30

314 47 164
                                    

vote dulu pemirsa
jangan lupa komen juga

part lumayan panjang
aku harap kalian gak bosen
💚💚💚





Maya membulatkan matanya terkejut mendengar tawaran dari om-- ayah pemuda yang berada di sampingnya. Kemudian pemuda tersebut sedang menatapnya dan tersenyum seakan berharap ia menerimanya.

Sekarang yang ada dibenaknya entah ingin bereaksi seperti apa, bahagia? Ya, tentu saja ia bahagia. Sedih? Rasa itu juga mengelabui perasaanya.

"H-hm... Ini seriusan om?" Tanya Maya polos.

Pria itu mengangguk sambil tersenyum, "iya, Maya. Tapi om tau kamu pasti kaget, jadi kami kasih waktu kok buat pikir-pikir lagi, gak usah terburu-buru dan gak terlalu lama juga ya? Hehe," katanya.

Maya menatap ibunya dengan wajah yang dilema, dan ibu pun berbisik, "Ibu terserah kamu, May."

"Ayo, Maya kamu harus pikir yang benar jangan sampe nyesel loh nantinya. Kalian juga punya cita-cita yang sama kan? Bisa dijalani bersama." Ucap ayah Maya.

Gadis itu tersenyum hambar, "aku ke atas dulu ya, om." Ujar Maya, langsung saja ia berdiri dan melangkah menuju lantai satu dimana kamarnya berada.

Yang lainnya hanya mengangguk, tapi setelah beberapa saat, pemuda itu menyusuli Maya untuk berbicara.

Pemuda itu menemukan sosok Maya yang sedang memandangi pemandangan di balkon kamarnya.

"May?" Panggilnya.

Maya menoleh kepadanya dengan senyuman.

"Maaf ya kalau aku terburu-buru. Karena aku udah janji sama kamu dulu, kalau aku udah sukses dikuliah aku bakal lamar kamu," ujarnya seraya berdiri di samping Maya.

"Setelah kakak lulus SMA beneran ke luar negeri aku gak ada temen, tapi sampe sekarang... Jujur aku belum bisa lupa sama kenangan kita, aku juga inget sama janji itu dan berharap kakak cepet pulang. Tapi disela kakak pergi, seseorang datang dan mencintai aku layaknya itu kakak, aku ngerasa jahat sama dia aku ga cerita karena takut, bahkan kita backstreet itu kemauan aku, selama setahun dan baru buka-bukaan hubungan dua tahun ini. Jadi, aku selalu bersikap baik sama dia. Aku juga ga mau kakak tau, buat kakak kecewa. To be honest, I still want you, even him love me and i love him too but no one like you."

Pemuda itu terdiam sejenak mendengarkan penjelasan yang dikatakan oleh Maya, seakan ia terlalu lama untuk meninggalkan gadis mungil yang selama ini ia tunggu sampai merelakan menolak puluhan gadis sempurna di kampus.

"Sometimes we have to be selfish, but don't forget to thank. You know what? I reject dozens of beautiful girls only my ego and my heart only chooses you. Mungkin kamu saat itu cuma kesepian dan kehilangan perhatian dari aku, maaf ya aku kelamaan perginya."

Maya tersenyum tipis dan mengangguk.

























Pagi-pagi sekali pukul 05:30 Ara sudah mengetuk pintu pemilik rumah yang bermarga 'Na' tersebut dengan penuh semangat. Niatnya ia ingin mengajak Nana untuk jogging ke lapangan, sudah lama mereka tidak melakukan olah raga.

ᴛᴀᴋ ᴛᴇʀɢᴀᴘᴀɪ ; ᴊᴀᴇᴍɪɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang