19

289 68 154
                                    

Setelah puas jajan dan jalan-jalan bareng. Mereka berdua pulang ke rumah jam sembilan malam  karena Nana tau kalau lewat jam segitu mbok nya Ara bakal nyariin, toh bunda Nana juga nyuruh dia pulang sebelum lewat jam sembilan.

"Istirahat, jaket gue lu bawa dulu," kata Nana.

"Hehe, iya. Makasih ya udah nemenin gue," jawab Ara sambil mengembalikan helm milik Nana.

Nana tersenyum, "santai, kali-kali ajak gue lagi."

"Idih, siap selalu gue ajakin, tapi kalo ga ada Hyunjin," katanya.

Mereka terkekeh, "Na, minum obat ye, takut masuk angin lu ga pake jaket, gara-gara gue juga, si." Lanjut Ara dengan mimik yang kikuk.

"Paling dikerok, hahaha. Yaudah, sana tidur!"

"Hih, iyaa! Dadah~"

"Dahㅡ",

"eh, sini dulu!" Ara yang sudah mau masuk rumah terpaksa kembali menghampiri Nana.

"Apa?"

Tanpa basa-basi Nana mencubit gemas kedua pipi Ara. Gadis itu meringis, "awwㅡ  sakit bodoh!!!"

"Selamat malam pacar orang," ucap Nana.

"Sakit tau!!!"

"Kan biar romantis,"

"Romantis kaga, yang ada pipi gue bengkak!"

"Yeh, nanti gue cium biar ga bengkak, ehe." kata Nana usil.

"HEH! SIALAN LO!"

"KABOOORRRR!!!" Nana dengan tawanya meninggalkan Ara dan langsung membawa masuk motornya ke dalam garasi rumah.

"AWAS AJA LU!!!"

ㅡㅡㅡㅡㅡ 

Suara detik jam dinding kelas membuat pikiran lelaki itu sangat bosan ㅡㅡNana, masalahnya dijam pelajaran yang kosong ini sahabatnya tidak berada di kelas. Ara seperti biasa selalu disamperin Hyunjin, Maya ia sedang sibuk mengajarkan sains pada anak-anak ekskul KIR di Lab, sedangkan teman sekelasnya sibuk masing-masing mengerjakan tugas yang belum selesai. Semua tugas suadah Nana kerjakan jadi dia tidak usah repot-repot mengerjakan di sekolah.

Tiba-tiba Jeno mengetuk jendela kelas Nana, tentu saja tahu siapa yang terpanggil. Nana langsung keluar kelas dan menghampiri Jeno.

"Gabut banget gue," celetuk Nana pada Jeno.

Jeno terkekeh, "mabar yok ama gue?" tawarnya.

Nana berdecak malas, "ckㅡ bosen anjir. Lo ngga nyamperin si Maya ke Lab?" Ujung-ujungnya ia bertanya.

"Ngga, lagi sibuk ga boleh diganggu. Lo juga gak nyamperin Heejin?"

"Gak! Udah males gue denger namanya!" Jawabnya kesal.

Lagi-lagi Jeno terkekeh, membuat sepasang matanya melengkung indah dan senyumannya yang imut terlukis seketika. "Gue tau perasaan lo masih sama,  Ara tetep Ara." Ujar Jeno.

" Ujar Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ᴛᴀᴋ ᴛᴇʀɢᴀᴘᴀɪ ; ᴊᴀᴇᴍɪɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang