34

280 44 149
                                    

vote dulu yuk hyunk
dan jangan lupa komen juga xixi
💚💚💚

Kepergian Maya membuat sosok Jeno lebih memfokuskan diri kepada kegiatan musiknya di sekolah, walaupun diakhir-akhir semasa SMA-nya ini seharusnya ia fokus belajar. Tentu saja, itu hal yang sudah terjadwal baginya. Teringat mantan kekasihnya itu yang selalu upload snapgram atau apapun itu disosial media, selalu saja berdampingan dengan Mark. Hingga ia dengan bosannya jarang memegang ponsel dan kembali dengan kesibukannya.

Mengingat ini sudah kedua bulannya semenjak kejadian Maya dan Jeno putus dan Nana yang waktu itu sering kambuh, namun sekarang Nana meminimalisir kegiatannya. Walaupun berusaha meminimalisir, tetap saja Nana selalu overactive dalam melakukan apapun, tapi disaat menahan rasa sakit itu selalu ada Jeno dan bunda yang menguatkannya.

Nana melihat figura yang berisi potret bertiga dengan kedua sahabat seperjuangannya membuat bibir manis itu tersenyum tulus. Bayangan masa lalu terputar dari kejadian yang membuatnya senang hingga merasakan pilu yang mendalam. Tak tahu apa yang ingin katakan, hanya terima kasih dan rasa bersyukur karena ia dapat mengenal Jeno dan Ara yang senantiasa selalu mendampinginya sejauh ini.

Perempuan bersurai panjang nan lurus itu membuka kamar abangnyaㅡ Johnny, yang baru saja seminggu lalu pulang ke rumah dari Amerika. Wah... rasanya Ara sudah lama sekali tidak mengusik kehidupan Johnny. Ngomong-ngomong soal Johnny, dia sedang berlibur kemari untuk temu kangen dengan keluarganya, walaupun sudah tidak lengkap karena ayahnya menceraikan bunda. Johnny memaklumi itu, bahkan Ara merasa biasa saja, karena sudah sama-sama terbiasa hidup tanpa berdampingan dengan sosok ayah. Tepatnya, ayah yang selalu melarikan diri.

"Bang, molor mulu deh gue heran sama elu. Balik-balik bukannya ngajak jalan kek, apa kek! Resek banget si lu!!!" Gerutu Ara pada Abangnya yang sedang rebahan sambil menonton netflix.

Johnny menoleh, menatap adiknya yang sangat rewel itu. "Kan kemarin udah, masa jalan mulu? Emang si Nana gak ngajak kamu keluar?" tanya Johnny dengan nada yang jahil.

Ara menepuk punggung Johnny sedikit kencang sehingga kakaknya itu meringis. "Ihh, kan gue masih kangen ama elu bang!"

"Nana, paling dia lagi ngerjain soal saintek kali, gue kan mana paham bang, lo tau sendiri kan?!"

Pria dengan karismanya itu tersenyum kemudian terkekeh mendengar jawaban sang adik, "hahaha, lagian lo itu stupid-nya kebangetan. Untung masih ada yang naksir, kalo nggak? Ya, terimain takdir ya, Ra? Hahaha." Candanya.

"Wah! Parah sih, padahal sendirinya aja jomblo ngatain yang udah punya, bener-bener nih punya abang ngaco!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wah! Parah sih, padahal sendirinya aja jomblo ngatain yang udah punya, bener-bener nih punya abang ngaco!"

"Gue udah taken. Lo aja yang kudet!" Sambar Johnny dengan ekspresi menjengkelkan.

Adiknya itu berdecik kesal, "cihㅡ siapa si? who's that gurl, huh?"

"You don't know her."

ᴛᴀᴋ ᴛᴇʀɢᴀᴘᴀɪ ; ᴊᴀᴇᴍɪɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang