Minggu ketiga ini Nana masih belum bisa pulang ke rumahnya, masih dalam masa pemulihan. Dari belajar hingga bermain ia lewati di rumah sakit dengan kedua sahabatnya yang selalu hadir. Tak kejutㅡHyunjin, yang dulunya membenci pun membesuknya sudah dua kali. Bukan masalah bagi Ara atau pihak yang lain, cowok itu hanya ingin berperilaku baik karena pernah menyesal untuk membenci Na Jaemin.Setiap pulang sekolah Jeno dan Ara langsung mengunjungi Nana di rumah sakit. Tanpa pernah bosan untuk melihat wajah Nana. Tapi kali ini cowok itu sudah terlihat baik-baik saja, pemeriksaan tadi pagi oleh dokter Park, ia bilang larangan untuk memakan makanan yang mengandung pemanis terlalu tinggi, minuman kaleng, kopi, makanan cepat saji dan ia juga harus mengontrol kadar natrium garam agar stabil dan tidak berlebihn atau kekurangan.
"Ughㅡgue gak bisa minum kopi sama yang manis-manis lagi," kata Nana dengan intonasi yang pasrah.
Jeno menyengir jahil di sebelahnya, "elu sih, kebanyakan minum kopi kek gini nih jadinya. Udah tau bikin parah tetep aja diminum"
"Tau nih, dibuat parah sendiri emang! Gak ngerti lagi gue!" Imbuh Ara dengan wajah yang menyebalkan.
"Ya enak abisnya, mantep. Tapi udahlah gak usah bahas ntar gue pengen!"
"Enaknya dimulut doang, sakitnya sebadan-badan!" cibir Ara sambil menyuapi Nana potongan buah alpukat yang telah direkomendasikan oleh Dokter Park.
Nana yang sedang mengunyah menatap ceweknya itu menjengkelkan, "ngomel mulu." Ujarnya.
"Abisnya bandel banget lu!" sambar Ara kesekian kalinya.
Jeno meraih tas ranselnya, kemudian ia kenakan dipunggung lebarnya. Sore ini ia tidak bisa lama di rumah sakit, Jeno mendapatkan tugas untuk membimbing ekskul musik hampir setiap minggu ia hadir dan tak pernah absen. Tapi, ia sudah bilang kepada kedua sahabatnya kalau hari-harinya mulai sibuk.
Keadaan langit sore perlahan berubah menjadi oranye, tampak indah karena menyatu dengan separuhnya yang masih berwarna biru. Tiang infusan itu didorong Ara, pasalnya Nana ingin menikmati udara segar di taman rumah sakit.
"Jeno masih sibuk?" tanya Nana pada Ara yang sibuk berjongkok sambil menggali tanah, sontak Nana keheranan ketika melihat tingkah ceweknya.
Pertanyaan Nana tidak digubris dan terabaikan. Ketika Nana ikut berjongkok di hadapannya, meperhatikan kelakuan lucu sang gadis, seketika tercipta senyuman tulus di bibirnya.
"Ngapain gali-gali?" tanyanya kembali.
Ara mendongakkan kepala, mendapati Nana yang serius memandangi wajahnya, lantas membuat Ara tersenyum samar karena malu.
"Jangan natap gitu," ujar Ara sambil melanjutkan kegiatannya. Tapi lelaki itu malam mendekatkan wajahnya dan tersenyum lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴛᴀᴋ ᴛᴇʀɢᴀᴘᴀɪ ; ᴊᴀᴇᴍɪɴ
Fanfiction𝐻𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎 𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑙𝑎𝑔𝑖 𝑔𝑢𝑒 𝑗𝑎𝑔𝑎𝑖𝑛 𝑙𝑢? 𝐶𝑖𝑛𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑗𝑎𝑟. 𝑇𝑎𝑝𝑖 𝑠𝑒𝑘𝑖𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑛𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑎𝑝𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑟𝑎𝑠𝑎𝑘𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎. 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑏𝑎�...