36

415 46 103
                                    

Operasi semalam baru selesai pukul enam pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Operasi semalam baru selesai pukul enam pagi. Sekarang Nana masih belum sadarkan diri akibat obat bius total. Selang-selang yang berasal dari ventilator itu masih melingkar di wajah termasuk selang oksigen, tangannya tertancap selang kecil berisi cairan infusan yang terus mengalir masuk ke dalam tubuhnnya, dan garis vertikal yang sekarang berada di dadanyaㅡbekas jahitan, masih terselimuti dengan balutan kapas juga kain kasa.

"Bunda, Jeno udah kasih tau Ara sama Bang Johnny, ko. Tapi gapapa bunda kalau kaya gini?"

Jeno baru saja menelepon Johnny dan keluarga dirinya. Pada awalnya ia menelepon Ara tapi ponselnya tak kunjung aktif. Karena sebagaimana pun Ara harus mengetahui keadaan Nana.

"Gak apa-apa, Jen. Sekarang dia berhak tau, karena susah buat nyembunyiin lagi kalau masalah Nana udah besar gini," jawab Bunda dengan mata sayunya sambil menatap Nana yang masih menutup matanya.

Jeno hanya mengangguk saja, kemudian duduk di sebelah bunda untuk menenangkannya. Bunda Nana tidak menangis, entah kenapa. Mungkin ia sudah terlalu banyak melewati kesedihan dan kehampaan dalam hidupnya, sehingga ia sudah terbiasa dengan hal seperti ini.

Tak lama setelah itu, Ara dan Johnny datang untuk membseuk Nana. Cewek itu gemetar menahan tangis saat melihat Nana terbaring lemah setelah operasi semalam. Ia hanya ingin penjelasan sekarang, kenapa bisa Nana jadi seperti ini tiba-tiba.

Ara menanyakan perihal Nana langsung kepada sang bunda. Tapi, kala itu bunda langsung saja memeluk Ara yang tak bisa menahan tangis sedihnya.

"Bunda, Nana kenapa bisa begini?" tanya Ara disela tangisannya.

"Maaf, bunda gak kasih tau kamu. Karena Nana sendiri yang melarang keras ngasih tau tentang ini ke kamu."

"Kenapa bunda?"

"Nana punya sakit turunan dari ayahnya dan baru ketahuan baru-baru ini, Kardiomiopati ARVC. Itu sama, kan? Dia gak mau kasih tau karena pasti kamu bakalan cemas berlebih dan gak mau bikin kamu susah, nangis, dan mikirin yang ngga-ngga tentang Nana sendiri."

Ara mengusap air matanya kasar, "tapi, Ara kalau tau kayak gini, pasti ngga bakal bawa dia ngelakuin kegiatan yang bikin capek. Ara ngga tau bunda"

"Maafin Ara"

Bunda hanya mengelus-elus punggung Ara dengan lembut. "Nana bakal sembuh ko, jangan sedih ya? Nana paling gak suka kan? liat kamu sedih?"

Cewek yang masih dengan seragam sekolahnya itu mengangguk lemas, ia marahㅡtapi untuk apa? kesal? Iya, dia juga rasa. Kenapa Na Jaemin dengan tega tak memberitahu tentang apa yang dirasakannya kali ini? Dia sangat tega menyiksa dirinya dengan miliaran luka untuk dirinya sendiri dan kebahagiaan untuk orang disekelilingnya yang ia cintai. Kenapa ada manusia seperti dia? Egois terhadap diri sendiri.

"Just relax, Nana will be okay, Ra. Just wait until he wakes up," imbuh Johnny yang dari tadi jongkok di depan adiknya itu sambil menenangkan rasa sedih Ara.























ᴛᴀᴋ ᴛᴇʀɢᴀᴘᴀɪ ; ᴊᴀᴇᴍɪɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang