Beberapa saat kemudian Ara dan Nana bersamaan keluar dari rumahnya.

"Anjay! Skuy berangkat!!!"

"Semangat banget lu!" Celetuk Nana.

"Harus dong Nana sayang." Jawab Jeno menggoda Nana.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ᴛᴀᴋ ᴛᴇʀɢᴀᴘᴀɪ ; ᴊᴀᴇᴍɪɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang