Aku tlah tahu
Hati ini harus menghindar
Namun kenyataanku tak bisa
Maafkan ku terlanjur mencintaTiara Andini
Terlanjur mencintaーーーーーー
Ara dan Nana kini tengah berjalan di pinggiran komplek tanpa Jeno, karena dirinya sedang pergi bersama Maya. Oleh karena itu mereka tak ingin mengganggu jadi mereka pulang berdua saja, Hyunjin juga sedang ada urusan dengan teman-temannya, kalau Nana sih orangnya gak mau tau tentang Heejin dan bodo amat tentangnya.
"Ra, napa sih lu waktu itu niat banget bantuin gue jadian sama si Heejin, padahal lu belom tau perasaan gue ke dia kek gimana?" tanya Nana sambil merangkul Ara.
Gadis itu menatapnya, "eh, lu punya mulut tuh pake makanya. Gue kan disuruh yaudah gue bantu, lagian lu pengen pacarankan?"
Nana rolling eyes, "heh! Gue milih-milih ya, lagian terpksa demi elu! Bm lu, yang pengen liat gue punya pacar."
"Ko jadi gue?"
"Iya lah, orang lu pacar kesayangan gue, ehehe,"
"Mimpi lo, ketemu Hyunjin aja langsung jadi batu,"
"Tunggu aja, ada saatnya gue bertindak, anjay. Udah keren belom gue?"
"Pffttㅡ sok-sokan fakboy lu!" Ara menoyor kepala Nana.
"Ehh!!! Kok gitu sih ke pacar? Harusnya tuh, gini..." Nana menggenggam tangan Ara, lalu mengelus-elus kepalanya.
"Lo mau dielus kepalanya?" tawar Ara saat itu juga sambil terkekeh karena ekspresi wajah Nana yang sangat imut.
Nana mengangguk, ya siapa yang mau nolak coba, "mau dong, aku kan ga pernah nolak kalo sama kamu,"
"Idih, gila banget lu alay anjir!"
"Ayo, katanya mau dielus!!!" Ucap Nana protes.
Ara memelas, "bawahan dikit, ketinggian tau!"
Nana menyesuaikan tingginya dengan Ara, kemudian Nana dielus lembut oleh Ara. "Kek lagi ngasuh kucing ya?" Tanya Nana sambil menatap Ara.
"Iye, lu kucing garong."
Ara terkekeh saat itu juga, melihat ekspresi Nana yang ceria lagi membuatnya semakin semangat juga setelah seharian di sekolah.
"Na, malem anterin ge mau? Lagi pengen jajanan, yu!" Ujar Ara sambil memohon pada Nana.
"Emang bebeb lu gak bisa?"
"Kan dia ama temennya, pasti ga sempet," kata Ara.
"BOLEH!!! SKUYY!!!" Jawab Nana bersemangat.
Sesampai di rumahnya Nana langsung mandi, kini ia seperti disambar hormon dopamin yang sangat melimpah. Ia terus menunggu kedatangan sang malam, ia sangat ingin jalan-jalan dengan Ara untuk kesekian lamanya.
"Mau kemana sih, Na? biasanya ngga mandi magrib-magrib, gini?" Tanya sang bunda.
Nana tersenyum sambil mencomot makanan yang baru saja dibuat oleh bundanya, "mau nganterin Ara, katanya lagi pengen jajan."
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴛᴀᴋ ᴛᴇʀɢᴀᴘᴀɪ ; ᴊᴀᴇᴍɪɴ
Fanfiction𝐻𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎 𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑙𝑎𝑔𝑖 𝑔𝑢𝑒 𝑗𝑎𝑔𝑎𝑖𝑛 𝑙𝑢? 𝐶𝑖𝑛𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔𝑙𝑎ℎ 𝑤𝑎𝑗𝑎𝑟. 𝑇𝑎𝑝𝑖 𝑠𝑒𝑘𝑖𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑛𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑎𝑝𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑟𝑎𝑠𝑎𝑘𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎. 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑏𝑎�...