26

280 59 155
                                    

Maya turun dari motor CBR milik Jeno.

"Kamu ga mau mampir dulu?" Tanya Maya seraya membuka helm dan mengembalikannya pada Jeno.

"Ngga dulu deh May, salam sama ibu dan ayah kamu, ya?"

Maya mempoutkan bibirnya, "hm, oke deh. Hati-hati di jalan, Jen."

"Iya, duluan ya."

Jeno langsung bergegas kembali bersama motornya, entah perasaannya kali ini benar-benar tidak enak, takut sesuatu terjadi pada dirinya.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Sepulang dari jalan-jalan, Nana tidak langsung pulang ke rumahnya tapi dia malah mampir ke rumah Ara, karena sejak perjalanan pulang Nana keukeuh ingin menginap di rumah Ara. Entah kenapa, Nana ingin menginap di sana, selagi dapat ijin oleh bunda.

Bunda Nana mendatangi rumah Ara sambil membawa beberapa makanan untuk mereka berdua.

"Bunda" Panggil Nana kepada bunda yang sedang menyimpan makanan tersebut di kulkas.

Bunda menoleh, "apa?"

"Nana kan boleh nginep di sini, Nana boleh ga tidur di kamar Ara?" Tanyanya sambil berbisik.

Bunda langsung menggegtok kepala anaknya tersebut dengan sendok, membuatnya meringis. "Aw-- ko digetok, bun?"

"Bunda ngebolehin nginep, tapi jangan sekamar juga lah, Na," kata bunda.

"Atuh kalo tidurnya gak akan sekasur ini bunda, nanti Nana cari tempat lain, misalnya di sofa kamar Ara gitu terus tidur di bawah juga bisa yang penting sekamar"

"Ngeles aja kamu"

"Yah, please dong bun, boleh ya? Ayo percaya sama Nana" Nana mulai memohon-mohon.

Bunda menghela nafasnya pasrah, "yaudah, asal jangan sekasur dan itu semua tergantung Ara mau apa ngga. Kalau ada apa-apa kejadian harus tanggung jawab, inget kamu laki-laki harus gantle, untung kamu sama Ara bukan yang lain"

Nana terkekeh senang, "ahay-- asik, tenang bun, masih batas wajar kok"

"Dasar! Iya-iya, bunda pulang dulu, mau ngurusin perkembangan kedai, yah? Hati-hati kamu" Kata bunda, langsung saja berlalu dari hadapan Nana.

"Makasih bunda sayang!!!" Teriak Nana.






Ara menuruni tangga setelah beres mandi dengan piama pink dan juga rambut panjangnya yang di cepol itu membuat Ara terlihat lebih fresh.

Ia menatap Nana yang sedang menonton serial kartun itu langsung saja ia hampiri dan memeluknya dari samping. Seketika Nana langsung tersenyum akan tingkah Ara yang manja.

"Bunda mana? bukannya tadi ke sini?" Tanya Ara.

"Udah pulang, ngasih makanan doang," jawabnya.

Ara mengangguk, "mbok juga jam segini udah tidur masa, untung lu nginep jadi gue ada temennya"

"Mau ditemenin apa? Mumpung gue nginep nih" Tawar Nana sambil membelai kepala Ara dengan lembut.

"Hm... Temenin kerjain tugas gue deh, ya?"

Nana menghela nafasnya kasar, "emang dah lu paling males ama tugas!"

Gadis itu tersenyum penuh harapan, "iya, tapi gue mandi dulu" sambung Nana.

"Gue males ama tugas, lu lebih males mandi wey!" Sambar Ara kemudian melepas pelukannya.

"Kenapa dilepas?"

ᴛᴀᴋ ᴛᴇʀɢᴀᴘᴀɪ ; ᴊᴀᴇᴍɪɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang