04

520 136 168
                                    

Saat pulang sekolah seperti biasa pulang bareng namun Nana tidak pulang karena harus latihan, kali ini Ara meminta Jeno menemaninya membeli perlengkapan tulis menulis. Namun saat itu juga bunda Jeno menelponnya.

Drrrddd dddrrrddd...

"Siapa tu Jen?" Tanya Ara.

"Bunda, bentar gua angkat dulu." Kata Jeno dan langsung mengangkat teleponnya.

"Kenapa bun?" Tanya Jeno.

"Kamu cepet-cepet pulang, bunda tunggu. Penting soalnya." Jawab bunda.

"Hm... oke deh, ini mau pulang."

"Bunda tunggu, ya."

bip

Dengan rasa sedikit tak mengenakkan pada Ara, Jeno membatalkan untuk mengantarnya dan cepat-cepat pulang ke rumah.

"Duh, sorry deh bunda pengen ngomong penting. Gua gapapa kan balik duluan?"

"Yaelah santai, Jen. Bisa ko sendiri. Lu cepetan gih bunda nungguin loh." Jawab Ara.

Jeno tersenyum dan mengacak pelan kepala Ara. "Iya. Lu hati-hati di jalan kalo ada apa-apa telepon gua atau Nana ya! Dah~"

"Oke Jen. Dah~"

dag dig dug...

"FAK?? KOK?? DAHLAH!!! AMBYARー" Dumel Ara dalam hati.

Mau bagaimana lagi Ara gak bisa maksa karena bundanya Jeno yang ada kepentingan sama dia. Untung belum jalan sampe gerbang sekolah jadi Ara balik lagi saja untuk menemui Nana yang lagi latihan basket walau lama banget nunggunya.

Setelah menunggu 1 jam, dengan keringat di tubuhnya Nana menghampiri Ara yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya di bawah pohon dekat lapangan basket.

"Kenapa ga pulang? Jeno mana?" Tanya Nana tiba-tiba.

"Bunda mau ngomong penting ama Jeno jadi dia buru-buru pulang." Jawab Ara.

"Oh. Terus ga jadi beli alat tulisnya?"

Ara menghela nafas. "Terus gua kesini ngapain? Nunggu dilamar ama lu? ya biar bisa dianterin sama lu bego!"

"Dih, ngomongnya udah lamar-lamar aja nih, tenang Ra lu dilamar ama gua kok mau kapan?" Jawab Nana sembarang.

"Ngarep lu!!!"

"Ya abisnya ngomongnya begitu, sih. Tunggu bentar gua ganti baju dulu."

"Iye, ah!"

ーーーーー

Ketika sampai dirumah Jeno langsung bertemu dengan bundanya kebetulan ada ayahnya juga disana. Mereka berbasa-basi dulu sebentar dan dilanjutkan pembicaraan yang dianggap bunda sangat penting.

"Jadi, kantor bunda sama ayah dipindahkan ke Bandung, bunda sebenernya keberatan cuman mau gimana lagi." Jelas bunda.

"Pindah?" Tanya Jeno.

ᴛᴀᴋ ᴛᴇʀɢᴀᴘᴀɪ ; ᴊᴀᴇᴍɪɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang