Hari yang melelahkan

3.9K 280 6
                                    

Matahari terlihat sudah menyongsong kearah barat. Terlihat pasangan kekasih yang baru saja menjalin hubungan asmara begitu sangat senang ketika berboncengan sambil memegang erat pinggang kekasihnya itu. Siapa lagi ? Iya, aku dan Rama.

Rama mengantarkanku ke tempat ku praktek kerja. Sampai didepan gerbang, rasanya aku masih ingin berbincang begitu lama dengan Rama. Aku masih baru saja menjalin hubungan dengannya, aku ingin mendengar lebih banyak cerita tentang Rama, ingin tau bagaimana keluarganya dan juga latar belakangnya dan semua tentang Rama. Kurasa memang terlalu cepat kami menjalin hubungan ini. Tapi karena Rama meyakinkanku, aku pun merasa dia bisa diandalkan dan bisa menjagaku.

"Cepat masuk gih.. Besok kalau aku ada waktu luang, makan siang bareng lagi ya ! Tapi kamu harus makan nasi, jangan makan kentang doang" Rama perhatian sekali, padahal aku hanya malu jika Rama tau aku sedang kelaparan, malu jika aku terlihat rakus.

"Iya deh beres.. kamu mau kemana setelah ini ?" tanyaku.

"Aku mau bertemu pamanku, ada hal penting yang ingin kutanyakan padanya" Rama menjawab dengan tatapan yang serius.

"Apa aku boleh tau?" tanyaku lagi.

"Kapan-kapan akan aku beritau ya kalau kita bertemu, ayo cepat masuk !". Rama sepertinya buru-buru. Memang ada hal penting apa ya ?
"Oke, hati-hati dijalan,bye.." Aku melambaikan tanganku. Rama tersenyum dan mengangguk pelan sambil memutar motornya.

Sebenarnya aku masih belum siap secepat ini menerima Rama sebagai kekasihku. Mengingat kami baru saja kenal satu hari, selain itu juga karena kami beda keyakinan. Aku belum begitu yakin dengannya. Apa nanti kami akan menemui kesulitan ? Pasti banyak sekali perbedaan pendapat diantara kami. Semoga aku tidak salah langkah ya Tuhan.

=============

Setelah aku sampai di ruangan. Pak Edi memberiku tugas banyak sekali. Tentu bersama Sari. Kami harus fotocopy 30 berkas. Masing-masing berkas ada 5 lembar. Dan tiap berkas difotocopy 10 kali. Lalu harus mengetik dokumen kemudian di print. Dokumen nya cukup tebal. Aku yang baru saja belajar mengoperasikan mesin fotocopy, tentu masih kesulitan fotocopy bolak balik dan belum lagi kalau posisinya kurang pas, pasti mengulangi lagi. Padahal harus selesai dalam waktu 1 jam semua ini. Pak Edi sedang dikejar waktu. Maka itu beliau meminta kami membantunya secepat mungkin.

Setelah semua selesai. Pak Edi mengucapkan terimakasih dan membiarkan kami beristirahat tanpa tugas. Ya karena kami masih anak praktek baru, kami belum mengerti betul bekerja di kantor harus dikejar deadline seperti ini.

"Sar, aku capek banget. Apalagi mesin fotocopy nya sempet eror" kataku lesu.

"Iya nih, aku yang tadi ngetik dokumen juga capek. Aku kan cuma bisa pakai 2 jari telunjuk saja. Hahhhaha.." Sari tertawa lirih sambil menutupi mulutnya yang menganga lebar. Dasar ya si Sari.

"Sar, aku tadi jadian sama Rama" aku bicara meski sambil memejamkan mata di kursi ku.

"Ah, masa ? bohong nggak tuh ?" Sari mencibirku tak percaya.

"Iya betul. Tapi, aku merasa sepertinya aku belum siap. Lalu sudah terlanjur menerima Rama. Gimana dong?"

"Apanya yang gimana ? Jalani lah.. kan udah terlanjur bilang nerima. Nanti lama-lama kamu pasti bisa nerima dia" Sari sepertinya berpengalaman. Seperti menebak atau memang dia pernah di posisiku? Entahlah.

=========

Di rumahku.

Aku membuka pesan whatsapp dari Rama. Dia menanyakanku apa aku sudah sampai dirumah atau belum ? Apa aku telfon saja ya ?

Kriing... Kriing...

"Halo, La.. kamu udah dirumah, kan?"

"Hai, Rama.. Udah nyampe 15 menit lalu. Kamu masih di rumah paman atau sudah pulang ?" tanyaku.

"Masih di rumah paman nih. Kata pamanku, aku di ijinkan dekat denganmu. Pamanku sudah seperti Ayahku. Karena Ayahku kerja jauh sekarang" Rama menjawab, sepertinya dia bahagia sekali. Tapi kenapa harus curhat dengan pamannya secepat ini ?

"Oh, jadi paman setuju ? Maaf ya Ram" aku berbicara sedikit lesu.

"Maaf kenapa?"

"Aku sebenarnya masih ingin tau banyak tentangmu. Tapi, kapan bisa ketemu lagi?" Aku mencoba bertanya pelan supaya Rama tidak curiga bahwa sebenarnya aku belum terlalu siap menjadi kekasihnya.

"Tapi sepertinya belum bisa secepatnya, La. Aku masih harus di tempat pamanku selama 14 hari. Setelah itu, kita bisa bertemu lagi dan ngobrol banyak. Nggak apa-apa kan, La ?" Rama sepertinya sibuk deh. Dia disana ada kepentingan apa ya ? Aku enggan bertanya.

"Iya, yaudah aku tutup ya telfon nya"

"Eh, hei sebentar, La ! Sebelum itu, jangan hubungi aku dulu ya selama 14 hari, aku melupakan chargerku, disini signal juga lumayan sulit. Supaya kamu gak khawatir, La"

Permintaan Rama begitu aneh. 14 hari ? baru saja dia menyatakan cintanya dan merebut hatiku yang sebenarnya ragu. Kini dia menambah rasa penasaran dan keraguanku. Sebanarnya ada kepentingan apa ? Kenapa harus  14 hari ?

"Iya, tidak apa-apa. Hati-hati selama disana, Ram" Kataku , lalu kututup telfonku dengan Rama.

Aku lelah sekali hari ini. Tapi Rama yang membuat fikiranku jadi tambah lelah. Kenapa aku dipertemukan secepat ini lalu dia pamit menghilang ?. Sebenarnya apa maunya Rama ?

Aku merebahkan diriku diatas ranjangku. Membayangkan tadi siang saat dia mengajakku makan di cafe. Ah sudahlah, aku bad mood sekali. 14 hari ? Ah, sebal !

KIRIMAN ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang