29

278 52 134
                                    

Diperingatkan jarinya klik vote dulu yak!
jangan pelit manteman💚

𝚑𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚛𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐

Setelah memasak beberapa makanan mereka berkumpul dan makan bersama. Sedangkan di bawah ada bunda Ara, bunda Nana dan juga bunda Jeno yang sedang berbincang-bincang layaknya sedang membicarakan suatu konsep untuk anaknya, namun memang hal kumpul-kumpul seperti ini sudah biasa dilakukan para ibunda.

"Bunda lu pada ada di bawah noh," ucap Ara.

"Ngapain dah?" Tanya Nana.

Ara menaikkan bahunya, kemudian lanjut memakan ramen.

"Palingan juga ngerumpi, biasalah ibu-ibu," cakap Jeno di sana sambil merobek donatnya menjadi dua bagian lalu memberikan satunya pada Maya.

"Iya sih, siapa tau ngomongin pernikahan kita, Ra?"

Ara menatap Nana jahil, "aww, mau nikah!!!"

Nana tersenyum, "nanti kita bilang ke bunda ya? Ehehe"

Jeno dengan Maya hanya memasang wajah cringe saat mendengar Ara dan Nana yang sangat lebay.

"Sekolah dulu bambang!" Sahut Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sekolah dulu bambang!" Sahut Jeno.

"Bilang aja iri lu!!! Sono menikah sama Maya weh!!!" Balas Nana sambil merangkul Ara seakan tidak boleh direbut.

Jeno menatap jijik keduanya, "hih! Siapa juga ya, May? Bisa aja besok kita yang nikah ya!"

Maya mengangguk semangat, "bener, auto ke KUA kita, Jen."

"Yaudah, sih!" Kata Nana nyebelin.

"Ya, yaudah bangke!" Timpal Jeno ngegas.

Nana menatapnya sinis, "NGEGAS TERUS ASU!"

"BERISIK!!! MAU GUE BANJUR LO PADA PAKE KUAH RAMEN, HAH?!" Teriak Ara sambil mengangkat mangkuk yang berisi kuah ramen yang berwarna merah pekat.

Maya tertawa melihat ketiganya yang begitu konyol, sehingga author juga berpikir yang normal disana hanyalah Maya seorang diri. Sisanya memiliki otak sedikit miring.
















"Aku pulang duluan ya," kata Maya sambil membuka pagar depan rumah Ara, ia diantar Jeno kedepan. Karena gojek yang sudah dipesannya sudah datang.

Jeno tersenyum, "iya, maaf aku ga anter, gak bawa motor soalnya."

"Ga apa-apa ko"

"Yaudah, hati-hati di jalan, kalau udah sampe chat aku," kata Jeno.

"Iya, bye~"

Maya memakai helm yang sudah diberikan oleh abang gojek tersebut, lalu langsung saja naik ke motornya. Ia melambaikan tangan pada Jeno sambil tersenyum begitu pula Jeno padanya.

ᴛᴀᴋ ᴛᴇʀɢᴀᴘᴀɪ ; ᴊᴀᴇᴍɪɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang