Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jadi, perubahan DNA saat fase mitosis atau juga meiosis berlangsung itu namanya mutasi kromosom." Jelas Jeno sembari membenarkan kaca mata yang bertengger dihidung mancungnya.
"Oh..." jawab cewek itu yang kini merebahkan kepalanya di atas meja belajar dengan keadaan yang sudah sangat pasrah, dan poin utamanya adalah mengantuk.
Setelah mengantar Ara pulang, Jeno tidak langsung bergegas ke rumahnya. Karena Ara meminta bantuannya untuk mengerjakan pr biologi, karena otak dan isi kepalanya sama sekali tidak pernah menangkap penjelasan guru-guru, bahkan jika ia berusaha pun masih sama saja tidak mengerti.
Jeno meliriknya, kemudian menutup buku biologi yang ia pegang itu lalu disimpan ke rak buku milik Ara. Kemudian telapak tangannya menepuk bahu sahabatnya, peka kalau Ara sudah mengantuk berat.
"Tidur aja." Cakap Jeno.
Ara menatapnya dengan tatapan yang lelah, matanya sudah merah. "Belom beres," jawabnya lesu.
"Gak usah, nanti gue bantu di sekolah. Bawa aja bukunya." Tolak Jeno sambil membereskan buku milik Ara dan ditumpukkan ke pojok barisan buku pelajaran.
Gadis itu hanya menghela nafasnya kasar dan jujur saja ia memang sangat lelah dan mengantuk. Langsung saja ia menghampiri ranjangnya dan menjatuhkan dirinya kasar.
"Gue balik, ya!" Sahut Jeno ketika memakai tas ranselnya dipunggung, lalu menatap ke arah sosok Ara yang tengah menatapnya sayu.
"Hm..."
Jeno menghampirinya dan mengacak surai hitam panjang itu lalu tersenyum gemas, "istirahat ye, jangan banyak pikiran."
Ara tersenyum sambil mengangguk.
Setelah berpamitan dengan Ara, Jeno turun ke bawah dan mendapati Johnny duduk bersama laptop di hadapannya, tampak ia sedang mengerjakan sesuatu. Dengan segera Jeno menyapanya untuk berpmit pulang.
"Bang, balik duluan!" serunya sambil menepuk pundak Johnny.
Johnny menoleh pada Jeno, "eh, Jen. Kenapa gak nginep? Udah malem ini," tanyanya.
"Ngga, Bang. Kasian bunda sendiri, ayah lagi lembur soalnya," jawab Jeno sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Johnny mengangguk, "Makasih ye, gue bersyukur banget selama ini adek gue dijagain sama duo kunyuk. Nana sama elo udah banyak bantu adek gue yang begonya kebangetan, sampe rela aja balik malem terus," ucapnya penuh empati.
"Santai aja kali, bang. Kita kan saling menjaga, gak pilih kasih. Kan gak tega juga kalau liat sahabat sendiri kesusahan," ujar Jeno meyakinkan Johnny.
"Syukurlah, tapi keadaan Nana gimana?"
"Dia udah pulih ko, tinggal ngelakuin pantrangan aja biar gak kambuh lagi," jawab Jeno.
