27

304 56 176
                                    

dimohon vote dan komennya ❤︎

-play : bila rasaku ini rasamu-


Maya dan Jeno jalan beriringan pergi ke kantin pagi ini dengan suasana yang senyap tanpa pembicaraan sama sekali.

Namun, Jeno ingin berusaha membuka pembicaraan, namun bukan mengenai kejadian semalam, tapi juga pikiran Jeno masih memikirkan itu sampai ia baru bisa tertidur pada pukul empat pagi.

"Ryu kapan datengnya, May?" Tanya Jeno sedikit ragu.

"Hm... Abis magrib tuh dia dateng, Jen. Oh iya, kamu semalem ko ga chat aku lagi? Katanya mau chat"

Jeno melirik ke sembarang arah sambil berpikir untuk menjawab apa, "aku ketiduran, kayaknya badan aku capek banget kemaren. Padahal gak ngapah-ngapain"

"Tapi kamu ga telat makan lagi kan?"

"Aku makan dulu ko sehabis anterin kamu pulang" Jawabnya.

Maya hanya mengangguk saja, "k-kamu pulang jam berapa?"

"Sekitar jam stengah sebelas" Jawaban Maya membuat Jeno mengernyitkan dahinya. Setengah sebelas waktunya sangat malam sekali, bahkan Jeno tidak berani mengajak Maya main selarut itu. Pernyataan itu benar-benar membuat Jeno kesal, tapi kali ini harus ia pendam dahulu, Jeno tidak mau Maya curiga dengan tingkahnya.

Jeno menghela nafasnya kasar, "gak dimarahin sama ayah?" Tanyanya.

"Aku udah dapet ijin ini ko lagian kan sama Ryu, dia juga udah deket sama ayah"

Apa-apaan sekali, kenapa bisa-bisanya Maya membela lelaki yang tak dikenal oleh Jeno? Hubungannya dengan ayah Maya itu apa? Isi kepala Jeno mulai banyak pertanyaan asing yang bermunculan.

"Kalau aku yang bawa kamu main sampe jam segitu, kamu bakal dimarahin gak?"

"Ya, tergantung. Kamu ngajak akunya kemana dulu," jawab Maya dengan senyuman manisnya itu.

Jeno membalas senyumannya, "hm... Pulang sekolah kita main, tapi pulang dulu siap-siap. Mau?" Tawar Jeno.

"Oke, nanti kamu jemput aku?"

Jeno mengangguk, "iya nanti aku jemput, sekalian ijin ke ayah sama ibu kamu"









Laki-laki itu berhadapan dengan punggung seorang perempuan yang sempat ia kenali, karena ingin tau sebuah jawaban darinya, ia memegang bahu kiri perempuan itu, sehingga ia berbalik menatapnya.

"Hyunjin?" Tanyanya ketika melihat sosok Hyunjin yang memegang bahunya.

"Ehm, Ra"

"Ehm, Ra"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ᴛᴀᴋ ᴛᴇʀɢᴀᴘᴀɪ ; ᴊᴀᴇᴍɪɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang