07

434 115 105
                                    

mohon kerja samanya ya guys 💚
terimakasih 💚

Happy reading

ーーーーーー

Hari ini Jeno benar-benar tidak masuk sekolah, dia sedang berbenah di rumahnya dia akan berangkat besok pagi. Sedangkan Ara terlihat tak seperti biasanya, walau sebelumnya Ara sudah menentukan pilihan dan semua konsekuensinya, tetap saja hatinya tidak bisa bohong dan dari raut wajahnya terbaca dia sangat menyesal dan kecewa atas dirinya sendiri.

Disisi lain Nana masih memerankan perannya menutupi segala rasa luka dihatinya. Walau terbilang sangat ekstrovert Nana kurang bisa mengungkapkan apa yang bersangkutan dengan masalah hati, namun dia lah juga yang paling peka dengan caranya sendiri. Mendengar Jeno akan pindah ini juga sulit baginya, dia tidak punya lagi teman untuk dijahili atau bertengkar tiap hari dengannya karena masalah sepele. Bagi Nana sahabat memanglah segalanya, kemarin Nana mencairkan suasana dengan kelakuannya agar tidak canggung, menghibur mereka, tapi Nana rasa dia sedang sedih saat itu juga.

"Muka lu pucet, Na." Kata Ara menatap wajah nana yang memang kelihatan pucat itu dengan cemas.

Nana membuka kamera depan pada ponselnya. "Hm... Iya juga ya." Gumamnya, kemudian mematikan ponselnya dan kembali dimasukkan ke saku celana.

"Lo ngga makan?" Tanya Ara.

"Ngga laper, kemaren kan makan banyak di rumah lu." Jawab Nana.

"Tapi kalo hari ini gak makan sama aja lu nyari penyakit, nyampe rumah makan pucet banget asli, tadi aja lu ngga ke kantin malah molor di mesjid."

Nana mulai bingung, kenapa Ara hari ini begitu perhatian, bahkan Ara sampai tahu kalau Nana istirahat tadi tidur di masjid, biasanya dia ngga seteliti itu sama gerak-geriknya.

"Kenapa tiba-tiba perhatian?" Tanya Nana sedikit lesu.

"Gua kasian aja liat lu yang ngga kaya biasanya, ya walau tadi gua di sekolah juga gitu sih ga ngomong sama lu, tapi mau gimana lagi. Jadi lu juga jangan sampe sakitlah, Na." Jelas Ara lalu mencubit Nana.

Nana tersenyum lebar, terlihat gummy smile yang sangat manis terlukis indah. "Aww!!! Awas aja lu, kekuatan gua harus di charge biar bisa nampol lu, Ra!" Balasnya sambil sedikit menjambak rambut Ara.

"Anjing!!! Gua ga akan kalah ama lu sekarang ko, awas aja!" Ucap Ara tak mau kalah.

ーーーーー

06:35

"Lelet banget sih taliin sepatu juga?!" Gerutu Ara, menghiasi pagi ini dengan omelannya pada Nana.

"Yaelah sabar aja kali!" Jawab Nana ketus.

Tinn tinn tinn

Suara klakson mobil yang tak asing membuat kedua remaja tersebut menoleh ke mobil itu.

"Jeno?" -Ara.

Itu mobil Jeno, di dalamnya ada ayah serta bundanya. Mereka semua keluar dari mobil tersebut. "Woy!" Panggil Jeno kepada mereka berdua.

Dengan perasaan hati yang tiba-tiba sedikit mendung, Jeno terlihat sangat baik-baik saja tampak luar. Mereka berdua menghampirinya.

"Sumpah kayak mimpi." Gumam Ara sambil menatap kosong ke arah Jeno.

Jeno mengambil dua box dari mobil dan memberikannya kepada Ara dan Nana. "Hadiah dari gua, pake ya awas kalau ga dipake gua marah!" Ucap Jeno.

"Please deh, Jen. Nyebelin banget, dahlah ga ada partner tubir!" Cetus Nana dengan nada pasrah.

"Mau gimana lagi, bego! Doain aja gua bisa main lagi ama kalian!" Kata Jeno.

"Pasti sih, kalo ada lost kontak, masing-masing harus cari Jeno! Ngilang main game kek ngilang beribu tahun!" Ucap Ara.

"Hahaha bisa aja, Ra. Yaudah nih gua mau pergi ya, jangan nakal-nakal lu berdua apalagi sampe bunuh-bunuhan gak ada gua." Jeno memeluk kedua sahabatnya.

"Kalian sahabat terbaik yang pernah gua temuin, gua bakalan kangen banget sama kalian." Bisik Jeno kepada Ara dan Nana.

Jeno melepaskan pelukannya, dan tersenyum.

"Ra, inget banyakin belajar biar lulus. Lu kan bolotnya ga kelar mulu! Tapi, boong. Jaga diri baik-baik, sehat dan bahagia terus ya, Ra." Kata Jeno sambil mengelus kepala Ara dengan lembut.

" Kata Jeno sambil mengelus kepala Ara dengan lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ara hanya mengangguk sambil menahan air matanya.

"Lu juga, Na. Tambah akhlak lu, soalnya udah jadi seksi kerohanian. Apalah yang kaga buat Nana."

"Yoi bro, uhu sedih nyeu~"

Mereka berpamitan juga dengan ayah dan bunda Jeno. Mereka kemudian langsung bergegas menuju Bandung. Setelah mobilnya jalan, Ara membuka box tersebut, isinya music box, gelang hitam yang bertulisan 'Ra' dan dua buah topi itu karena Ara sering pakai topi jadi Jeno beli yang baru buat Ara. Sedangkan Nana ia mendapatkan baju sesuai apa yang kemarin ia bilang baju tersebut adalah baju kesayangan Jeno, Nana juga mendapatkan gelang hitam yang bertuliskan 'Na' lalu ada miniatur animasi kesukaannya. Tapi ada yang aneh, Jeno juga membelikan Nana bikini berwarna maroon.

"FUCEK BENERAN DIBELIIN BIKINI!!!" Refleks Nana berteriak di depan Ara.

"HAHAHAHA, ngakak banget asli!!!" Reaksi Ara, ia tertawa melihat bikini tersebut.

Karena perpisahaan dengan Jeno menyita banyak waktu, mereka telat bahkan gak jadi sekolah, akhirnya mereka jalan-jalan di kota.

"Rasanya aneh ya, Ra." Celetuk Nana.

"Udah dong lu jangan bikin gua nangis bombay terus!!!" Oceh Ara kemudian menyenggol Nana pelan.

"Tapi kan gua juga sedih." Kata Nana.

Air mata yang sedari tadi ditahan-tahan oleh Ara kini bergelinang membasahi pipinya. "Hm... Nana.." Ia langsung memeluk Nana erat sembari isak tangis yang menjadi-jadi, tapi Nana selalu ada di sampingnya sebagai seseorang satu-satunya harus menjaga Ara.

next...

Sebenernya ga tega dibuat gini si Nana yaampun (ू˃̣̣̣̣̣̣︿˂̣̣̣̣̣̣ ू)

ーーーーー

ーーーーー

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ᴛᴀᴋ ᴛᴇʀɢᴀᴘᴀɪ ; ᴊᴀᴇᴍɪɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang